**Flashback beberapa saat sebelumnya**
Audriana yang sejak tadi terbaring di ranjang sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Tubuhnya lelah, tapi pikirannya terus berkelana kepada mimpi semalam serta raut wajah tegang Jaxton ketika mendapatkan telepon dari Geovan tadi
Gadis itu pun mengacak-acak rambutnya dengan kesal.
Aaarrggh!!! Percuma saja ia berusaha untuk rileks sejak tadi jika otaknya terus terjaga dan seolah menolak untuk istirahat!
Sambil menghembuskan napas keras, Audriana pun memutuskan untuk turun dari ranjang dan melangkah keluar dari kamar. Ia bertemu dengan beberapa maid di koridor yang menyapanya dengan ramah dan bertanya apakah dirinya membutuhkan sesuatu.
Audriana hanya menjawab dengan gelengan kepala dan ucapan terima kasih. Sejujurnya ia hanya ingin menyendiri ke tempat yang tenang. Tapi kemana ia harus melangkah?
"Nona Audriana!"
Seorang maid berwajah chubby dengan pipinya yang merah menyapa Audriana yang sedang menuruni tangga besar selebar dua mobil yang meliuk indah menuju ke lantai bawah.
"Eh, Windi kan?" Audriana mengingat wajah maid yang dulu pernah membantu memandikannya saat pertama kali ia berada di rumah megah milik Jaxton.
"Ah, rupanya Nona masih ingat!" Seru Windi terharu. "Saya bahagia sekali melihat Nona Audriana yang terlihat sehat dan bahagia, tidak seperti dulu..." tiba-tiba wajah gadis itu menunduk, seakan merasa bersalah. "Eh, ma-maksud saya..."
Audriana terhahak melihat Windi yang salah tingkah. "Santai saja, justru aku yang lebih bahagia karena bertemu denganmu, Windi!" Ia menggamit lengan maid itu dan berbisik. "Tolong temani aku jalan-jalan dong. Aku bingung dengan rumah sebesar ini. Takut nyasar!"
Kali ini Windi yang terkekeh pelan. "Baik, Nona. Akan saya antarkan Nona. Tapi bagaimana jika kita jalan-jalan di taman saja? Kebetulan cuacanya juga lagi bagus, dan hari ini kuda-kuda milik Tuan Jaxton sedang dimandikan dan dijemur."
Audriana pun sontak semakin melebarkan matanya. "Kuda?? Jaxton memiliki peternakan kuda di halaman rumahnya??"
Windi tersenyum kecil. "Bukan cuma kuda, tapi juga ada ular, harimau, dan dua simpanse," tambahnya yang semakin membuat manik bening Audriana semakin melebar.
Seluas apa halaman rumah ini jika ada kebun binatang di dalamnya??
Windi mengajak Audriana menaiki sebuah mini golf cart untuk dua orang. Alat transportasi itu melaju perlahan menuju bagian belakang kediaman Jaxton Quinn yang ternyata memang sangat luas, mungkin sekitar dua hektar!
Sambil terkagum-kagum memandangi landscape indah penuh dengan pepohonan hijau yang rindang serta beraneka bunga berwarna-warni, Audriana menghirup napas oksigen yang terasa menyejukkan pikirannya yang semrawut.
Hah, padahal seharusnya Jaxton sering-sering mengajaknya ke bagian belakang rumahnya yang menakjubkan ini alih-alih jauh-jauh berwisata ke luar negeri. Namun setelah ia pikir-pikir lagi, sepertinya alasan mengajaknya liburan ke luar negeri itu hanya karena Jaxton ingin menidurinya sepuas hati tanpa ada gangguan dari Geovan yang menghubunginya untuk masalah pekerjaan.
Uh. Dasar monster seks!
Kadangkala Audriana ingin sekali mencakar wajah tampan blasteran itu karena kesal. Jaxton selalu saja membuatnya kelelahan karena nafsunya yang sangat tinggi dan sering mengganggu istirahatnya untuk meminta 'jatah'. Dan yang makin membuat Audriana ingin berteriak karena frustasi, lelaki itu seakan tak pernah ada puasnya dan tak peduli dimana pun berada.
"Kita sudah sampai, Nona. Pemberhentian pertama, rumah Hercules si Harimau Benggala," ucap Windi penuh semangat sekaligus membuyarkan lamunan Audriana.
Gadis itu menatap ngeri sekaligus takjub pada seekor harimau besar yang berada di kandang yang sangat luas dengan pepohonan dan padang rumput bak hutan kecil. Makhluk luar biasa itu sedang terlelap, namun seketika mata besarnya membuka dan lehernya tegak mengawasi golf cart dimana Audriana berada.
"Keren sekali," komentar Audriana yang tak bisa berpaling dari sorot mata menakutkan itu. Ia seperti terhipnotis pada manik kuning yang menatapnya dalam.
"Wah, sepertinya Hercules tertarik pada Anda," cetus Windi sambil terkekeh kecil. "Tak biasanya ia menatap manusia lain seperti itu selain kepada Tuan Jaxton."
"Benarkah?" Audriana mengernyit saat Hercules benar-benar tak lepas menatapnya meskipun golf cart mereka perlahan berlalu. 'Mungkin hewan buas itu bisa menghidu aroma Jaxton di tubuhku, atau juga ia mengira diriku adalah makanan', batin Audriana sambil bergidik ngeri.
"Dia mirip sekali dengan Jaxton," ungkap Audriana sambil tersenyum. "Tatapannya liar dan menakutkan. Nggak Tuannya, nggak peliharaannya. Sama-sama bikin merinding."
Windi terkikik geli mendengar gerutuan Nonanya. "Tapi Nona suka kan, sama Tuan?" Godanya. "Meskipun menakutkan dan jarang bicara, Tuan Jaxton itu sangat tampan dan baik hati. Apa Nona tahu kalau gaji maid di rumah ini sangat besar?"
Audriana jadi teringat ketika Jaxton juga mengatakan kalau ia telah menggaji Geovan dengan nominal yang luar biasa. Apa Jaxton itu jenis bos yang tidak pelit dalam memberikan gaji karyawannya?
Windi membawa Audriana melihat-lihat kandang hewan yang lain. Ada sepasang simpanse yang bernama Samson dan Delilah, ular besar berkulit keemasan yang mirip anaconda bernama Mr. Gold, dan terakhir adalah kunjungannya ke kandang kuda.
Semua kondisi hewan terlihat sangat sehat, dengan kandang yang bersih dan terawat.
"Ayo, Nona. Kita turun di peternakan kuda milik Tuan Jaxton. Nona juga bisa belajar menaiki salah satu kuda jika Nona mau," ajak Windi penuh semangat.
Audriana kembali terkagum-kagum melihat peternakan kuda yang luas dengan kuda-kudanya yang terlihat menakjubkan. Bulu-bulu mereka begitu halus dan mengkilat, formasi otot kaki dan tubuh yang begitu mengagumkan.
"Tuan Jaxton juga mengembangbiakkan kuda-kuda pacu yang sering memenangkan perlombaan. Kuda-kuda itu juga untuk dijual lagi," ungkap Windi yang tersenyum melihat Audriana yang tidak berkedip melihat salah satu kuda berwarna emas dengan surai dan ekor putih seperti kapas. Cantik sekali.
"Dia adalah kuda kesayangan Tuan Jaxton yang bukan dikembangbiakkan dari peternakan ini, Nona. Tuan membelinya dari seorang pecinta kuda dengan harga yang sangat fantastis : 5 juta dollar."
Audriana pun sontak melongo. Lima juta dollar hanya untuk satu kuda???
"Dan Tuan memberinya nama : Camelia. Ya, ia betina." Windi terkikik geli melihat perubahan ekspresi Audriana yang tidak suka mendengar namanya dijadikan nama seekor kuda.
"Nona mau mencoba menaikinya? Camelia adalah kuda yang lembut dan sangat tenang. Jangan khawatir."
Windi memanggil salah satu penjaga yang mengurusi kuda untuk memasangkan pelana di punggung Camelia. Lalu ia pun mengajarkan teknik-teknik dasar menaiki kuda kepada Nonanya itu.
Audriana sedikit gemetar ketika ia menginjak sadel dan mengangkat kakinya untuk duduk di atas pelana. Seorang lelaki menuntun Camelia untuk berjalan dengan tenang ke arah taman.
"Rasanya seperti meluncur," guman Audrana mengomentari sensasi berkuda untuk pertama kali dalam hidupnya.
"Nona, saya menunggu di sini ya?!" Teriak Windi kepada Audriana yang telah menjauh bersama Camelia. "Dan maafkan saya, Nona Audriana. Saya terpaksa melakukan ini. Semoga saja Tuhan melindungi Anda," gumannya pelan sambil menggigit bibirnya.
***
Audriana menjerit kaget ketika penjaga yang menuntun Camelia tiba-tiba saja ikut menaiki kuda itu dengan tangkas dan duduk di belakangnya. Dengan menarik tali kekang dan menghempaskan kakinya kuat-kuat di perut kuda betina itu, Camelia pun ikut terkejut dan naluri alaminya sebagai hewan liar pun keluar tanpa terkendali.
Derap kaki kuda itu begitu cepat menuju pintu gerbang tinggi yang masih belum terbuka, membuat wajah Audriana memucat. Apa mereka akan menabrak gerbang itu??
"Pegang yang kuat kalau tidak ingin terjatuh!"
Suara itu??
Audriana menoleh ke belakang dengan takut-takut, lalu menatap seraut wajah yang terlihat familier, meskipun memakai masker dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya.
"Ba-Bagaas??"
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomanceAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...