27. Pregnant

3.4K 66 0
                                    

(Shirina Marthin and Diana Ariella)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Shirina Marthin and Diana Ariella)

...

Diana tidak jadi marah-marah ketika tahu keadaan Shirin. Sahabatnya itu terlihat sangat naas dengan penampilannya sekarang, rambutnya terlihat berantakan, banyak melamun bukanlah sifat Shirin. Diana menyayangkan hal itu.

"Kamu harus makan, Shirin". Diana membujuk.

Shirin menatap sahabatnya dengan memelas. "Aku tidak lapar, Diana".

"Tapi kamu harus makan. Ingat sekarang kamu tinggal sendiri. Jika sakit, siapa yang akan mengurusmu?". Sungutnya.

Shirin menelungkupkan kepalanya kebantal, memilih diam dari pada menjawab apalagi menuruti ucapan Diana. Kamar itu diisi keheningan, Diana yang lelah membujuk akhirnya memilih tiduran disamping Shirin.

Dengan pelan Shirin akhirnya bersuara. "Diana, tuan Liam mencintaiku".

"... Bukankah itu juga yang kamu mau, tuan besar Galiam mencintaimu. Jika kamu juga mencintainya, aku akan mendukung semua pilihanmu, Shirin". Diana menatap sahabatnya sejenak lalu menyimpan ponsel. "Tuan besar Galiam juga sangat baik, dia pantas untukmu".

Suasana seketika runyam, raut Shirin terlihat sendu. "Semalam Arthur datang kemari-pagi tadi aku tidak tahu tuan Liam juga datang mengunjungiku. Mereka bertemu, Diana. Arthur menyebutku sebagai jalangnya di depan tuan Liam, tuan Liam marah hingga memukuli anaknya sendiri... Aku-aku juga mendengar Mr. Nolland mengatakan... tuan Liam mencintaiku tapi, Mr. Nolland tidak akan membiarkannya".

Untuk kedua kalinya Diana melihat Shirin menangis dihadapannya. Ntah apa maksud tangisan Shirin ini?, apakah karena mengetahui tuan besar Galiam juga mencintainya atau kecewa karena tuan muda Arthur selalu menyebutnya jalang?. Diana juga terkejut mengetahui tentang kedatangan tuan muda Arthur dan tuan besar Galiam di apartemen ini secara bersamaan. Anak dan daddy itu sama-sama berhubungan dengan sahabatnya. Diana juga ikut kesal mengetahui bahwa pria yang selama ini di idam-idamkannya agar bisa bersama sahabatnya, si tuan muda Arthur itu malah menghina sahabatnya. Apa perlu ia menemui pria itu lalu memberinya tamparan keras. Seenaknya saja berbicara seperti itu. Padahal, pria itu yang membuat sahabatnya menjadi jalang.

Shirin menghapus jejak air matanya, seharus dia tidak menangis melainkan tersenyum sepanjang hari apalagi sudah mengetahui bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Aku harus menemui tuan Liam".

___

Mension Nolland

"Bagus, jika kalian berdua sudah saling tahu". Nolland yang kebetulan berkunjung ke mension utama mendengar keributan anak dan daddy itu yang sedang adu bicara. Kali ini suasana mencekam lebih mendominasi. "Papa sangat menyayangkan sikapmu yang bodoh Galiam. Bukankah papa sudah memberitahumu kemarin... gadis itu bukanlah gadis baik-baik, kamu malah tetap menghampirinya!". Nolland kesal dengan kebodohan anaknya. Lalu menoleh kearah Arthur dengan tajam. "Dan kamu!, jika ingin membuat gadis itu menderita tidak perlu melakukan hal bodoh dan menyusahkan Arthur, kau cukup memblack list namanya dari daftar pekerja...".

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang