Chapter 12 : Kalau Soal Sanjungan, Tetap Saja Aku Kalah

533 65 9
                                    

Walaupun itu adalah tenda sementara, tenda itu sama sekali tidak sederhana. Berbagai perabotan mewah yang terbuat dari phoebe zhennan diletakkan di atas karpet lembut. Mungkin karena suhunya sedikit menurun setelah memasuki lokasi berburu, jadi para dayang istana dengan bijaksana mempersiapkan beberapa anglo kecil yang sudah dinyalakan.

Segera setelah Gu Ling Yun berjalan masuk, para dayang istana yang telah menunggunya langsung mengerumuninya dan membantunya ke dipan empuk.

Salah satu dayang memijat bahunya, dayang lain menyajikannya teh.

Kasim Deng dan Lu Zhu yang terhempas ke samping: "...."

Tanpa izinnya, para tamu wanita yang berdengung di sekitarnya barusan ini tidak bisa mengikutinya masuk.

Akhirnya Gu Ling Yun bisa tenang.

***

Gu Ling Yun istirahat sejenak dan sudah akan ketiduran saat tiba-tiba saja seorang kasim kecil di luar sana berteriak kegirangan, "Kaisar telah kembali!"

Gu Ling Yun mendadak mengangguk dan terbangun. Ia dengan cepat bangkit dan berjalan ke luar, hanya untuk melihat bahwa jalanan di depan kosong melompong, bahkan tak secuil pun debu yang terlihat.

Setelah mendengar teriakan itu, para tamu wanita dari masing-masing keluarga juga keluar berbarengan, dan mereka juga melihat ke arah hutan berburu dengan ekspresi yang bersemangat.

Tepat saat semua orang menghujat si kasim kecil karena "berbohong soal informasi militer" dengan mata mereka, tanahnya mulai sedikit bergetar, membuat adanya sedikit pasir halus.

Terdengar suara sayup-sayup dari derap kaki kuda. Setelah beberapa saat, suaranya mendekat, dan sosok orang-orang yang menunggang kuda juga muncul di depan mereka.

Xiao Yu Heng, yang dikelilingi oleh sekelompok menteri, memimpin di depan.

Dalam sekejap mata, semua orang pun tiba di perkemahan. Xiao Yu Heng menarik tali kekangnya di tempat terbuka, lebih dari sepuluh meter jauhnya darinya, kemudian berbalik dan turun dari kuda.

Xiao Yu Heng, yang mengenakan setelan berburu warna hitam, tampak lebih gagah dan elegan, menutupi orang-orang di sekitarnya.

Mungkin karena ia baru saja keluar dari lapangan berburu, alis Xiao Yu Heng menunjukkan sedikit aura dingin.

Tetapi ketika ia berjalan ke arah Gu Ling Yun dan menatap wanita itu, ia tetap melembutkan suaranya.

"Kenapa kau keluar?"

Xiao Yu Heng berkata sembari mengulurkan tangan, membantunya merapikan syal longgar yang buru-buru dipakaikan Lu Zhu kepadanya.

Bahkan tanpa melihat, Gu Ling Yun dapat juga merasakan tatapan ambigu dari orang-orang di sekitar mereka.

Tepat sewaktu ia sudah akan menjawab, Kasim Deng, yaang berdiri di samping, dan tidak bisa menunggu lagi, memimpin dan berkata dengan senyum di wajahnya, "Niang niang sudah menantikan kepulangan Yang Mulia. Segera setelah beliau mendengar beritanya, beliau keluar dan menunggu Yang Mulia."

Para tamu wanita dari keluarga lain juga merespons serempak.

"Iya, iya, aku melihat Niang niang mengirim orang keluar untuk memeriksanya beberapa kali."

"Kan? Pantas saja aku melihat Niang niang tidak berminat berburu barusan ini. Ternyata karena beliau sedang memikirkan tentang Kaisar!"

Wajah Gu Ling Yun memanas dan ia melirik sekitar dengan cepat.

Ia menyadari semua orang di sekitar mereka memasang senyuman yang tak bisa digambarkan, seolah-olah sedang mengatakan, 'Pasangan muda, kami mengerti."

Seorang pria paruh baya berperut buncit dan berpakaian berwibawa pun tertawa terbahak-bahak dan berteriak kuat-kuat, "Aku bertanya-tanya mengapa Kaisar kembali begitu cepat setelah berburu tahun ini. Ternyata beliau merindukan Gui fei!"

The Emperor Fights the Harem for Me [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang