43. The Woman Was Gone

2.5K 76 0
                                    

Halllloooooooooo selamat malam😘😘
Sehat selalu guayssss
Lyn Up satu part dulu yahhh, besok sore Lanjutannya🤸‍♀
Ohya BTW, MAKASIHHH YANG UDAH FOLLOW, VOTE, KOMEN DAN BACA CERITA Lyn🙊
Lop-Lop dari aqyuuu😘❤❤

Happy reading🏃‍♀💨

...

Asisten Jo dari tadi bergelut dengan ¡padnya. Fokus memeriksa sistem penyelidikan. Hampir satu jam, tapi apa yang ia dapatkan? Hanyalah data kosong. "Tidak mungkin nona Shirin menghapus semua data diri, akun sosial medianya, itu hal yang mustahil!". Jo berseru sendiri diruangannya. Heran. Pria itu Memijit pelipis sesaat, kemudian menarik napas dalam, lalu optimis sekali lagi melacak posisi terakhir wanita itu.

Alat pelacak yang disimpan Arthur selama ini di ponsel Shirin menunjukkan posisi wanita itu di apartemennya. Tidak kemana-mana. Itulah yang membuat pria itu kebingungan. Jo mengambil ponselnya, mencoba menelpon Shirin. Sama saja, tidak aktif. Akhirnya, pria itu berdiri dari duduknya, berjalan cepat menuju ruangan sang tuan muda.

Ceklek.

"Tuan muda!".

Kosong. Ruangan bertuliskan Chief Executive Officer itu lengang, hanya bunyi jam dinding, juga hawa dingin AC yang menerpa wajah asisten Jo.

"Tuan muda!". Jo tiba didepan meja Arthur yang terlihat rapih. Dimana tuan Arthur?.

|
|
|

"Hallo!".

"Aku sedang diapartemen, Shirin. Kemungkinan kembali ke kantor tiga jam kedepan...".

Jo mengusap wajahnya. "Tuan muda, jam dua siang anda ada rapat bersama...".

"Aku tahu, undur rapat itu dijam 4 sore".  

"Baiklah. Ah ya, Ada hal yang...".

Tut tut tut

Asisten Jo langsung menjauhkan ponselnya. Astaga!, belum selesai berbicara Arthur sudah memutuskan panggilannya. Padahal, Jo ingin memberitahu hal yang sangat penting. "Akhh", Ingin sekali berteriak, jengkel dengan tingkah sang atasan. "Jika tahu wanitanya tidak bisa lagi dilacak, entah setantrum apa pria keras kepala itu". Jo mengomel sambil melanglah keluar. Semoga Shirin tetap berada di apartemennya, atau setidaknya wanita itu tidak melakukan hal nekat. Tapi, perasaan Jo tidak bisa dibohongi, pria itu merasa gelisah, negative thinking selalu menyelimuti kepalanya.

Sedangkan Arthur, setibanya didepan pintu apartemen Shirin. Pria itu langsung menekan enam digit angka-sandi apatemen. Terbuka. Arthur langsung masuk. Mata pria itu disuguhkan dengan pemandangan semua lampu dalam keadaan menyala, ada selimut disofa, juga bekas gelas yang habis digunakan dimeja makan.

"Shirin!".

Ceklek.

"Shirin!".

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang