9. Club

3.4K 73 0
                                    

(Night Club)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Night Club)

...

Diana melempar tasnya disofa ruang bersantai, mendorong sahabatnya ke sofa. Sedangkan Shirin yang didorong cukup terkejut, tubuhnya tiba-tiba terhempas kuat menghantam benda empuk itu.

"SHIRIN, KENAPA KAU TAK BILANG BAHWA YANG MENDEKATIMU ADALAH DUDA KAYA SEPERTI GALIAM NOLLAND". Teriaknya kuat. Diana dari tadi ingin memarahi sahabatnya itu. Bisa-bisanya Shirin tidak mengatakan padanya. Dasar pelit.

"Diana, kau apa-apaan sih...". Marahnya, tapi Shirin tersadar akan sesuatu, dengan menarik Diana ikut duduk di sofa. "Wait! Kau bilang apa?".

Diana menangkup pipi sahabatnya. "Dari mana kau bisa mengenal seorang Galiam Nolland, Shirin?".

"G-Galiam Nolland?. Siapa?". Shirin masih belum bisa menyatukan pikirannya.

"Galiam Nolland-Liam, Shirin. Pria yang sering kau sebut sebagai duda kayamu itu. Aku kira kau dekat dengan duda yang namanya hanya Liam saja atau dari marga lain. Ternyata, oh astaga...".

"Liam hanya mengatakan bahwa aku cukup memanggilnya Liam saja aku tidak tahu...". Shirin membulatkan matanya. "What!, jangan bilang...".

"Kau memang mendekati konglemerat Shirin, Galiam Nolland adalah pria Kaya nomor satu di negara ini, perusahaannya merambat hingga internasional. Kau tahu, bahkan tuan Liam memiliki perusahaan logistik dunia, kapal-kapalnya berisi kontainer yang menyebrangi antar samudra. Tapi sayang, istrinya, Nyonya Kharely telah meninggal lima tahun lalu akibat kecelakaan mobil. Juga, duda kayamu itu adalah ayah dari tuan muda yang tak kalah hebat... Arthur Jannur Nolland".

Jjdaarrr

Jantung Shirin seakan berhenti berdetak, wajahnya pias seperti tak dialiri darah, matanya membulat dan bibirnya sedikit terbuka, jelas wanita itu Syok. Syok sekali.

"Sejak kapan kau berhubungan dengan daddy-ku"

Kalimat itu seperti menampar keras Shirin. Pantas saja pria itu menanyakan kalimat itu saat pertama kali bertemu, pantas saja Arthur selalu menyebutnya jalang, wanita penggoda, pantas saja pria itu tak menyukai dirinya. Dan pantas saja Liam tak marah saat dirinya di masukkan ke kantor pusat Arthur.
Arthur, anak tuan Liam.

"Matilah aku".

Shirin menggeleng pelan, kenapa dia terlalu bodoh tidak bisa mencerna semuanya di awal.

"Shirin-shirin, Hey...".

"A-aku... D-diana...".

Diana berubah panik melihat sahabatnya. "Shirin, kau kenapa? Ada masalah?". Wanita itu menepuk-nepuk pipi sahabatnya.

Shirin melihat kearah Diana. "D-diana, sekarang aku tak lagi kerja di kantor cabang milik tuan Liam, tapi aku di pindahkan ke kantor pusat Mr. Nolland. A-aku sengaja menyuruhmu menurunkanku di...". Jujurnya

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang