Bab 3 - Kabur dari rumah?!

965 68 9
                                    

Alow
Guys sehabis baca jangan lupa tap like di logo bintangnya yaaa.. kalo ada kritikan boleh langsung tulis di kolom komentar.

Terimakasih☺️🙏





Terimakasih☺️🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

        Di pagi hari buta, dengan kabut tebal yang masih menyelimuti kota. Azizah berjalan mengendap - ngendap dengan tas ransel besar di punggungnya.

        Entah kenapa hari ini ia terbangun lebih awal dari semua penghuni rumah. Ancaman untuk kabur dari rumah kini menjadi bulat. Ia yakin dengan dirinya bahwa ia bisa mandiri.

        "Kuncinya dimana ya?" Gumamnya. Setelah menemukan kunci rumah, gadis berperawakan tinggi itu berjalan keluar rumah.

        Azizah tidak membawa satupun kendaraan di rumah. Ia berjalan ke depan gang untuk mencari kendaraan umum. Meskipun itu semua sia - sia karena, bagaimana mungkin di pagi buta seperti ini ada kendaraan umum lewat.

          "Mas.. mass.. taxi" panggilnya saat melihat sebuah mobil melewat di hadapannya.

          "Waduh neng, saya baru aja mau pulang" ujarnya.

          "Yah mas anterin saya dulu nanti saya bayar 2kali lipat deh" bujuk Azizah.

           "Ga bisa neng, saya buru - buru karena istri saya mau melahirkan" tuturnya dengan wajah yang panik.

           "Yaudah deh saya ikut sampe RS tempat istri mas bersalin gapapa?"

            "Yaudah ayo"

           Akhirnya Azizah memasuki taxi tersebut. Sebenarnya Azizah masih bingung harus pergi kemana. Tapi, jika dirinya masih berada di lingkungan rumah orang tuanya pasti akan memaksanya untuk bertemu dengan arhan.

         Tiba di sebuah rumah sakit bersalin daerah jakarta. Gadis itu turun dari dalam taxi. Ia memberikan beberapa uang lembaran kepada sang sopir.

          "Terimakasih mas, semoga istri mas lahirannya lancar yaa.." ucapnya sebelum meninggalkan mobil.

          Azizah berjalan tak tentu arah. Ia masih berfikir harus tinggal dimana. Ia mendudukan dirinya di halte depan rumah sakit. Mata nya menatap kosong jalanan yang mulai ramai dengan kendaraan. Dering ponsel dari sakunya membuat gadis itu tersadar.

After meet you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang