30. Galiam, Hug Me

2.6K 59 2
                                    

(These flowers are for you)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(These flowers are for you)

...

Seminggu berlalu cepat.

"Maaf tidak ada lowongan kerja untukmu".

Wanita dengan tampilan mulai kusam itu meremas tali tasnya. Kalimat itulah seharian ini Shirin terima. Entah semua perusahaan di kota ini telah janjian atau memang memiliki ikatan batin, semua kompak menolaknya dengan membaca identitasnya saja. Terakhir, disinilah wanita itu, berdiri tegap didepan sahabatnya. Yang paling menyebalkan, lagi-lagi satu kalimat yang sama. Kenapa harus kalimat itu?. Shirin mendengus kasar menatap Diana yang tampak menyebalkan seperti staf HRD perusahaan-perusahaan sebelumnya.

"Kenapa kalian semua menyebalkan sih?".

Diana beranjak dari duduknya, helaan napas pelan menghiasi langit-langit ruang pribadi wanita itu. "Jangankan bekerja!, kau masuk kesini saja sudah tidak bisa, Shirin".

"Kenapa?. Kau tidak mau bersahabat denganku lagi?". Emosi Shirin mulai tidak terkontrol.

Diana menyentil dahi sahabatnya itu. "Jangan asal bicara. Kau sedang hamil, tidak mungkin sanggup mencium bau alkhol dan rokok, bodoh. Kau ingin anakmu cacat, hah!". Jika Shirin bertingkah keras kepala, Diana lebih keras kepala lagi.

Auhhh, Shirin berdecak kesal. Ucapan Diana memang benar tapi...
"Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anakku?. Biaya lahiran mahal, Diana. Seharusnya kau membantu sahabatmu ini, bukan malah hanya menceramahiku saja sepanjang hari". Shirin membuang muka, jelas ia telah lelah dengan semua yang terjadi hari ini.
___

Menjelang sore Shirin keluar dari club AriellaS. Wanita itu berdiri dipinggir jalan menatap keramaian kota. Ini daerah Manhattan, seratus meter dari club ini adalah persimpangan jalan utama kota, Broadway, Seventh Avenue, dan 42nd Street. Siapa yang tidak mengenal daerah itu?, persimpangan yang merupakan simbol kota New York, Times Square. Seni dan perdagangan yang sibuk, papan listrik-puluhan iklan, lampu-lampu, berita jalan, juga berbagai macam iklan produk kecantikan, bisa dilihat ditempat itu dengan tampilan begitu besar dan megah. Shirin sudah beberapa kali ketempat itu bersama Diana. Hari ini ia akan berjalan-jalan sendiri.

Lima menit berlalu, Times Square ramai oleh pengunjung. Tempat ini memang selalu ramai, ada banyak orang dari berbagai negara yang berdatangan. Berfoto bersama atau membuat vlog sambil menceritakan situasi hari ini. Shirin telah tiba disalah satu kafe, mengambil duduk dibagian luar, memesan cokelat panas. Favoritnya.

"Apakah aku boleh menemanimu duduk disitu, nona".

Seseorang menyapa Shirin dengan suara yang amat dikenali.
Wanita itu menoleh. Sedetik dia bahkan susah bernapas, lalu berseru.

"Tuan Liam!!?".

Dengan memegang buket mawar putih, dan memakai setelan hitam yang tampak seperti rakyat biasa, tuan besar Galiam melihat kearah Shirin dengan senyum mengembang. Ini kejutan. Shirin bahkan sedikit tak percaya. Orang-orang disekitarnya ikut melihat keromantisan itu.

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang