Bab 6 - kenapa mau dijodohin?

729 41 13
                                    

Alooooowwww
I'm back....

Pa kabar nich...
Huahhh maaf kelamaan istirahat nyaaaa xixixi..

Yu ah gassken

Yu ah gassken

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


          Matahari mulai meredup, kini keduanya sudah berada dalam mobil. Menatap jalanan yang lumayan padat merayap.

           Sejak masuk ke dalam mobil, Azizah terdiam dan memandang kosong ke arah jalanan. Duduknya terlihat tenang namun pikirannya terus berkecamuk dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab.

          "Kenapa ni orang tulus banget sama gua ya? Perasaan gua ga kenal dia. Ada apa sih sebenarnya?.. mau nanya gua gengsi" Batinnya.

          Matanya melirik ke arah arhan. Pria itu terlihat sangat dewasa, ia juga tak begitu buruk untuknya. Tapi, kenapa Azizah malah lari dari semua ini.

          "Tanya jangan ya?"

           Arhan membelokkan mobilnya ke sebuah supermarket terdekat. Azizah mulai celingukan kenapa pria itu menghentikan mobilnya disana.

           "Gua mau beli titipin mama, lu mau ikut turun atau nunggu disini?" Tanya arhan.

            "Ikut"

            Azizah berlari mendekat ke arah pria tersebut. Ia berusaha menyelaraskan langkah kakinya dengan langkah kaki arhan.

             "Sorry waktu lu jadi ke sita banyak, lu mau pulang sekarang ?" Tanya arhan saat tersadar bahwa ia sedang bersama orang lain. Ia tidak enak hati jika Azizah terus mengikutinya membeli belanjaan.

          "Gapapa, gua juga ada yang mau dibeli" jawabnya.

          Arhan mengangguk sembari meraih troli yang ada di hadapannya. Lengannya begitu lincah membawa barang - barang yang sudah di list dalam ponselnya. Pria itu juga sangat hafal dengan posisi barang tersebut. Tidak seperti Azizah yang kebingungan mencari sabun mandi cair yang biasa ia gunakan.

          "Cari apa?"

          Azizah memutar badannya menatap arhan. "Emmmm.. sabun mandi" jawabnya dengan tatapan polos.

          Arhan menarik lengan azizah dan menuntunnya sampai ke rak khusu perlengkapan mandi. Gadis itu mulai kagum dengan arhan, sangat jarang di temukan pria yang hafal dengan perlengkapan rumah tangga.

          "Han" panggilnya.

          Arhan hanya mengagkat kedua alisnya. Pembicaranya terhenti saat antrian kasir berkurang. Pria itu masih sibuk mengecek satu persatu belanjaannya. Setelah merasa belanjaannya lengkap, pria itu langsung membayar semua belanjaan.

After meet you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang