Chapter 61 : Akhir (Bagian 1)

263 33 0
                                    

Ada sebuah pepatah lama yang mengatakan, "banyak masalah terjadi di musim gugur", tetapi di Da Zhou, biarpun itu musim semi, juga tidak benar-benar damai.

Bencana dan epidemi sebelumnya yang terjadi di barat laut masih belum tenang, tetapi perselisihan muncul di selatan.

Pangeran Qin pergi ke selatan untuk menggalang dana dan menerima dukungan dari banyak pria terhormat kerajaan. Ia berangkat ke utara namun mengalami kecelakaan kapal. Kapal, kargo, dan seluruh pasukannya binasa. Sementara rakyat berduka, seseorang menemukan bahwa barang-barang yang bertanda itu diam-diam muncul di kantor pemerintahan.

(T/N: Suatu kasta dalam masyarakat feodal Cina, yang terdiri dari sekelompok orang yang belum lulus ujian kekaisaran atau sudah gagal dalam ujian, tuan tanah setempat kecil yang berpendidikan atau kelas menengahnya, para pejabat kecil dan kelas menengah yang sudah pensiun yang pulang ke kampung halaman mereka sekian lama untuk memulihkan diri dari penyakit, dan segelintir tokoh berpengaruh di masyarakat pedesaan, termasuk tetua klan. Sederhananya, mereka memiliki status yang mirip pejabat, tetapi bukan pejabat, dan mirip warga negara, tetapi di atas warga negara.)

Saat ini, berita datang lagi bahwa bencana di utara jadi semakin serius. Gelombang pertama barang yang seharusnya sudah sampai, masih belum tiba. Seorang pejabat pemerintah tidak tahan lagi melihatnya dan diam-diam memberitahukan kebenarannya.

Seluruh mahkamah penuh korupsi, dan para pejabatnya serakah dan menggelapkan barang-barang itu untuk diri mereka sendiri.

Teriakan untuk seorang "Ajudan yang Bijaksana" hampir langsung menggema dimana-mana. Semua orang berpikir bahwa orang yang dapat mengambil alih tanggung jawab itu adalah Pangeran Qin, yang dikirim ke selatan. Namun, Pangeran Qin berulang kali menolak dan mencoba membujuk mereka selama beberapa hari sebelum menyetujuinya dengan enggan. Biarpun demikian, ia telah berulang kali menekankan bahwa rakyat yang tak bersalah seharusnya tidak dicelakai, dan ketika bertemu Kaisar, mereka harus "memberitahu beliau dengan penuh perasaan dan bertindak yang masuk akal".

(T/N: Berarti membantu Kaisar menyingkirkan pejabat-pejabat korup. Tetapi biasanya digunakan untuk merancang pemberontakan bersenjata.)

Untuk sementara, rakyat bahkan menyebut "Pangeran Qin" si "Pangeran Kebajikan".

Orang yang tengah menjadi topik pembicaraan kini sedang menyesap teh dengan santai di sebuah halaman kecil, mendengarkan kekaguman Mo Yi Sha, "Pangeran sungguh tangguh. Rakyat tidak tahu apa-apa dan memercayai semuanya setelah ditipu. Dengan begini, kita selangkah lebih dekat ke tujuan besar kita."

Pangeran Qin juga tersenyum dan bertanya, "Bagaimana keadaan di sebelah sana?"

"Yang Mulia Pangeran tidak usah khawatir. Gu Zong Wu dan Gu Zheng dua-duanya ditahan oleh bencana, dan mereka tak berdaya melawan kita."

"Keduanya sama-sama rubah, jadi kau harus lebih berhati-hati."

"Pangeran benar. Tetapi, apa yang harus kita lakukan dengan gui fei itu?"

"Setelah berhari-hari, ia pasti sudah memikirkannya dengan jelas." Setelah mengatakan ini, Pangeran Qin menurunkan cangkir tehnya dan berjalan masuk ke halaman yang dijaga ketat.

Ruangan di tengahnya terkunci, dan jendelanya ditutup rapat-rapat, hanya menyiskan beberapa lubang kecil untuk ventilasi. Tetapi di dalamnya, dekorasinya mewah. Pangeran Qin melirik ke makanan yang tak tersentuh dan berkata sambil tersenyum, "Kenapa Niang niang merugikan dirinya sendiri? Akan sulit bagiku untuk menjelaskan kepada Jenderal Gu apabila Niang niang kelaparan."

Wanita yang berbaring di ranjang tampak agak pucat, dan suaranya serak, "Kenapa Pangeran Qin bermimpi bagaikan orang bodoh di sini? Cepat menyerahlah atas ide ini. Kau juga pasti tahu konsekuensi dari pemberontakan."

The Emperor Fights the Harem for Me [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang