45. Giving Birth To a Baby Girl

2.9K 99 1
                                    


Uhuyyyyyy 🤸‍♀🤸‍♀🤸‍♀
Lyn UPPPPPP
Lagi nggak sibuk,🤩🤩
Vote-komen, Lyn tunggu yaaaaaa

Happy Reading


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Hospital 🏥, California)

...

Pukul sembilan malam. Newport Beach, California. 
Kota pesisir di selatan Orange County, California, Amerika Serikat.

Sebuah rumah dengan desain villa minimalis bertingkat yang berhadapan langsung dengan pantai terlihat begitu lengang. Deru ombak terdengar riuh mengisi kekosongan. Sejam terakhir, Shirin hanya duduk sendiri digazebo yang disimpan langsung menghadap pantai. Dijam seperti ini, Jenifer biasanya sedang berbelanja, Shirin sendiri dirumah. Eh!, tidak. Dua orang penjaga utusan tuan besar Galiam sedang duduk di teras rumah. Berjaga.

Malam ini, langit bersih tanpa kepulan awan. bintang-gemintang bertaburan terlihat lebih terang menghiasi langit diatas lautan. Ini pemandangan yang fantastis. Bahkan, bulan sempurna menjadi purnama, menghantam air laut hingga memantulkan cahayanya yang indah.

Shirin menghela napas perlahan.
Tinggal menghitung hari, maka genap sudah dua bulan ia pergi meninggalkan New York, meninggalkan sahabatnya, meninggalkan apartemennya, meninggalkan Galiam dan pria itu...

Shirin mendongak keatas, kemudian mengelus perutnya yang tiba-tiba sakit. Senyum tipis wanita itu menghiasi bibir, anaknya memberi reaksi menendang. Shirin terdiam sejenak. Wajah Arthur melintas dikepalanya. Apakah Arthur tahu jika dia telah pergi?. Apakah Arthur mencarinya?. Atau tidakkah Arthur mencari tahu bahwa anak yang dikandungnya adalah anak mereka berdua?. Shirin mengusap wajahnya, wanita itu tidak mengerti dengan perlakuan Arthur selama ini. Terkadang bersikap sangat baik, peduli, lembut dan bersikap seolah-olah pria penyayang. Tapi, terkadang pula Arthur akan tiba-tiba bersikap kasar, membentak, menyuruh semaunya dan bertindak sesuka hati. Memiliki sifat yang begitu dominan, terlihat tampan jika sedang jengkel, apalagi kalau tiba-tiba senang, bahkan saat marah. Ekspresinya begitu banyak, susah ditebak. Arthur akan terlihat menakutkan jika pria itu hanya diam dengan tatapan matanya yang tajam.

"Shirin!".

Shirin menoleh. Jenifer datang dengan selimut ditangannya. Wanita itu ternyata sudah pulang.

"Kau tidak kedinginan?. Angin malam tidak cocok untuk wanita hamil. Apalagi ini dipesisir pantai". Jenifer mengambil alih tempat duduk disamping Shirin.

Shirin menggeleng, juga tidak menolak saat Jenifer membungkus tubuhnya dengan selimut.
"Terima kasih". Ucapnya lirih.

Jenifer menatap diam wanita disampingnya. Wajah Shirin memerah, matanya berkaca-kaca. Lagi. Wanita itu menyandarkan tubuhnya pada Jenifer. Bukan untuk kali ini saja, Jenifer juga sering mendapati Shirin menangis sendiri dibalkon, mengigau saat tidur, menyebut-nyebut nama tuan muda Arthur sebagai laki-laki brengsek. Ada apa sebenarnya?. Setiap kali ditanya, Shirin akan selalu berkata tidak ada.

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang