37. Quick Kiss

2.6K 57 3
                                    

Uhuyyyyyy Lyn Up🤸‍♀🤸‍♀🤸‍♀🤸‍♀😆
Terima kasih yang udah follow author Lop-lop untuk kalian...😘🙏.

Happy reading yaaahhh

(Halo, I'm Jovan Leonardo, Or Sekretarist Jo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Halo, I'm Jovan Leonardo, Or Sekretarist Jo)

...

Shirin dilanda kebingungan ketika wanita tua yang ditolongnya tadi malah menawarkan agar beristirahat dikamar. Padahal, wanita itu ingin sekali segera pulang. Tapi, setiap kali ingin berpamitan, Cecilia selalu membuka topik pembicaraan lagi dan lagi.

Hingga, disinilah Shirin, duduk didalam kamar yang bernuansa gold dan hitam. Bukan seperti kamar tamu pada umumnya yang langsung disuguhkan kasur. Entahlah!, membuat wanita itu dilanda kebingungan. Kamar ini disekat-sekat menjadi ruang baca, walk in closet, kamar mandi, juga mini bar.  Dua ruang dibiarkan terbuka tanpa pintu. Semua dindingnya dari kaca yang membuat Shirin bisa tahu apa saja yang ada dalam ruang-ruang itu. Yang membuat Shirin melongo adalah kamar mandi. Bagaimana bisa pemilik mension ini mendesain kamar mandi dengan dinding kaca transparan?. Membayangkan mandi ditempat itu membuat Shirin tertawa lucu.

Lanjut dengan tempat tidurnya. Shirin melangkah mendekati kasur berukuran king size didepannya. Aroma maskulin yang sangat familiar menguar disetiap sudutnya.
"Kenapa aku seperti mencium sesuatu yang sangat familiar?". Shirin menggeleng pelan. "Tidak mungkin!, kenapa pula pria itu yang kupikirkan".

Shirin melangkah masuk ke walk in closet. Ada almari kaca setinggi 2 meter yang didalamnya terdapat koleksi jas pria, rak-rak disampingnya juga berbahan kaca, sepatu-sepatu pria mahal yang warnanya hitam semua. Belum lagi didepan almari itu terdapat meja kotak setinggi pinggang orang dewasa, Shirin bisa melihat apa isi didalamnya, kunci-kunci mobil, jam tangan, dasi, sapu tangan dan lainnya dengan harga-harga fantastis.

"Ya ampun, kurasa wanita tua itu salah memberiku kamar". Gumam Shirin. Wanita itu tengah berdiri di depan meja kotak kaca. Matanya sangat menatap takjub barang didepannya. Jika ia mencuri satu jam tangan saja, mungkin Shirin tidak perlu berkerja selama satu tahun, tak perlu pusing biaya lahiran, juga kebutuhan anaknya ketika lahir. Ups.

Shirin menggelengkan kepala, otak wanita itu sedang memikirkan hal konyol. Mana mungkin ia melakukan tindakan bodoh itu. Hey, didalam tasnya ada black card yang bisa ia gunakan sepuas mungkin. Shirin melangkah keluar, bahkan tidak ada debu disetiap jengkal kamar ini. "Sepertinya akulah debu di kamar ini". Shirin terkekeh pelan atas ucapannya sendiri. Hingga wanita itu memilih merebahkan tubuhnya dikasur empuk kamar itu lalu berbicara dengan nada begitu halus. "Ya tuhan, tempat ini nyaman sekali". Tangan Shirin tak bisa diam, sibuk mengusap kelembutan dan dinginnya kasur. Sangat nyaman jika ingin tidur.

___

Arthur melangkah cepat menaiki anak tangga. Persis tiba dilantai dua, pria itu segera berjalan menuju pintu dengan warna cat hitam yang terletak paling ujung.

HEY, NONA SHIRINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang