52. Penyerangan

262 8 0
                                    

Suara tawa bahagia berkumandang di udara bebas disertai suara deburan ombak yang memecah pantai. Audriana sedang asik bermain air bersama Jaxton menggunakan kesempatan itu untuk deep skinship dengan wanitanya.

"Jaxton!" Audriana mendelik kesal ketika Jaxton tiba-tiba mengecup dua gundukan dadanya dari balik baju renang. "Malu!"

Jaxton menatap malas ke arah para bodyguard yang tak ada satu pun yang berani menatap bos serta kekasihnya itu.

"Tak ada yang melihat, Baby. Ayo, cium aku dulu biar aku tidak terlalu merindukannmu," pintanya dengan wajah memelas.

"Ck. Kita cuma berpisah satu jam selama kamu rapat koordinasi, Jaxton! Jangan berlebihan," decak wanita itu sembari mengikat rambutnya yang panjang menjadi kuncir kuda di atas kepala.

"Kamu seksi sekali kalau sedang menguncir rambut seperti itu," puji Jaxton dengan tatapan hijau zamrudnya yang memuja. Tiba-tiba ia menarik karet rambut Audriana hingga terlepas dari rambutnya.

"Jaxton!" Pekik Audriana yang kesal karena rambutnya kembali terurai bebas.

Cengiran jahil menghiasi bibir lelaki itu. Jaxton mengulurkan karet rambut yang ia ambil kepada Audriana. "Maaf. Tapi bisakah kamu melakukannya lagi?"

Audriana menyambar karet dari tangan Jaxton seraya menghela napas menahan dongkol atas keisengan calon suaminya itu. Ia kembali mengikat rambutnya, tanpa sadar jika kali ini Jaxton diam-diam merekamnya melalui ponsel.

"Kamu mau air kelapa nggak?" Tawar Jaxton. "Cuacanya juga mulai panas. Udahan ya main airnya?"

"Eh, tapi kan aku belum berenang," protes Audriana. "Lima menit lagi ya? Aku mau berenang sebentar. Kamu mau ikut?"

Jaxton memeluk bahu Audriana dan mengecup pelipisnya. "Ya sudah, kita berenang lima menit setelah itu berteduh dulu sambil minum air kelapa."

Kedua sejoli itu pun berjalan sambil bergandengan tangan menuju air dengan ombaknya yang tidak terlalu besar itu. Cuaca yang mulai terik membuat air pantai ikut sedikit menghangat ketika Audriana berendam di dalamnya.

Selama lima menit mereka berenang hingga akhirnya Jaxton pun menyudahi kegiatan itu karena khawatir calon istrinya itu kecapaian. Lelaki itu kemudian menyuruh salah satu pengawal membawakan air kelapa untuk Audriana, dan mengajak wanita itu untuk beristirahat di atas bean bag berwarna warni yang semarak menghiasi pasir keemasan.

"Ngomong-ngomong, kenapa pantai ini sepi sekali ya?" Tanya Audriana heran setelah menyadari hanya ada mereka berdua beserta beberapa pengawal di sana.

"Aku sengaja memblokir daerah kita berada dari pengunjung pantai," sahut Jaxton santai.

"Haah?? Kenapa begitu? Jaxton, ini kan pantai umum?! Ck. Kamu keterlaluan!"

"Ini untuk alasan keamanan, Baby. Selain itu aku juga tidak suka jika para lelaki memandangimu, membuatku ingin sekali menghajar mereka satu-persatu."

Audriana hanya berusaha memaklumi sifat overposesif Jaxton yang membuatnya mengurut dada dan menggeleng-gelengkan kepala. Percuma saja mendebat lelaki keras kepala ini karena ia tidak akan pernah menang.

Tak sengaja Audriana melihat ke arah langit, dan melihat sesuatu yang membuatnya tersenyum. "Jaxton, lihat! Layang-layangnya lucu sekali!" Tunjuk Audriana ke atas. "Bentuknya kupu-kupu, ada gajah dan burung juga. Apa sedang ada sejenis festival layang-layang di sini?"

Jaxton mengikuti arah yang di tunjuk oleh Audriana, lalu tersenyum. "Sepertinya begitu," sahutnya sambil memeluk bahu Audriana.

Kedua sejoli itu pun asik memandangi langit yang dipenuhi semburat warna-warni cerah layang-layang beraneka ragam bentuk, tanpa menyadari bahwa dari kejauhan ada seseorang sedang mengintai segala tindak tanduk mereka sejak tadi. Menanti saat yang tepat untuk menyerang.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang