Bab 20 - Hari bahagia?

1.1K 80 51
                                    

Helowww
Jangan lupa vote
Dan komennya yaaa




HelowwwJangan lupa voteDan komennya yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



             Selesai menggelar acara pengajian bersama keluarga. Arhan berniat untuk membeli cemilan di minimarket yang tak jauh dari rumahnya.

             "Han ko naik motor?" Tanya Sutrisno yang tengah asik berantai di teras depan bersama saudaranya.

             "Deket ko ke mini market depan" sahutnya sembari menyalakan kontak motornya. Ia melaju meninggalkan pekarangan rumah sendirian.

             Lengannya mulai mendorong gagang pintu dan berjalan santai memasuki ruangan. Menyusuri rak ia mencari beberapa makanan ringan dan juga cofee untuk stok di rumahnya.

             "Ini atau yang ini ya?" Gumamnya saat bimbang memilih varian rasa cofe.

            Uluran tangan seorang wanita membuat arhan terkejut. "Yang ini aja, kamu kan ga suka kopi item" tuturnya sembari menunjuk pada bungkusan cofe di sebelah kanan.

            Arhan tak merespon sedikitpun ia memilih memasukkan kedua cofe itu ke dalam keranjang belanja. Ia kembali berjalan mencari beberapa Snack. Namun, gadis itu terus saja mengikuti langkahnya.

          "Tumben beli makanan pedes, bukannya kamu ga suka ya. Dulu seingat aku, kamu pernah so kuat nemenin aku makan pedes pas pulang ke rumah kamu malah jadi diare dan kamu bilang ga mau makan pedes lagi" ujarnya sembari terkekeh kecil.

           Arhan muak mendengar perkataanya. "sorry gue bukan arhan yang dulu!" Sinis arhan.

          "Kamu bohong kan soal rencana mau nikah itu?"

          Arhan menghentikan langkahnya, ia merogoh saku celananya. Membuka ponsel miliknya dan memperlihatkan sebuah kartu undangan bertuliskan nama arhan dan juga seorang wanita yang ia kenal.

           "Zizah, bocil SMA itu?" Tanyanya. Ia kembali tertawa jahat, "sejak kapan selera kamu turun drastis Han, inget umur deh" lanjutnya.

              Alih - alih mendapatkan hati arhan justru perkataan wanita itu membuat arhan tersadar bahwa pilihannya menjauh itu benar. Andai saja ia tidak tahu keburukan dari wanita itu mungkin ia akan menyesal seumur hidupnya saat menikah nanti.

After meet you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang