5. Kissing

4.4K 73 0
                                    

(Kissing demanded)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kissing demanded)

...
SHIRIN ingat, jika pria ini bernama Arthur, maka pria inilah yang menabraknya tempo hari di parkiran club. Ya, Tuan muda Arthur alias Mr. Nolland, yang sukses luar biasa itu. Tapi tidaklah penting untuk Shirin memikirkan kesuksesan tuan muda ini. But, apa hubungan pria ini dengan tuan Liam, si duda kaya gebetannya. Datang-datang bagai boss, sok berkuasa, duduk ditempat yang seharusnya tuan Liam-lah berada diposisi itu. Apa duda kaya-nya telah bangkrut?, tidak mungkin.

"Shirina Marthin".

Shirin tersentak dari pikiran melalang buananya, mengangkat pandangan untuk mencoba menatap pria disebrang meja sana. Pria itu menatap datar kearahnya.

"Ya pak". Sebisa mungkin Shirin tidak gugup. Baru kali ini ada pria yang menatapnya biasa saja. Apa pesonanya telah berkurang?.

"Anda dipecat".

"APA??". Tanpa bisa dicegah, Shirin refleks berteriak syok. Wanita itu bergerak gelisah. "M-maaf, maksud bapak?". Ini gila, ia baru masuk kerja dua hari.

Pria itu menatap tajam pada Shirin, tapi kali ini tidak membuat seorang Shirina Marthin gugup malah menampilkan mimik muka meminta penjelasan.

"Kau dipecat".
Sekali lagi suara serak nan berat itu bersuara. Shirin mengepalkan tangannya.

"Maaf pak, tapi anda tidak memiliki hak untuk memecat saya, apa salah saya?". Ucapnya dengan berani. "Siapa sebenarnya pria ini, sok berkuasa sekali". Lanjutnya dengan suara pelan.

Arthur menatap wajah cantik wanita didepannya. Cantik? Ya, Arthur akui bahwa wanita didepannya ini memang cantik. Tapi sayang, Arthur sudah tahu bahwa wanita didepannya saat ini pengacau rumah tangga orang, juga perempuan yang memandang pria dari segi finansial.

Menit berikutnya Arthur berdiri dari tempat duduknya, berjalan mengitari meja lalu bersedekap, memandang Shirin dari kaki hingga ujung kepala. Sempurna.

"Sejak kapan kau berhubungan dengan daddy-ku?". Tanyanya tiba-tiba dengan sorot mata tajam.

Shirin menyerngit bingung lalu menggeleng tidak mengerti. "Maksud...".

"JANGAN PURA-PURA BODOH, JALANG". Teriak Arthur tiba-tiba. Membayangkan daddy-nya telah menghianati sang mommy membuat Arthur merasa geram sekaligus marah.

Shirin terperanjat mendengar suara menggelegar itu, apalagi saat melihat pria didepannya maju dengan langkah lebar menuju kearahnya dengan raut emosi. Otomatis langkahnya ikut mundur.

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang