Chapter 48 : Siapa Lagi yang Kau Inginkan untuk Mengajarimu?

243 34 0
                                    

"Nyonya Li, kenapa kau begitu gegabah barusan ini? Aku tahu ada kebencian dalam hatimu, tetapi apa pun itu, Putri Turki ini juga merupakan seorang tamu kehormatan, dan perjanjian perdamaiannya masih belum ditandatangani. Jika terjadi sesuatu yang buruk karena ini, maka itu akan benar-benar gawat."

Seorang tamu wanita yang menemani Nyonya Li untuk istirahat pun tidak tahan untuk membujuknya. Ketika ia melihat tampang lesunya, ia pun tidak tega mengucapkan lebih banyak kata lagi.

"Bukankah itu benar? Selain itu, selalu ada si penjahat dan penagih utang. Penjahat yang bersiasat melawan Jenderal Li bukanlah putri Turki. Melampiaskan amarahmu kepadanya tak ada gunanya, dan ...." Istri pejabat lainnya juga mengikuti.

Ia berbelok sembari bicara dan hampir menabrak seseorang secara langsung. Kata-katanya yang belum terucap pun segera berubah menjadi jeritan.

"Aku ... aku minta maaf ...." Setelah mereka bertiga berdiri stabil, mereka menyadari bahwa ada beberapa prajurit Turki di seberang mereka. Mereka tampak malu dan meminta maaf dengan bahasa Mandari yang kacau.

Si istri pejabat pun tersadar dan sudah hendak bicara ketika ia melihat penampilan pemimpinnya dan menarik napas dalam-dalam.

Pria itu mengenakan seragam militer Turki, dan pangkatnya seharusnya adalah jenderal. Apa yang mengejutkan adalah bekas luka di wajahnya, yang dimulai dari puncak alisnya, melintang hingga ke kelopak matanya, dan sampai ke batang hidungnya. Mungkin itu adalah luka yang belum lama, yang masih belum sembuh sepenuhnya, membuatnya sangat mengerikan.

Seolah-olah ia tahu bahwa penampilannya mengerikan, pria itu bahkan menundukkan kepalanya ketika menyingkir dari jalan.

Setelah berjalan beberapa saat, kedua nyonya itu mengembuskan napas lega dan mendesah seolah-olah mereka selamat dari bencana, "Kenapa pria itu datang bersama untuk mempersembahkan upeti padahal ia terlihat seperti itu? Apa tidak ada orang lain di Turki?"

"Iya, aku benar-benar ngeri. Aku tidak tahu bagaimana luka di wajahnya terjadi." Melihat wajah Nyonya Li jadi makin pucat di sampingnya, ia mengira bahwa ia juga ketakutan dan cepat-cepat berhenti bicara.

***

"Kita ada di luar sekarang, jangan menyebutkan urusan kerajaan lagi." Xiao Yu Heng-lah yang bicara dan memecah atmosfer tegang di panggung tinggi di sisi ini. Meski demikian, dapat terlihat dari ekspresi dan nada bicaranya bahwa ia tidak keberatan dengan kata-kata Gu Zheng.

Tak ada banyak perubahan ekspresi pada wajah Xiao Yu Heng, tetapi Mo Yi Sha tetap merasakan tekanan. Kaisar Dinasti Da Zhou masih muda namun tenang, tegas tanpa kehilangan penilaiannya, yang mengingatkannya akan serigala-serigala yang ditemuinya di padang rumput luas di malam hari.

Mungkin Mo Yi Sha menatap terlalu kentara, sehingga Xiao Yu Heng menolehkan kepalanya dan bertatapan dengannya.

Mo Yi Sha memiliki sepasang mata yang membuat orang merinding. Matanya mirip ular yang dingin. Hanya sedikit yang sanggup menahan tatapan langsungnya. Ia jelas-jelas memahami karakteristiknya ini dan kerap menggunakannya untuk menembus pertahanan mental lawan.

Sementara Kaisar Dinasti Zhou, ia sama sekali tidak terpengaruh. Sebaliknya, Mo Yi Sha merasa bahwa matanya seolah mampu melihat tembus semua pikiran orang.

"Hei, gol, gol!" Pangeran Qin mendadak bersorak, memecah arus bawah antara keduanya.

"Gol lainnya barusan dicetak." Melihat kedua orang itu melihat ke sana, Pangeran Qin berkata sambil tersenyum.

Ketika Xiao Yu Heng mengalihkan kembali perhatiannya ke lapangan, ia mendapati situasinya sepertinya sudah berbalik. Da Zhou menyusul dan mencetak beberapa gol berturut-turut, perlahan-lahan mempersempit jaraknya.

The Emperor Fights the Harem for Me [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang