31. Meet at the Restaurant

2.8K 70 2
                                    

(Lunch)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Lunch)

...

"Kenapa kau selalu mengurusi urusan anak dan cucuku, Nolland?. Mereka berhak memilih...".

Pria terlampau tua itu menoleh kepada sang istri yang tengah sibuk mengupasi kulit apel, Cecilia. Wanita paruh baya berusia 68 tahun itu adalah mama dari Galiam Nolland, oma dari Arthur Januar Nolland. Nolland, menatap Cecilia tak suka. "Maksudmu, membiarkan anak dan cucu kita menyukai wanita yang sama?...".

Cecilia menghela napas. "Maksudku, biarkan Galiam berbicara pada Arthur. Galiam bisa menasehati anaknya sendiri. Jikalau wanita yang mereka sukai sama, suruh wanita itu memilih diantara Galiam dan Arthur, simpelkan?. Kenapa terlalu susah. Galiam telah lama sendiri, dia sudah pantas menikah lagi agar ada yang menemaninya dimasa tua. Sedangkan Arthur, ah, cucuku itu sudah cukup umur untuk menikah".

Nolland menatap tak suka istrinya, tidak sependapat. "Aku tidak mau calon istri cucuku dari kalangan wanita yang tidak ditahu asal usulnya, sayang. Lagian diluar sana masih banyak wanita cantik, dari keluarga terpandang pula, baik hati, berpendidikan. Misalnya, anak gadis dari keluarga Connor, atau model terkenal yang terang-terangan memberikan perhatian pada Arthur, Rebecca Cancer. Atau anak gadis duta besar Spanyol, Aleandra Paolo, maybe".

Cecilia menghentikan kegiatannya, menatap suami-nya serius. "Kalau begitu selidiki lebih banyak identitas gadis bernama Shirina, siapa dia, dari keluarga mana, cari latar belakangnya secara lengkap. Kau tidak bisa menilai orang hanya dengan sekali lihat, heh!. Aku juga ikut penasaran ingin melihat secara langsung gadis itu. Secantik apakah dia hingga bisa menaklukan anak dan cucuku?...". Cecilia mengancungkan pisaunya tepat di hadapan suaminya. "Dan juga, jangan selalu menjodoh-jodohkan anak dan cucuku. Ini masalah hati, mereka akan hidup dengan pasangannya seumur hidup. Entah bagaiaman jadinya hidup dalam satu rumah bersama orang yang tidak dicintai, salah satu dari mereka pasti akan ada yang menderita ".

Nolland terdiam, tidak membantah. Pria tua itu melotot melihat benda tajam yang istrinya pegang. Cecilia melempar pelan pisaunya, lalu mengangkat tangan, menyuruh wanita yang tengah duduk tidak jauh dari mereka bergabung.

Natasha yang sedang membaca buku mengangguk, lalu beranjak dari duduknya.
"Mama membutuhkan sesuatu?".

"Kemari, nak".

"Aku berencana menikahkan Galiam dan Natasha". Celetuk Nolland tiba-tiba.

Cecilia menatap kesal sang suami, lagi-lagi Nolland mengambil tindakan tanpa didiskusikan lebih dulu. Dan, Natasha yang telah duduk disamping Cecilia mendengar celetukan itu merasa Syok.
"Pah...?".

"Kau pantas nak. Galiam juga tidak protes, semuanya tinggal menunggu keputusan Arthur. Anak itu sangat keras kepala...".

Natasha menghela napas, sifat dan tingkahnya persis seperti kakaknya, Kharelly.
"Aku tahu keputusan papa selalu baik. Tapi, jikalau Galiam ataupun Arthur tidak mengizinkanku masuk ke kehidupan mereka, dalam artian tidak menerima keputusan ini. Tidak masalah, pah. Aku-aku tidak... Aku nyaman dengan jalan hidupku sekarang. Dengan mereka menyayangi kedua putriku, itu sudah cukup".

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang