16. Possessive

3.7K 83 0
                                    

✈️

...

Setibanya pesawat dibandara, dan telah dipastikan terparkir aman, kopilot sigap membuka pintu pesawat. Beberapa orang telah menunggu didepan anak tangga, siap menjadi pengawal selama berada di Las Vegas. Arthur keluar lebih dulu disusul oleh Jo dan Shirin yang masih tidak mau membuka suara setelah kejadian ciuman.

"Selamat datang tuan muda. Sungguh, sebuah kehormatan bisa bertemu lagi dengan anda". Ucap seseorang diantara kumpulan pengawal itu.

Arthur melirik sekilas dibalik kaca matanya. "Ya, Crish".

Crish adalah pria yang dua bulan lalu direkrut oleh Arthur untuk menjadi manager di salah satu gedung kasino miliknya di Las Vegas.

Crish menatap kearah wanita yang berdiri disamping Jo. Pria itu tersenyum menyapa keduanya, Arthur refleks ikut menatapa Shirin. "Selamat datang tuan Jo dan nona...".

Shirin yang tadinya hanya diam kini memasang senyum terbaiknya, bagaimanapun juga Crish ini memiliki wajah lumayan tampan dan berkarisma. "Shirin". Ketika tangannya terangkat ingin menerima uluran itu, Arthur langsung menepisnya

"Sebut saja namamu". Ketusnya.

Shirin tercengang, sedangkan yang lain melongo atas kejadian itu. Tuan muda Arthur mana pernah ikut serta dalam masalah orang lain apalagi berhubungan dengan bawahan yang hanya pegawai biasa di perusahaannya.

"Hey, aku hanya ingin berkenalan". Batin Shirin berteriak marah dan protes.

"Kurasa nona cantik ini bukanlah pegawai biasa, lihat! Bahkan tuan muda Arthur membawanya ke tempat ini dalam perjalanan bisnisnya". Gosip dua pengawal yang berada dibelakang. Sebelas-dua belas dengan dua pramugari tadi.

"Ck, kalau kau ingin segera di pecat maka bicaralah terus".

"Baiklah-baiklah, mari kita berkerja".

___

Shirin menatap gelisah semua pria yang kini dalam jangakauan pandangannya. Beberapa pria-pria itu juga sesekali mencuri-curi pandang padanya. Ehh, tertarik?. Tapi Shirin tidak peduli, dari tadi ia sedang menahan sesuatu dalam dirinya yang ingin keluar. Maka dengan pelan wanita itu menarik lengan jas asisten Jo.

Jo yang ditarik langsung menoleh, berhenti berjalan. Rautnya seakan berbicara. Ada apa?.

Shirin memajukan sedikit tubuhnya. "Tuan Jo, bisakah anda menyuruh Mr. Nolland dan yang lainnya berhenti sebentar. Aku-aku ingin ke toilet... Ehmm sebentar saja!". Bisiknya.

Jo terdiam sebentar, lalu mengangguk.
Kalau dipikir-pikir asisten Jo adalah pria yang baik dan tidak pernah menunjukkan ekspresi marahnya, bukan juga tipe pria yang belagak sok tampan dan berkuasa, mengingat Jo adalah asisten CEO. Pria itu selalu ramah pada siapapun termasuk pada wanita, walaupun sudah dikasari. Shirin bisa pastikan, pria itu pasti sangat mencintai dan menghormati kekasihnya. Hanya saja, Jo selalu berdampingan dengan Arthur si pria mesum yang memiliki banyak masalah pada Shirin. Jadi, Jo ikut terciprat amarah wanita itu.

"Maaf tuan muda...". Jo membisikkan sesuatu ditelinga Arthur. Crish dan semua pengawal berhenti, memperhatikan.

Arthur menghela napas, membalik badan. "Ku beri waktu 5 menit, sekarang!!!".

"Sepuluh menit Mr.". Tawarnya, dan tanpa menunggu persetujuan pria itu, Shirin sudah melesat pergi, berlarian kearah petugas menanyakan arah toilet.

Arthur melihat kearah dua pengawal yang sedang menatapnya. "Kalian berdua, pantau wanita itu dari kejauhan".

"Baik Mr.".

"Dasar menyusahkan". Gerutu Arthur.

Pria itu menghempaskan tubuhnya di kursi tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu menghempaskan tubuhnya di kursi tunggu. Crish dan para pengawal tidak bergerak dari posisinya berdiri. Sedangkan dua pengawal sudah bergerak cepat menyusul Shirin, takut wanita itu hilang.

Jam menunjukkan pukul 7 malam, Shirin berada di hotel Marriot's Grand Chateau, Las Vegas. Wanita itu diantarkan langsung oleh si tuan muda Arthur dan beberapa mobil pengawal ikut dibelakang.

Sebelum keluar dari mobil, Arthur masih sempat-sempatnya memberikan ancaman agar Shirin tidak banyak tingkah dan mengikuti perintahnya. Dan, seperti kecanduan pria itu bahkan tanpa malu mengecup bibirnya. Shirin melap kasar bibirnya didepan pria itu dengam maksud menghilangkan jejak, tapi Arthur tidak peduli, tatapannya tetap tajam dan datar.

Shirin menggeram marah di lobi hotel sambil terus mengusap bibirnya. Semua mobil telah meninggalkan area hotel, satu pengawal bersamanya.

"Hey kau!...".

"Saya Alf, nona".

"Alf?, namamu unik". Shirin tersenyum mengejek membuat pengawal bernama Alf itu merasa aneh. "Ohya, tolong bantu aku mengangkat barang ini".

"Baik nona".

Tahu bahwa seorang wanita cantik dan Alf si pengawal tuan muda Arthur di Las Vegas tiba di hotel, manager hotel langsung menyambut hangat, itu berarti tuan muda Arthur sedang berkunjung ke Las Vegas. Jelas manager hotel itu tahu karena Arthur selalu menginap ditempat ini setiap berkunjung.

"Ini nona, silahkan. Kalau ingin memerlukan sesuatu anda bisa langsung menelfon kami. Semoga anda beristirahat dengan nyaman, mari!".

Shirin mengangguk dan langsung menutup pintu, peduli amat dengan pengawal bernama Alf itu. Yang intinya Shirin ingin segera mandi dan tidur. Masalah makan?, perutnya tidak lapar sama sekali.

Sedangkan ditempat lain, tepat ingin memasuki gedung kasino, ponsel dalam saku jas Jo berdering kencang. Semua mata langsung tertuju pada Jo, pria itu dengan cepat merogoh sakunya.

"Eh! Ponsel nona Shirin".

Saat pesawat landing, Shirin tidak menyadari ponselnya jatuh, hingga lupa sampai saat ini. Jo yang memungutnya, tapi lupa mengembalikannya. Pria itu terlalu sibuk mengurusi banyak hal.

#My Friend💅😘

Jo memilih tombol merah lalu cepat-cepat menonaktifkan.

"Apa seleramu sudah berbeda, Jo?". Ejek Arthur, ia tak tahu bahwa ponsel dengan motif bunga-bunga merah jambu itu milik Shirin. Langkahnya terus memasuki gedung, menunggu lift. Para pengawal satu persatu menyebar, memastikan keamanan gedung. Hanya sekitar 4 orang yang ikut masuk kedalam lift.

"Maaf tuan, aku lupa memberikannya pada nona Shirin".

"Shirin!". Seru Arthur.

"Ahya, ini ponsel miliknya. Tadi terjatuh saat dipesawat...".

"Berikan padaku".

Arthur dengan cepat mengambil benda pipih itu, lalu mengamankan di saku jasnya seolah benda paling berharga. Pria aneh, giliran ponsel sendiri malah menyuruh orang lain yang pegang. Jo tak habis pikir. Inikah yang namanya jatuh cinta?. Telihat pencemburu dan sangat posesif, walaupun pada barangnya juga. Jo geleng-geleng kepala.

.
.
.

🤸‍♀Happy reading guayssss💅...
And, thankyou yang udah baca ni cerita😘, lop-lop buat yang udah vote❤❤❤❤...

See you next part🛵💨

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang