13. Ask For Responsibility

3.2K 63 0
                                    

(I like my style)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(I like my style)

...

"Oh ya, tuan muda Arthur bermain denganmu menggunakan pengaman kan!, aku takut kau bisa saja hamil cepat. Tapi, kalau tuan muda Arthur tak memakai pengaman juga tidak masal...".

Ting

Garpu yang ada dalam genggaman Shirin terlepas begitu saja membuat Diana langsung mendongak heran, tak jadi menyuap makanan kemulutnya.

Why???

"Aku tidak tahu Diana!!". Jerit Shirin heboh. "Ya tuhan, aku tidak mau hamil".

"Hey, santai saja...".

"Santai bagaimana?. Aku tidak mau mengandung anak Mr. Nolland, Diana". Ucap Shirin frustasi. Wanita itu berdiri tegak membuat sang sahabat ikut menghentikan kegiatan makannya. "Aku harus membeli pil pencegah kehamilan bukan?".

Diana memutar bola matanya malas. "Astaga!. hey, barangkali tuan muda Arthur menggunakan pengaman, jadi tak perlu repot membeli obat itu. Duduk dan lanjutkan makanmu".

Shirin menggeleng kuat. "Ucapanmu tidak menjamin Diana. Aku juga mabuk malam itu, tidak mengingat apapun. Pakai atau tidaknya, aku tetap membutuhkan obat itu. Aku tidak mau mengambil resiko, Diana".

Setelah mengatakan kalimat itu, Shirin beranjak memasuki kamar mengambil dompet juga memakai jaket panjang, tak peduli dengan cara jalannya yang masih aneh.

"Aku pergi".

Diana menatap pintu yang telah ditutup rapat oleh sahabatnya. Shirin memang wanita yang sangat keras kepala.

"Anak itu, padahal aku lebih berpengalaman. Kalaupun  tuan muda Arthur menanam benih dalam rahimnya aku juga akan sangat bersyukur, dia pun akan sangat bahagia bukan!, hidup dalam limpahan harta keluarga Nolland. Cita-citanya ingin menjadi kaya, giliran di kasih yang kaya malah menolaknya... Shirin-Shirin".

Diana kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda sambil merutuki tingkah sahabatnya itu.

---
Setelah semalam meminum pil pencegah kehamilan akhirnya Shirin bisa tidur dengan nyaman hingga pagi. Tapi baru ingin bersantai setelah sarapan miss Gracia menelepon, berbicara cepat tanpa mendengar penolakan apapun dari mulut Shirin. Hingga pada akhirnya wanita itu pagi ini telah berada di kantor, walaupun sedikit terlambat.

"Selamat pagi, Eliza". Shirin menarik kursinya, menyapa Eliza yang sudah sibuk memperhatikan leptop, tangan wanita itu sibuk mengetik laporan sepertinya.

Eliza menoleh kaget. "Eh, kau datang!, kukira kau masih sakit".

"Yeah, aku sudah sedikit membaik". Shirin menjawab pendek diselingi dengan senyum lebar yang sangat dipaksakan.

Eliza memutar kursinya. "Ada berita terbaru". Mata wanita itu berbinar. "Aku belum pernah melihat Mr. Nolland mampir kelantai ini, tapi tadi dia datang kemari bersama asistennya. Kau tahu, tuan Jo berbicara pada miss Gracia, aku mendengar nama mu disebut-sebut dalam pembicaraan mereka. Apa kedatanganmu yang dadakan ini ada hubungannya dengan itu?".

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang