"Khalissa Rininta adalah adik tirimu."
***
(Flashback Lima Belas Tahun Yang Lalu)
"Jax, kenalkan ini adalah Fiona. Calon ibu barumu. Fiona, ini adalah putraku Jaxton."
Jaxton menatap wanita itu sambil menundukkan kepala hormat dan sedikit senyum tipis di bibirnya, walaupun ia sedang menahan rasa muak yang terasa mengaduk-aduk isi perutnya.
Fiona adalah sekretaris Daddy, dan ia sudah lama mengetahui bahwa Daddy diam-diam berselingkuh dengan wanita itu di belakang Mommy. Namun sebagai seorang putra yang patuh, ia hanya diam dan seakan tak melihat bagaimana Daddy menyetubuhi Fiona di ruang kerjanya.
Saat itu ia hendak bermain ke kantor Daddy karena sekolahnya dipulangkan lebih cepat. Ia tak sabar ingin memamerkan project sains-nya yang mendapat nilai tertinggi di kelas kepada Daddy.
Saat ia hendak membuka pintu ruangan kerja Daddy, Jaxton bisa mendengar suara-suara rintihan dan lenguhan dari balik pintu.
Ragu-ragu dan dengan tangan yang gemetar, Jaxton perlahan mendorong pintu yang telah sedikit terbuka itu untuk mengintip.
"Aaahh!! Faster baby... faster!" Jerit seorang perempuan dengan suara yang bergairah.
Pemandangan di depannya itu adalah pemandangan paling menjijikkan yang pernah ia lihat. Daddy berada di belakang Fiona yang membungkuk di atas meja. Ayahnya itu menyodok Fiona dengan brutal dan penuh sangat bernafsu, dengan gerakan-gerakan yang keras dan cepat sesuai permintaan wanita jalang itu.
Jaxton pun segera memundurkan langkahnya, lalu berlari sejauh mungkin dari situ.
Sejak saat itu, Jaxton tidak pernah lagi berbicang dengan Daddy kecuali ayahnya itu yang membuka obrolan. Ia benci pada perbuatan ayahnya yang menyelingkuhi ibunya.
Mommy adalah wanita baik-baik dan berkelas. Sebelum memergoki Daddy dengan sekretarisnya yang jalang itu, Jaxton mengira kedua orang tua mereka saling menyayangi dan setia, namun sepertinya hanya Mommy yang masih berpegang teguh pada prinsip-prinsip dasar pernikahan.
Jaxton hanya diam, sama sekali tidak ingin mengadukan perbuatan Daddy kepada Mommy. Ia tidak ingin wanita yang telah melahirkannya itu terluka.
Hingga akhirnya Mommy-lah yang mengetahuinya sendiri, dengan memergoki Daddy bersama Fiona yang masuk ke dalam hotel sambil berciuman.
Mommy langsung jatuh sakit. Sakit yang bahkan dokter pun tidak tahu apa penyebabnya. Sakit yang bukan pada tubuhnya, namun jiwanya.
Sejak itu Mommy dirawat di Rumah Sakit Jiwa selama hanya satu minggu, sebelum dia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa setelah menelan sebotol shampo di malam hari ketika semua orang sedang terlelap.
Lalu Daddy? Ya, waktu itu dia memang terlihat sangat kehilangan. Jaxton bahkan melihat Daddy menangis tersedu-sedu di depan nisan Mommy, meminta maaf dan berjanji akan menjaga serta membesarkan putra mereka satu-satunya dengan baik.
Jaxton mengira Daddy benar-benar insyaf, dan dia pun memaafkan ayahnya itu serta memberikan kesempatan kedua padanya.
Namun harapannya harus kandas ketika Daddy malah membawa wanita jalang itu ke rumahnya, dan mengenalkan Fiona sebagai calon ibunya!
Bahkan Mommy baru saja dua minggu tiada!
Jaxton pun sadar, jika ternyata Daddy sama sekali tidak berubah. Hari itu juga, ia mengemasi semua barang-barangnya dan memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia tidak akan pernah tinggal satu atap dengan wanita yang menyebabkan Mommy meninggal!
Di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Jaxton memutuskan untuk hidup sendiri.
Namun baru tiga hari ia kabur dari rumah, Daddy sudah menemukannya. Jaxton dipaksa untuk pulang kembali ke dalam rumah dimana wanita jalang itu menatapnya sambil tersenyum penuh arti. Memuakkan sekali.
Pertengkaran demi pertengkaran selalu terjadi antara Jaxton dan Daddy sejak saat itu. Rumah yang dulu adalah tempat yang paling nyaman bagi seorang remaja lelaki dimana tempat dia beristirahat, belajar serta mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, kini bagaikan lubang neraka yang menghisap segala kewarasannya.
Hingga suatu hari, Daddy terserang stroke. Lelaki yang dulunya sangat gagah dan sehat itu pun kini terkulai bagai bunga yang telah layu, menunggu angin meniupnya pergi dan sirna dari dunia ini.
Jaxton merasa tidak rela jika perusahaan agensi model yang dirintis sendiri oleh almarhum kakeknya itu akan jatuh ke tangan Fiona yang licik, namun ia sendiri bingung harus berbuat apa karena masih di bawah umur untuk ikut dalam operasional perusahaan.
Ditambah lagi, sejak Daddy sakit dan tak bisa apa-apa di atas kursi rodanya, Fiona seringkali menggodanya. Terkadang secara terselubung, namun sering juga terang-terangan hingga membuat Jaxton jijik.
Ibu tirinya itu sedang hamil anak dari Daddy dengan kandungan usia satu bulan, dan alasan kehamilan sering ia gunakan untuk meminta bantuan kepada Jaxton untuk memijat bahu atau kakinya yang katanya pegal-pegal karena hamil.
Tentu saja Jaxton tidak mengindahkan permintaan ibu tirinya itu, dan mengabaikannya saja seperti biasa.
Namun suatu hari naas. Hal itu terjadi.
Mereka semua sedang makan malam, termasuk Daddy yang sedang disuapi oleh Jaxton karena Fiona tidak mau menyuapinya.
Ada yang aneh. Jaxton merasakan hawa panas yang tidak biasa menyebar ke seluruh tubuhnya, menggelitik setiap pori-pori di kulitnya. Tubuhnya telah basah oleh keringat, dan bagian inti gairahnya menegang tanpa alasan yang jelas.
Anak remaja lelaki itu pun buru-buru menyelesaikan makan malamnya dan pamit ke dalam kamar. Ia ingin segera mengguyur tubuhnya yang panas dengan air dingin.
Namun yang Jaxton tidak tahu, bahwa itu semua adalah rencana Fiona.
Fiona sengaja memasukkan obat perangsang ke dalam jus jeruk milik Jaxton. Ah, sejujurnya ia memang sudah sejak lama menyukai anak muda itu!
Jaxton itu sangat tampan, jauh lebih tampan dari Alexander Quinn, Daddy-nya. Tubuhnya yang muda itu sangat atletis dan membuat Fiona meneteskan air liur tiap kali ia mengintip anak tirinya itu saat sedang berenang di kolam renang besar di samping rumah,
Tetesan air yang membasahi otot perut serta lengan yang sudah mulai terbentuk itu terlihat begitu menakjubkan, membuat Fiona ingin menjilatinya.
Sayang sekali, anak muda itu berlagak jual mahal dengan menghindarinya.
Karena Fiona sudah tidak dapat menahan nafsu birahinya lagi, dan karena Alexander sudah tidak bisa melayani nafsunya yang memang sangat tinggi, maka Fiona pun menjebak Jaxton dengan obat perangsang.
Ia menyuruh pelayan untuk membawa suaminya yang lemah itu ke dalam kamar, sementara dirinya sendiri diam-diam mengendap-endap masuk ke dalam kamar Jaxton dengan kunci cadangan.
Suara gemericik air dari dalam kamar mandi membuat Fiona meneguk ludah, membayangkan tubuh muda dan kuat itu basah oleh air. Wanita itu cepat-cepat menanggalkan seluruh pakaiannya, lalu melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
***
(Flashback selesai)
Jaxton mengatupkan kelopak matanya rapat-rapat ketika momen durjana itu kemabali hinggap ke dalam otaknya.
Dirinya yang dijadikan pemuas nafsu oleh Fiona jalang itu selama bertahun-tahun sejak itu, dan dengan bodohnya Jaxton tidak menolaknya. Ia telah termakan bujuk rayu sesat ibu tirinya, dan tanpa hati bersetubuh dengan istri dari ayahnya sendiri.
Hingga akhirnya Daddy meninggal tiga tahun kemudian, saat usianya menginjak tepat tujuh belas tahun.Saat itu kesadaran dan logika yang selama ini entah kemana perginya, telah kembali merasuk ke dalam otak dan juga hatinya.
Jaxton memutuskan untuk tidak akan berhubungan dengan Fiona lagi, apalagi sekarang Jaxton telah memiliki adik tiri yang berusia dua tahun. Jaxton tidak ingin adiknya itu bingung dengan status mereka.
Namun Fiona tidak terima, wanita itu bahkan menyatakan bahwa ia mencintai Jaxton, anak tirinya sendiri. Saat itu mereka bertengkar hebat, hingga Fiona yang telah dirasuki bisikan setan, tiba-tiba saja mengangkat tubuh Felice, anak balitanya, lalu melemparkannya dari lantai dua rumah mereka tanpa sempat Jaxton cegah lagi.
Hal itu membuat Fiona ditahan atas kasus pembunuhan terhadap anak kandungnya sendiri. Ya, Felice meninggal seketika saat itu juga. Adik tiri Jaxton satu-satunya, yang ia ketahui.
Lalu siapa sebenarnya Khalissa Rininta?
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomanceAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...