60. One O'clock In The Evening

2.4K 116 7
                                    

Kemarin Lyn nggak sempet Up.
Tiba-tiba nggak mood buat buka hp.
Maaf yaaaa.

Sebenarnya Lyn sengaja kerja terus, bahkan pulang udah malem banget. Nulis sempat-sempatin aja. Lyn nggak nyaman dirumah. Mungkin nggak seperti keluarga kebanyakan. Keluargaku yaaaaa gitulah, tebak sendiri. Walaupun sering liat, dengar, mereka bertengkar, Lyn tetap aja sakit hati. Lyn nggak suka sama sifat dan kelakuan mereka berdua.


Yaudah
Maaf jadi curhat.

Okey happy reading✨


...

Teriakan panik Shirin dan asisten Jo terdengar diseluruh penjuru ballroom hotel. Keduanya bergegas menghampiri dua anak kecil yang menjadi penyebab rubuhnya gelas-gelas minuman yang disusun bak menara. Flo tersungkur disamping meja. Tidak kena pecahan gelas sebab anak laki-laki yang bersamanya melindungi.

"Ya tuhan". Jo mengangkat anak laki-laki itu dan Flo sekaligus. Gadis kecil itu langsung menyembunyikan wajahnya sambil menangis.

"Kau baik-baik saja, sayang. Apa ada yang luka?. Jo berikan Flo padaku!".

"Anak siapa sih yang membuat keributan itu. Tidakkah ibunya malu, ini adalah pesta perayaan tuan muda Nolland". Satu dua tamu undangan mencibir.

Arthur bergegas meninggalkan tempatnya, tidak peduli sang opa yang memanggil, melewati para tamu yang ikut menyaksikan keributan yang diciptakan oleh dua anak kecil itu. Arthur fokus menatap khawatir Shirin dan Flo yang di bantu oleh asistennya. Sedangkan Cecilia bertanya pada sang suami. Mendapatkan jawaban acuh ta acuh membuat wanita tua itu kesal pada suaminya sendiri.

"Tetaplah ditempatmu Galiam, ini hanya keributan kecil, Arthur dan Jo bisa mengatasinya". Nolland berkata tegas, pria tua itu seolah menjaga Galiam agar tetap berdiri ditempatnya. Tapi, kenapa Arthur terlihat panik sekali?. Tadi, Nolland sempat melihat ekspresi sang cucu.

Galiam yang ingin ikut berlari kebelakang mengurungkan niatnya. Flo?, apa gadis kecil itu terluka?. Tapi, jika papanya tahu Shirin dan Flo ternyata ada dipesta ini, papanya pasti akan melakukan sesuatu. Galiam betul-betul terjepit. Pria itu melirik Natasha. Wanita itu sepertinya ikut penasaran.

"Sepertinya Luca yang tidak sengaja menjatuhkan gelas-gelas jus dimeja". Natasha akhirnya menoleh padanya. Wanita itu memberitahu dengan raut peduli. Natasha bisa menebak, sebab wanita itu akrab dengan istri dan anak-anak sekretaris Roger.

Luca?

Galiam hanya mengangguk pelan.
Acara itu kembali berlanjut. Galiam tidak fokus sama sekali, pikirannya terbagi dua. Apalagi saat melihat Arthur membopong Shirin dan Flo, juga sekretaris Roger mengekor sambil menggendong Luca.

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang