(Morning darling)
...
Arthur menjatuhkan tubuhnya disamping wanita yang kini sudah terbaring lemas dan tertidur setelah pelepasan dashyat mereka. Pergulatan panas itu terjadi sampai pukul 2 dini hari. Arthur memandangi wajah Shirin yang amat indah untuk dipandang itu dengan raut datarnya. Walau sulit untuk dimengerti, tapi begitulah kenyataannya. Shirin masih perawan. Bagaimana wanita itu menjaga kesuciannya dengan banyaknya pria-pria kaya didekatnya?, Arthur perlu ancungi jempol.
Jalang dan perebut suami orang. Shit, tanpa hubungan badan?. Daddy-nya bahkan belum menyentuh Shirin. Lalu, siapa yang perlu dicap brengsek?, Arthur lah orangnya.
Pria itu merapatkan tubuh telanjangnya pada wanita disampingnya, menarik hingga kulit keduanya menempel rapat tanpa jarak sesentipun, lalu menutup tubuh keduanya menggunakan selimut.
Shirin tertidur dengan damai mencari kenyamanan dalam dekapan Arthur. Ntahlah reaksi apa yang akan dikeluarkan oleh wanita ini besok pagi ketika melihat tubuhnya naked, bagian intinya yang masih terdapat cairan hasil percintaan mereka, selangkangannya yang sakit, nyeri dan jangan lupakan darah disprei!.
Tenang, Arthur akan mengurus semua dengan caranya sendiri.
___10:00 New York
"Selamat pagi, tuan muda".
Itu suara Jo, Arthur menggeliat dalam tidurnya, perlahan membuka mata. Arthur tersentak ketika mendapati asistennya sedang berdiri rapih disamping tempat tidur, buru-buru menengok kiri dan kanan jelas Arthur mencari wanita yang semalaman tidur dengannya.
"Jo?".
"Nona Shirin telah pergi 3 jam lalu, tuan muda". Ucap Jo, to the point.
Flashback on
Tidur Shirin terganggu sebab merasakan sesak. Ketika matanya terbuka lebar barulah Shirin sadar ketika melihat tangan kekar dan wajah seorang pria tampan tepat diatas kepalanya. Tangan itu membekap tubuh telanjangnya hingga memperjelas bayangan-bayangan otaknya.
Detak jantung Shirin berpacu dua kali lipat. Ia menyingkirkan tangan Arthur lalu turun dengan pelan dari ranjang, menahan rasa sakit didaerah selangkangannya. Otaknya buntu seketika, yang ada hanyalah segera pergi dari tempat ini.
Dengan raut marah Shirin memakai kemeja putih kebesaran Arthur, mengancingnya cepat sambil menatap pria yang sedang tertidur lelap itu. Dalam hati Shirin memaki. Arthur telah mengambil keperawananya. Shit.
"Dasar pria sialan".
Cepat-cepat Shirin keluar tanpa peduli penampilannya yang acak-acakan dan tanpa alas kaki. Beruntung ini masih sangat pagi, tidak ada yang akan menatapnya aneh.
Ting
Pintu lift terbuka lebar tapi Shirin tak kunjung masuk. rahang Shirin perlahan mengeras, emosi. Melihat seorang pria yang berdiri dengan jas hitamnya didalam lift membuat darah Shirin mendidih, pria ini patut dijadikan pelampiasan.
"KAU, asisten Mr. Nolland, si keparat itu".
Asisten Jo membulatkan matanya melihat wanita yang berdiri didepannya, bahkan berteriak marah padanya. Si wanita hot yang selalu membuatnya berpikir liar.
Dengan kekuatan penuh, tangan Shirin dengan kasar dan sekuat mungkin menarik jas yang dikenakan asisten Jo, keluar dari lift, lalu mendorong kuat serta menampar pria tergolong tampan itu.
Dengan tampilan rapihnya Jo tersungkur di lantai, memegangi pipinya yang sakitnya bukan main. What the fuck. wanita ini baru saja menamparnya?. Jo menuntut penjelasan.
"Anda kenapa nona...".
"KAU, beritahu Mr. Nolland. Aku akan menuntutnya". Belum selesai Jo berbicara, Shirin sudah memotong lebih dulu. Melangkah memasuki lift.
"Shhh. Sialan!!!, sakit sekali tamparan nona Shirin". Jo meringis sakit memegangi pipinya.
Jo cepat-cepat berdiri sebelum ada yang melihat, memasuki kamar Arthur. Karena Shirin hanya memakai kemeja putih milik Arthur, maka pakaian sebelumnya yang dikenakan wanita itu masih tergeletak dilantai beserta dalamannya. Jo jelas tercengang. Juga Sprei putih yang seharusnya menjadi pembungkus kasur sudah jatuh dipinggir ranjang.
Sambil menahan rasa kebas dipipinya, Jo dengan rajin memunguti semua kekacauan itu, memasukannya kedalam paperbag.
Jo berpikir bahwa bossnya itu pasti lelah, maka dari itu ia memilih untuk turun kembali ke lantai 2 club. Ia ingin mengobati pipinya, sebentar saja.Flassback off
"Kenapa Kau tidak menahannya, bodoh". Marahnya. "Lalu kenapa kau tidak membangunkanku sialan?".
Asisten Jo meringis. "Maaf tuan, saya hanya...".
Arthur mendengus kesal. "Aku perlu bicara dengan wanita itu". Ucapnya, lalu menyenderkan tubuhnya dibahu tempat tidur sambil menatap asisten Jo geram. Bisa-bisanya ia baru dibangunkan 3 jam setelah wanita itu pergi.
Asisten Jo salah fokus ketika matanya melihat noda darah ditengah sprei. Arthur tambah emosi melihat asistennya itu hanya diam tidak menggubrisnya.
"APA YANG KAU LIHAT, JO"
"M-maaf-maaf Mr., saya hanya... Itu". Otak Jo telah berpikiran liar kembali. Dia bukanlah pria polos yang tidak tahu apa-apa tentang seks. Yang dilihatnya adalah darah dan... cairan yang telah mengering itu pastilah hasil percintaan semalam antara Mr. Nolland dan nona Shirin. Muka Jo seketika memerah.
Did they make love for a very long time?
Arthur tak peduli apa yang dilihat oleh asistennya itu lagi. "Keluar, siapkan pakaian untukku juga hubungi wanita itu untuk segera kekantor, jangan coba-coba untuk libur".
"Baik tuan".
Seperginya Jo, Arthur langsung menyingkap selimut, berjalan dengan tubuh nakednya menuju kamar mandi.
"Bisa-bisanya wanita sialan itu meninggalkanku...". Maki Arthur dibawah guyuran air shower. Harga dirinya sebagai lelaki jantan sepertinya sedikit demi sedikit tercoreng. Bagaimana mungkin seorang wanita yang meninggalkan prianya setelah melakukan one night stand. Seharusnya pria yang meninggalkan si wanita, dan itu adalah hal yang dilakukan Arthur setiap bulannya ketika selesai bercinta. Ohya ada tambahan, Arthur akan melemparkan uang kearah jalang yang telah ia tiduri. Dan hari ini?, Shit. Malah Dia yang ditinggalkan.
.
.
.Sorry gaysssss,,, Upnya baru sekarang, Lyn kemarin sibuk jadi abdi negara😆😆😆.
Selamat membaca💅
Maaf yah kalau ada typo... Jan lupa, lu pada vote dan komen dong...🤸♀🤸♀🤸♀. Byyy see you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY, NONA SHIRIN
RomanceMenjadi selingkuhan pria-pria kaya adalah kelakuan seorang wanita bernama Shirina Marthin. Uang adalah alasan Shirin mendekati para pria itu. Tua-muda, semua dibabat habis. Suatu hari, wanita itu bertemu kembali pria yang pernah dekat dengannya. Si...