22. Inappropriate

2.8K 61 0
                                    

HAPPY READING GUAYSSSS

(I'm sorry, my widower)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(I'm sorry, my widower)

...

Dua minggu kemudian,
Hari ini tepat kepindahan Shirin ke apartemen. Ditemani oleh Diana dan Mike akhirnya kepindahan itu bisa terselesaikan dengan cepat. Saat Diana dan Mike pulang, Shirin dikejutkan dengan kedatangan tuan besar Galiam, padahal beberapa jam lalu pria itu mengatakan tidak bisa datang. Bahkan, sebagai permintaan maaf, Shirin diberikan TV 75 inci sebagai hadiah. Sebagai wanita yang memegang teguh kalimat Rejeki tidak bisa ditolak Shirin menerima dengan senang hati.

Sejak pria itu datang hingga sekarang sedang duduk santai, Shirin selalu melihat kearah tuan besar Galiam. Dalam hidupnya, perasaan bersalah akhirnya menggerogoti hati wanita itu, tuan besar Galiam adalah pria baik dan ia telah menghianati pria baik ini. Perasaan yang ingin dipastikan seakan percuma saja. Jika perasaan itu benar adanya maka Shirin akan menghapusnya. Shirin tidak berani untuk menyakiti pria itu. Galiam pantas mendapatkan wanita baik-baik bukan wanita semacam dirinya yang dulu menjadi wanita penggoda sekarang malah menjadi pelacur. Itulah isi pikiran Shirin sejak tubuhnya dipakai oleh tuan muda Arthur, anak dari Galiam Nolland si duda kaya-nya ini. 
Shirin menghela napas pelan, hidupnya berantakan sejak mengenal si brengsek Arthur.

Disisi lain, tuan besar Galiam merasa aneh dengan sikap Shirin yang tiba-tiba pediam, ntah sudah berapa kali wanita itu diam-diam menatapnya, dan selalu tertangkap basah olehnya.

"Kenapa melihat..."

"Tuan".

Keduanya langsung tertawa pelan, suasana canggung seketika menguap.

"Anda duluan".

Tuan besar Galiam mengangguk. "Kenapa melihatku terus?, apa ada sesuatu diwajahku?". Tanya-nya pelan.

Shirin menggeleng lalu terkekeh. Inilah yang Shirin begitu sukai dari tuan Liam, pria ini begitu lembut. "Anda bahkan sangat tampan, tuan".

Diam-diam tuan besar Galiam merasa malu. "Ah, wanita muda ini". Batinnya. "Ohya?, padahal aku sudah sangat berumur!".

Lagi-lagi Shirin menggeleng. "Bukan berumur, tapi menjadi lebih matang".
Shirin berdiri dari tempatnya, wanita itu tiba-tiba dengan berani duduk dipangkuan tuan besar Galiam, membuat pria itu sedikit kaget.
"Tuan...". Shirin begitu dalam menatap mata pria itu. Suaranya pelan dan lembut. "Hanya kali ini...".

Galiam tersenyum kaku dengan tingkah Shirin yang begitu amat berani, dia pria normal dan tahu kedekatan seperti ini mampu memacu adrenalinnya yang telah lama tidak di salurkan setelah sang istri tiada. Dia bukanlah pria bejat yang mencari kesenangan diluar, apalagi sampai mencari kepuasan untuk memenuhi nafsu-nya. Galiam sangat menghargai wanita. Tapi, dengan kelakuan Shirin seperti ini, tidak menjamin apakah benteng pertahanan itu bisa bertahan?. Shirin adalah wanita kedua yang mampu mengubah hidupnya menjadi lebih berwarna.

Jakun pria itu naik turun ketika tangan lembut Shirin menyentuh rahangnya. Galiam menutup mata menikmatinya. "Ugh, Shirin...". Geraman itu tak berlanjut akibat benda kenyal mendarat dibibirnya. Tuan besar Galiam jelas tersentak, tapi detik berikutnya terbuai, ikut menggerakan bibirnya, mencecap, melumat bahkan bertukar saliva. Tangan kanannya menarik pinggang Shirin agar tubuh wanita itu sempurna bertumpu padanya, sedangkan tangan kiri fokus meremas bokong Shirin.

Ughh

Ahhh

Shirin mendesah pelan, lututnya berpindah untuk bertumpu disofa, tubuhnya makin maju lebih menuntut. Sedangkan Tuan besar Galiam membuka lebar kakinya agar memberi tempat lutut Shirin.

Bibir pria itu berpindah ke area leher, Shirin semakin ikut terbakar gairah. Tangan tuan besar Galiam semakin menekan tubuh Shirin yang berada diatasnya, menyatukan buah dada wanita itu ketubuhnya. Tangan nakalnya semakin dekat meraba daerah sensitif wanita diatasnya.

"Tuanhhh...".

Umhh

Shirin tidak kuat untuk menahan desahannya. Tapi disamping itu, otaknya juga mengingat rentetan kejadian bersama Arthur. Bagaimana ia terbuai dengan ciumanan panas pria itu, bagaimana ia terbuai dengan sentuhan pria itu, bagaimana ia dengan berani meminta untuk disentuh lebih, akhh Shirin begitu mengingatnya. Cara pria itu memasukinya dengan kasar, melumat bibirnya dengan begitu menuntut, meremas kedua payudaranya, menyedotnya seperti bayi, memberikan banyak kissmark. Shirin mengingat semuanya. Penyatuan mereka luar biasa. "But I love it". 
Shirin merasa gagal. Gagal untuk menjaga semuanya.

Ughhh

Shirin tak menyadari jika kancing bajunya sudah hampir lepas, otaknya tidak singkron. Hingga...

"T-tuan, hentikan...". Air mata Shirin jatuh bebas, mengalir membasahi pipinya secara cepat. Wanita itu ikut menjatuhkan tubuhnya ditubuh kekar tuan Galiam secara sempurna, menangis tersedu-sedu disana.

"Aku tidak bisa". Bisiknya teramat pelan.

Tuan besar Galiam sedang mengatur napasnya yang masih tersengal-sengal tapi matanya menatap sosok dalam dekapannya dengan bingung.
"Ada apa?. Kenapa Shirin menangis?". Batinnya.

Mendengar tangisan pilu wanitanya, tuan besar Galiam mengesampingkan nafsu yang diujung tanduk. Memperbaiki pakaian Shirin, mendekap wanita itu dengan erat, membisikkan kalimat...
"Maafkan aku, maafkan aku-sayang...". Sesalnya.

Waktu menunjukkan pukul setengah 3 pagi, pria itu masih mendekap tubuh wanita yang kini telah tertidur lelap diatas ranjang bersamanya. Tuan besar Galiam begitu merasa bersalah. "Maafkan aku sayang, aku tidak tahu jika akan seperti ini".

Seandainya pria itu tahu apa yang sebenarnya Shirin tangisi. Maybe, bukan perlakuan seperti ini yang  akan didapatkan wanita itu, bisa jadi dihina sebagai jalang atau wanita murahan.
.
.
.

Hallo gimanaaaa kabarnya, duhhh sebenarnya tangan Lyn gatel Pen Up next part cerita ini tapi yaaa gitulah, perjanjiannya kan selesai lebaran jadi Lyn tahan-tahanin aja🙊

BTW MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN, FOR TEMAN-TEMAN YANG MENJALANKAN🙏

Untuk part ini oke yaaa, part selanjutnya next day.💝
Sorry kalau ada typo. Jangan lupa vote & komen. 🧘‍♀

Byyyyyy

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang