Hai guys
Aku kembaliJangan lupa tinggalkan jejak
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Melihat tumbuh kembang sang anak yang begitu cepat. Arhan dan azizah merasa senang. Mahreen sudah menginjak usia 4 bulan. Sudah mulai keluar celotehan random dari mulut mungilnya. Rumah sudah tidak sepi seperti dulu lagi sejak ada Mahreen.
Setiap hari sekali ada saja celotehan dari bayi itu. "Haloo anak ayah, are you ready baby girl?" Tanyanya.
Bayi itu hanya merespon dengan celotehan tidak jelasnya. Sembari menunggu Azizah bersiap arhan membantu sang istri memasukan beberapa kebutuhan anaknya.
Satu tas ransel sudah terisi oleh baju dan beberapa popok untuk Mahreen.
"Udah semua?"
"Udah"
Azizah langsung memasang gendongan. "Ets aku aja yang gendong Arin, kamu bawa tas ini aja" ujar arhan sembari memberikan tas kecil milik azizah.
"Yaudah aku bawa tas ransel sama tas kecil aku ya" ucapnya.
"Engga, tas ransel biar aku yang bawa soalnya berat" jawabnya.
"Kan kamu gendong Arin, dia udah berat tau sekarang" timpal Azizah.
Arhan menggeleng, ia tetap bersikeras untuk menggendong Arin dan tas ransel tersebut. Setelah selesai dengan perdebatan singkat itu. Akhirnya Azizah pasrah, biarkan dia merasakan bebannya.
Hari ini arhan tidak membawa mobil sendiri, ada Ammar yang menggantikannya. Karena semalam pria itu tidur di rumahnya karena umi tidak membukakan pintu. Ya, semalam Ammar pergi bermain bersama temannya hingga larut malam. Karena umi tipikal ibu yang tidak mau banyak bicara jadi ia langsung saja mengunci pintunya agar Ammar kapok.
"Udah semua mas?" Tanya Ammar sembari meraih tas kecilnya.
"Udah yu, nanti umi nungguin kasian" jawabnya.
Arhan dan azizah duduk di kursi belakang. Sedangkan kursi kosong di samping Ammar disediakan khusus untuk teman perempuannya. Pria itu ternyata sudah tubuh remaja, ia punya satu teman spesial di sekolahnya. Umi tidak melarang, tapi tidak juga membiarkannya. Ia pasti selalu menasihati Ammar untuk tetap berada di jalan yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
After meet you
Teen Fiction"kenapa harus di jodohin si, zize kan udah gede. zize berhak milih pasangan sendiri" protesnya saat gadis berambut pirang itu duduk berkumpul dengan kedua orang tuanya. "demi kebaikan kamu ze" "Abi sama umi egois! zize ga suka kaya gin...