24. Ular

539 10 1
                                    

"Uupssh.... ahahaah!!

Audriana tertawa-tawa geli ketika Jaxton merobek gaunnya dan melemparnya ke sembarang arah. Efek mabuk yang sangat parah membuat gadis itu merasa segala hal di sekitarnya begitu lucu dan terlihat menggelikan, padahal dirinya kini sudah polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya yang menawan.

"Hei. Kau curang, Jaxton!" protes Audriana tidak terima. Ia mendorong tubuh Jaxton dan duduk di ranjang sambil berkacak pinggang. Tatapan lapar Jaxton pun seketika jatuh pada dua benda bulat sintal dengan puncak pink-nya yang menantang, menggodanya untuk segera mendaratkan bibirnya di sana.

"Ini tidak adil! Kau sudah menelanjangiku, sedangkan dirimu sendiri masih berpakaian lengkap!" Jari telunjuknya menuding setelan kemeja santai lengan pendek serta celana chinos yang membalut dengan pas di tubuh kekar dan maskulin Jaxton.

Jaxton mendengus geli serta mengulum senyumnya. Audriana sangat frontal sekali ketika sedang mabuk. Ah, terlihat semakin menggemaskan saja gadis ini!

"Oh, jadi kamu nggak terima?" Sebuah devil's smirk menghiasi bibir Jaxton dengan sempurna. "Oke. Kalau begitu biar impas, sebaiknya bajuku dibuka juga kan? Bagaimana jika kamu saja yang membukanya, Audriana?"

Audriana berdecih sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Jaxton. "Kau kira aku takut, ya? Ish. Membuka baju pria tampan dan seksi sepertimu adalah pekerjaan yang saaangaaat me-nye-nang-kaaan...," tukas Audriana dengan gaya berlebihan. Wajahnya yang merona karena efek mabuk membuat wajah cantiknya semakin terlihat menggemaskan.

Sesuatu yang berada di dalam celana Jaxton sudah meronta-ronta ingin keluar dari dalam sarangnya untuk segera bertemu dengan lembutnya kehangatan Audriana, namun ia berusaha untuk menahan segala gejolak itu hanya demi untuk momen langka ini.

Momen dimana Audriana si gadis polos, terlihat begitu berani.

Antara terbawa hasrat dan ingin tertawa, itulah sebenarnya yang Jaxton rasakan. Dengan santainya jemari lentik Audriana membuka satu-persatu kancing kemeja santai Jaxton, lalu menyibakkan kain itu melewati bahu yang keras dan lengannya yang berotot.

"Oooh, ototmu luar biasa sekali, Mr. Jaxton Quinn!" Seru Audriana heboh. "Bolehkah aku meraba perutmu??" pintanya penuh harap, yang lagi-lagi membuat Jaxton ingin tertawa namun setengah mati ia menahannya.

"Tentu saja boleh," sahutnya masih dalam seringai ala devil. "Kau bebas mennyentuhku dimana pun yang kau mau. Tapi tidak gratis, Baby. Jika kau menyentuh perutku, maka aku juga akan menyentuh perutmu. Kita akan saling menyentuh di tempat yang sama. Bagaimana??"

Audriana berpikir sebentar dengan otaknya yang masih dipengaruhi oleh efek alkohol.

"Ok, deal!" serunya sembari mengulurkan tangan untuk saling berjabatan dengan Jaxton.

"Ahk!" Audriana terkesiap ketika Jaxton menyentakkan tangannya hingga tubuh Audriana terdorong ke depan dan menabrak tubuh keras Jaxton.

Dengan satu tangan yang mencengkram pinggang ramping gadis itu dan satu tangan lainnya berada di perut Audriana, dengan lancang mempermainkan bagian pusarnya yang kecil namun sangat menggairahkan.

Audriana menepis tangan kekar itu dengan gusar. "Hei, jangan mencuri start. Aku kan belum meraba perutmu?!"

Jaxton menarik tangan Audriana dan langsung meletakkannya di atas perutnya yang kotak-kotak hingga membuat gadis itu berteriak heboh.

"Uwooowww...!! Mr. Quinn... kamu benar-benar luar biasa!" Gadis itu berdecak kagum sambil mengamati abs sixpacks milik Jaxton. "Apa kamu tidak berminat menjadi seorang model?"

Jaxton menggeleng sambil menggigit pipi bagian dalamnya untuk menahan tawa yang hampir menyembur keluar. Sikap konyol gadis ini bukannya menurunkan hasratnya, namun malah semakin membuatnya bergelora.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang