Hlowww
Aku kembali lagi
Semoga ga pada
Kabur ya🤣.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Han tolong ambilin Pampers dong di deket rak kosmetik aku" titah azizah.
Arhan langsung pergi membawanya. Hari ini akan menjadi hari terpanjang bagi arhan. Karena tidak ada mata kuliah dan juga kerjaan tidak begitu banyak, arhan full seharian di rumah bersama sang istri dan anak.
"Kamu gantiin Pampers ya aku kebelet BAB nih" ujarnya.
"Loh zah tapi—"
"Udah cepetan sekalian belajar, aku ga kuat pengen BAB" timpal Azizah sembari berlari terbirit-birit ke kamar mandi.
Arhan menatap sang buah hati. Menggaruk tengkuknya beberapa kali sembari menatap jijik pada sebuah benda di hadapannya.
"Huekkk.." sejauh ini ia sudah menahan rasa mualnya. Ini pertama kali dirinya mengganti popok Mahreen.
Segumpalan benda berwarna kuning itu mulai terlihat sangat jelas. Arhan menggulung Pampers kotor ditangannya sembari menahan mual.
"Masih anget lagi" gumamnya saat membuat Pampers tersebut kedalam plastik.
Ia mulai membersihkan tubuh Mahreen dengan tissue basah. Memakaikan kembali Pampers baru kepada sang buah hati.
"Dipake dulu ya cintaku, sayangku.."
Baru satu kaki yang masuk kedalam Pampers. Sebuah cairan beraroma menyengat membasahi perlak.
"Kamu pipis ya?" Tanya arhan, Mahreen hanya bisa menggerang sembari mengisap jarinya.
Arhan mepeuk jidatnya. Ternyata seribet ini mengurus bayi. Ia salut Azizah bisa melakukan ini semua sendirian. Arhan yang baru beberapa menit saja dibuat kewalahan. Mau tidak mau ia harus mengelap ulang tubuh Mahreen agar tidak iritasi.
Setelah berperang dengan pup dan kencing Mahreen. Arhan mengusap dahinya. Merasa lega akhirnya Pampers itu sudah terpasang. Ia memangku sang anak dan membawanya berjemur di luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
After meet you
Teen Fiction"kenapa harus di jodohin si, zize kan udah gede. zize berhak milih pasangan sendiri" protesnya saat gadis berambut pirang itu duduk berkumpul dengan kedua orang tuanya. "demi kebaikan kamu ze" "Abi sama umi egois! zize ga suka kaya gin...