Bab 16 - ujian nasional

914 76 24
                                    

Yuhuu
Aku up lagi nih
Jangan lupa like sama komennya ya...



YuhuuAku up lagi nihJangan lupa like sama komennya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

              Selesai dari kegiatan lari paginya, Azizah dan juga Fuji pulang ke rumah. Hari ini keduanya akan belajar bersama sebelum mengahadapi ujian besok.

           "Makan dulu zah, ajakin Fuji sekalian" ujar Nurul yang sibuk membereskan alat makan di dapur.

           "Iya umi mandi dulu bentar" sahut Azizah sembari memberikan handuk kepada Fuji.

         Agar Fuji tidak menunggunya lama akhirnya gadis itu memilih untuk mandi di kamar mandi kamar tamu. Lagipula kamari itu sudah lama tidak di tempati. Biasanya kakek dan nenek Azizah yang akan menempatinya atau bahkan supir pribadinya, tapi sekarang mereka sudah jarang berkunjung dan supir pribadi keluarga azizah sedang ambil cuti.

        Azizah bergegas untuk segera membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat. Sebelum masuk ke kamar mandi dirinya mendapatkan notifikasi pesan dari arhan.

Arhan

Besok lu ujian kan zah?

Iya kenapa?

Gapapa, semangat yaa..

Okay thanks Han..

               Setelah membalas pesan tersebut Azizah bejalan menuju kamar mandi. Ia langsung menyalakan kran air dan perlahan tubuhnya menjadi basah.

             Fuji yang sibuk dengan ponselnya langsung menoleh saat suara seseorang memanggilnya.

            "Ayo makan" ajak Azizah yang baru saja turun dari kamarnya. Gadis itu mengangguk dan berjalan menuju meja makan. Beberapa santapan lezat terhidang di meja. Jujur ia sangat rindu dengan masakan sang bunda. Namun, apa daya ia harus tetap tinggal di rumah mendiang kakanya. Ia tidak rela jika rumah penuh kenangan itu sampai di jual oleh keluarganya.

           Kedekatan antara ia dan kakak pertamanya begitu erat, bahkan dengan kakak iparnya. Ya, kakak pertama Fuji sudah menikah lama dan dikarunia anak lelaki yang makan sangat balita. Maka saat ia mendapat kabar bawa pria itu kecelakaan bersama istrinya, hatinya begitu rapuh. Ia seperti kehilangan setengah dirinya. Ia tidak lagi se-ceria dulu bahkan untuk tertawa pun berat. Yang ada hanya tangis pilu meratapi nasibnya. Ditambah dengan masalah keluarga dari kakak iparnya yang ingin sekali menjual rumah tersebut. Tanpa memikirkan bahwa mereka meninggalkan anak lelakinya sendirian.

After meet you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang