Menjadi selingkuhan pria-pria kaya adalah kelakuan seorang wanita bernama Shirina Marthin. Uang adalah alasan Shirin mendekati para pria itu. Tua-muda, semua dibabat habis.
Suatu hari, wanita itu bertemu kembali pria yang pernah dekat dengannya. Si...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Kissing Demanded)
...
Dari hingar-bingar pesta, Shirin dari tadi merasa was-was dan gelisah, menolak semua ajakan para pria yang berusaha mengajaknya berkenalan. Saat ini, wanita itu tengah duduk seorang diri di bagian pojok ballroom, dari tadi matanya memantau istri dari pemilik pesta. Seandainya, situasinya tidak seperti ini, Shirin akan dengan senang hati meraih tangan-tangan pria yang terulur ingin berkenalan dengannya, mengajaknya ngobrol dan dan tentunya tebar pesona. Situasi pelik ini membuatnya bahkan susah untuk bernapas.
Wanita tua yang pernah bertengkar dengan Shirin tentu berada dalam pesta, tersenyum menyapa semua tamu bersama tuan Connor, berpenampilan layaknya sosialita, memiliki lingkaran pertemanan yang sederajat tentunya.
Jangan tanyakan Arthur ada dimana, sebab pria itu sedang duduk nyaman di kursi paling depan, meja bundar khusus para pengusaha tinggi. Sebenarnya pria itu ingin menyeret Shirin agar menemaninya didepan sana tapi dengan penolakan yang amat-sangat memohon Arthur akhirnya pergi begitu saja, apalagi pria itu kini tahu bahwa Shirin pernah memiliki hubungan dengan tuan Connor, pria tua-bahkan lebih tua dari sang daddy.
Crazy
"Hallo, nona Shirin". Seseorang menyapa, ntah tahu dari mana namanya, Shirin terlonjak.
Persis menoleh, Shirin membulatkan matanya. Wanita itu bergerak heboh mengusir pria yang menyapanya, Mengangkat jemari-jemari lentiknya itu, tak peduli yang diusir adalah pemilik acara.
"Apa yang anda lakukan disini, tuan". Tanyanya dengan nada begitu gelisah dan heboh. Volume suaranya kecil tapi tekanan perkata yang di ucapakan begitu menunjukkan bahwa wanita itu begitu tegang.
Tuan Connor yang datang menghampiri wanita muda itu tersenyum, terkekeh atas sikap Shirin yang amat tegang.
"Apa kabarmu, nona Shirin? Lama tidak berjumpa". Tuan Connor sudah memastikan kedatangannya kesini tidak akan diketahui oleh sang istri, jadi ia bersikap biasa saja.
Shirin meringis, beberapa orang dalam pesta itu sesekali melihat kearahnya. "Tuan Connor, kelakuan anda bisa membuat aku dilihat oleh nyonya Torres, istri anda". Ucapnya cepat. "Terakhir kali hubunganku dengan istrimu begitu sangat menegangkan. Kau ingin aku dipermalukan disini?". Kesalnya. Tak tahu saja Shirin begitu trauma dengan keanarkisan istri pria tua ini.
"Aku tahu, nona Shirin. Ini tidak akan ketahuan, aku ingin berbicara sebentar padamu...".
Fuck
Pria tua ini, kenapa semakin menjadi-jadi saja. Shirin meremas tasnya. "Ini keliru, tuan... Aku tahu apa yang sedang anda pikirkan, dan... ingin menanyakan sesuatu padaku tapi ini waktu yang...". Shirin tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Arthur berjalan kearahnya dengan tatapan tajam, pria itu terlihat marah. "Tuan Connor, a-aku ingin keluar sebentar".
