Selamat membaca 💝💝💝
(I like your touch)
.
..
Pagi menjelang siang terlihat sangat cerah, persis seperti suasana hati Arthur. Pria itu ntah sudah berapa kali tersenyum. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang, bukannya membangunkan wanita yang sedang meringkuk tidur dalam dekapannya, Arthur malah menatap wanita itu dari tiga puluh menit lalu.
"Maaf". Bisiknya. Arthur meraih tangan Shirin yang memerah karena ikatan dasi semalam. Bergerak mengambil kotak P3K dilaci lalu mengobati tangan itu, Arthur juga memberikan salep di lengan Shirin yang terkena pinggiran ranjang akibat dorongannya.
Shirin bergerak gelisah kala salep menyentuh permukaan kulitnya, tapi tidak membuat wanita itu terbangun. Setelah mengobati Shirin, Arthur segera beranjak dari ranjang menuju ruangan disebelahnya. Kamar tipe ini menyiapkan kolam renang indoor. Arthur ingin berenang.
Lima belas menit berlalu, Shirin baru membuka matanya, walau terlihat masih lemas wanita itu memaksakan diri untuk segera bangun. Shirin menguap lebar.
"Jam berapa sekarang". Wanita itu mengelilingkan pandangannya melihat tembok-tembok kamar barangkali ada jam disana. Hingga Shirin mengucek beberapa kali matanya memastikan penglihatannya. "Jam sebelas lewat, benarkah?. Auhhh, kemana Mr. Nolland?".Ntah pada siapa Shirin bertanya, ia sadar tubuhnya tidak memakai sehelai benangpun maka dari itu Shirin turun dari ranjang sambil melilitkan selimut ketubuhnya, mencari pria yang telah menidurinya semalam. Selangkangannya masih nyeri, ia hati-hati berjalan melewati pakain-pakaian yang tergeletak di lantai.
"Apa pria itu meninggalkanku disini?. Eh!, tapi tidak mungkin".
Shirin berjalan, menuju pintu yang sebelumnya dilewati Arthur. Wanita itu tidak tahu bahwa yang dibukannya adalah pintu menuju kolam renang. Pada akhirnya Shirin melongo ditempatnya, kolam renang ada dalam kamar ini?. Seberapa luas tempat ini sampai-sampai sebuah kamar disiapkan kolam renang indoor. Berenang tanpa menggunakan apapun sudah pasti bisa.
"Ahh, pikiran macam apa ini, kurasa virus mesum Mr. Nolland sudah terjangkit padaku akibat penyatuan semalam". Shirin merutuki dirinya.
Hingga wanita itu dikagetkan dengan percikan air yang mengenai wajahnya. Shirin terdiam menatap Arthur yang berada dikolam renang. Bayangan-bayangan semalam sangat terekam jelas diotaknya, hingga membuatnya wajahnya memerah, dan dialiri rasa panas seketika.
"Kau sudah bangun ternyata". Shirin patah-patah mengangguk. "Kemari".
Kali ini Shirin menggeleng. "T-tidak Mr., Aku akan mandi sekarang".
"Jangan membuatku mengulang kata Shirin". Arthur mulai kesal lagi, susah sekali rasanya memerintah wanita ini dalam sekali ucapan.
Shirin melangkah pelan mendekati pinggiran kolam renang. "Ada apa?".
"Kemarikan tanganmu". Pintanya, tangan Arthur terulur kedepan.
Shirin menghela napas, ntah kenapa ia mau mengikuti perintah pria itu kali ini, menautkan tangan mereka. "Mau berenang bersama?". Tawarnya.
"Tidak, aku sedikit kesusahan akibat ulah anda semalam". Ucap Shirin tanpa menutup-nutupi.
"Perlu kau tahu, mandi bersama setelah melakukan hubungan badan akan sangat baik...".
"Hanya baik untukmu, Mr.". Potongnya.
Arthur menyeringai lebar. "Kalau begitu aku memaksamu".
Byurrrr
Aaaaaaaaa
"Auhh, aaaa, perih sialan". Maki Shirin, tubuh wanita itu telah masuk kedalam kolam, intinya terasa perih ketika terkena air. Sedangkan nasib selimut yang menutupi tubuhnya telah basah.
Arthur terkekeh, tubuh Shirin dipeluknya agar wanita itu tidak tenggelam tapi...
"Jangan memelukku, aku bisa berenang". BentaknyaAh, Arthur kira Shirin tidak tahu berenang, makanya ia dengan sengaja menarik wanita itu kedalam kolam agar bisa mencari kesempatan, berenang sambil memeluknya mungkin. Tapi Arthur-tetaplah Arthur mana mau mendengarkan perintah orang lain. Pria itu tetap memeluk Shirin. Fantasi liar tiba-tiba menggerogoti pikiran Arthur.
"Bermain diair kurasa tidak buruk".
"Bermain apa?". Shirin menatap waspada pada Arthur.
___Aahhhhh
"Hentikan, Art".
Arthur mulai gila, bisa-bisanya pria itu memaksa Shirin bermain dalam air. Tubuh wanita itu menempel dipinggir kolam renang, mulutnya kembali mengeluarkan desahan nikmat. Seperti tidak lelah dengan kegiatan semalam, Arthur sangat kuat memaju-mundurkan tubuhnya walaupun di dalam air, menumbuknya dengan begitu kuat hingga tubuh Shirin tersentak-sentak mengenai pinggiran kolam. Shirin mengeluh tapi Arthur seperti menutup telinga, terlalu semangat dengan kegiatan itu.
Ooughhh
Arthur dan Shirin mendesah panjang bersamaan, pelepasan ketiga akhirnya selesai. Shirin yang dalam posisi membelakangi Arthur kini membalikkan tubuhnya menghadap pria itu.
Tak malu atau segan lagi, Shirin langsung melingkarkan tangannya dileher sang atasan. "Aku lelah dan lapar". Bisiknya tepat ditelinga Arthur.
"Baiklah, hari ini kau boleh bermanja padaku". Arthur segera keluar dari kolam sambil menggendong Shirin layaknya anak koala.
Fuck, tidak ada berenang bersama, yang ada hanya Shirin yang kembali lelah akibat mewujudkan fantasi Arthur.
"You like it?".
"Yeah, and I want it too".
..
.
🙈🙈🙈🙈 Yuhuuuuu, akhirnya yaaa gayssss Up ke 3 udah selesai... Maaf yaaaa agak telat, soalnya Lyn lagi sibuk tadi...
Thanks yahh buat yang udah vote⭐,
BTW kalau ada typo-typo maafin Author,PART SELANJUTNYA SELESAI LEBARAN YAAAHHH😘😘
See you next part...Byyyyyy salam manis dari author💝💝💝
...
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY, NONA SHIRIN
RomanceMenjadi selingkuhan pria-pria kaya adalah kelakuan seorang wanita bernama Shirina Marthin. Uang adalah alasan Shirin mendekati para pria itu. Tua-muda, semua dibabat habis. Suatu hari, wanita itu bertemu kembali pria yang pernah dekat dengannya. Si...