14. Become a Rich Woman

3.6K 76 1
                                    

(I love money)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(I love money)

...

Shirin menatap kosong suasana didepan sana, hujan turun dengan derasnya tepat jam pulang kantor. Bukan hanya wanita itu yang berada dipintu lobi menunggu hujan reda atau sekedar menunggu jemputan, tapi beberapa teman kantor juga. Bahkan Eliza baru saja menaiki taksi pesanannya. Wanita berdarah inggris itu kini menjadi menjadi teman dekat Shirin, walau baru tiga hari saling komunikasi.

Pikiran Shirin memutar kejadian beberapa jam lalu, bagaimana Arthur berbicara padanya dengan nada begitu benci, mengancamnya agar tidak bertemu lagi dengan si duda kaya Liam, juga pria itu bahkan menawarkaan cek sebesar seratus ribu USD untuk harga keperawanannya. Shirin merasa begitu tidak terima, hingga merobek kertas cek senilai seratus ribu USD itu. Tarif keperawanannya bukan seratus ribu USD melainkan lima ratus ribu USD, Arthur bahkan tercengang mendengarnya, hingga pada akhirnya masalah uang itu berakhir dua ratus lima puluh USD. Arthur langsung mengusirnya keluar setelah mencacinya dengan kalimat wanita murahan yang memanfaatkan pria-pria kaya.

Shirin, I don't care. Ia menyimpan uang itu dengan sangat baik.

Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Shirin menyudahi lamunannya, kembali menatap butir hujan yang jatuh, tidak menyadari kehadiran pria disampingnya. Hingga pandangannya teralihkan akibat payung hitam yang tiba-tiba mengembang besar, dan mobil yang baru saja terparkir rapih tepat di depan lobi.

Tanpa menawarkan tumpangan pada siapapun, pria itu langsung beranjak pergi, memasuki mobil dengan cepat tanpa menoleh atau sekedar melihat wanita disampingnya. Seakan melupakan bahwa Shirin pernah satu ranjang dengannya. Ah, bukankah memang seperti itu sifat Arthur sebenarnya!.

Sedangkan Shirin yang melihat itu langsung berdecih sinis.
"Cih, dasar sombong. Awas saja! jika nanti aku telah mencairkan uangnya, aku akan langsung membeli mobil dan akan sengaja melewatinya dengan ugal-ugalan". Janji Shirin, wanita itu kepalang kesal melihat tingkah sang atasan.

Ditengah gerutuannya  wanita cantik itu tak menyadari kehadiran Stephen, disampingnya lagi. Pria yang memiliki jabatan sebagai direktur pemasaran ini memiliki bentuk fisik hampir sama dengan jack, sedikit gondrong tapi memiliki kulit lebih putih dan bersih. Stephen sudah mempunyai istri tetapi keadaan rumah tangganya bisa dibilang diujung tanduk. Shirin tahu karena Eliza suka mengajaknya bergosip disela-sela kerja.
Bergosip memang cepat mengakrabkan dua orang yang baru kenal.

"Mari ku antar pulang".

Shirin menoleh cepat, hingga mendapati sang direktur dengan jas yang telah disematkan ditangan menyisakan kemeja hitam dan celana bahan hitam ditubuhnya. Pria itu menatapnya intens.

Shirin terdiam sejenak lalu tersenyum paksa. "Saya menunggu jemputan pak". Bohongnya.

"Benarkah?. Kalau begitu kuharap jemputanmu tidak datang".

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang