Bab 8 - Nurunin gengsi!!

945 71 15
                                    

Hiii
Selamat menunaikan ibadah puasa
Buat nunggu adzan magrib enak nih sambil baca wattpad hehe..

Yaudah kita lanjut ke
Cerita selanjutnya...

Jangan lupa tinggalin jejak
Vote & spam komen...


Jangan lupa tinggalin jejakVote & spam komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

            "Jenguk jangan?" Gumamnya sembari mondar - mandir di kamarnya. Azizah bingung cara menghilangkan rasa gengsinya harus bagaimana.

             Setelah beberapa kali mempertimbangkan akhirnya sore itu juga Azizah langsung bergegas pergi menuju rumah sakit. Dengan pakaian casualnya ia menunggu taxi online di depan gang.

            
             Sebelum menuju ke rumah sakit, gadis itu menyempatkan untuk singgah sejenak di toko buah. Kurang lengkap jika membesuk seseorang tidak dengan buah tangan. Meskipun gengsinya tinggi namun, perlahan Azizah berusaha untuk menghilangkannya. Ia lebih mendengarkan kata hatinya. Daripada menjadi beban pikiran lebih baik lepaskan dan ikuti kata hati.

          "Terimakasih Bu" ucapnya saat menerima satu keranjang parsel berisi buah - buahan segar untuk arhan.

           Ia kembali masuk kedalam taxi dan meluncur ke rumah sakit yang di beri tahu oleh sahabtnya arhan. Jaraknya tidak begitu jauh dari kediaman Fuji. Terlihat bangunan yang menjulang tinggi yang di depannya terlihat lalu lalang orang yang keluar masuk. Azizah memberikan beberapa lembar uang kepada supir taxi tersebut dan tidak lupa mengucapkan terimakasih.

            "Aduh, gua lupa tanya kamarnya nomer berapa lagi" gumamnya.

Fujiantiiii

Ji, kamar arhan nomor berapa ya? Terus di lantai berapa?

Buruan!!

Gua udah di depan RS



Dih!! Ga punya mulut lu?

Kenapa ga nanya ke resepsionis aja sih ribet apaan deh..


Ah lama, buruan nomer berapa?


Ruang teratai, lantai 3
Kamar nomor 110

                  Setelah mendapatkan informasi tentang kamar arhan gadis itu bergegas masuk kedalam rumah sakit. Langkah nya mulai menyusuri koridor rumah sakit di lantai 3. Ia mulai mencari nomor kamar arhan yang ternyata letaknya di paling ujung. Lumayan menguras tenaganya karena rumah sakit ini sangat luas.

After meet you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang