Senyum merekah sejak tadi terlukis di bibir Bagas, yang saat ini sedang berada di dalam ruangannya. Ada banyak pekerjaan serta tugas yang lumayan menumpuk hari ini sesuai wewenangnya sebagai Manajer Keuangan, namun itu semua tak membuatnya kehilangan semangat.
Semua karena ia mendapatkan informasi bahwa hari ini Audriana akan datang ke gedung Quinn Entertainment. Tadi pagi ketika ia baru tiba di kantor dan sedang menunggu lift, ajudan Jaxton Quinn yang bernama Geovan kebetulan lewat di belakangnya bersama beberapa pengawal.
Lelaki itu sepertinya sedang sibuk menelepon, dan sepintas lalu ia mendengar Geovan mengucapkan kepada seseorang di sambungan teleponnya, "perketat keamanan, karena Mr. Quinn akan tiba bersama Nona Audriana."
Ia tak peduli meskipun kini gadis itu telah menjadi milik Jaxton Quinn, yang ada di dalam benaknya adalah Audriana tetap kekasihnya. Bagas yakin sekali, jika gadis cantik bersurai panjang itu masih mencintainya, seperti dirinya yang semakin hari semakin tersiksa karena tidak bisa melupakan Audriana.
Ah, tapi bagaimana caranya agar dia bisa bertemu dengan Audriana?
Bagas meraih telepon meja, dan menelepon sekretarisnya.
"Monique, coba cek ke sekretaris Mr. Quinn apakah beliau sudah datang," titahnya.
"Maaf, apa Pak Bagas ingin bertemu dengan Mr. Quinn? Nanti biar sekalian saya jadwalkan dengan sekretaris beliau," sahut Monique seraya menyiapkan catatan kecil.
"Ide bagus. Katakan kalau aku meminta waktu untuk bertemu membahas anggaran program talent show," tukas Bagas penuh semangat.
"Baik, Pak Bagas."
Telepon ditutup dengan cepat, dan Bagas tidak semakin tidak dapat menyembunyikan senyuman lebarnya.
"Audriana, akhirnya kita akan bertemu. Aku sangat merindukanmu, dan tak lama lagi kita bisa bersama tanpa ada seorang pun yang akan mengganggu."
***
Audriana berjengit bingung ketika Jaxton mengulurkan tangannya untuk membantunya turun dari mobil.
"Apa aku harus ikut denganmu ke kantor? Bukankah tadi kau hanya ingin ditemani ke Rumah Sakit saja?"
Jaxton akhirnya meraih pergelangan tangan Audriana karena gadis itu terlihat enggan beranjak dari dalam mobil.
"Jangan cerewet! Pokoknya hari ini aku minta ditemani olehmu sepanjang hari," cetus Jaxton seraya menggenggam erat jemari lentik Audriana dan melangkah bersama menuju pintu lobby gedung Quinn Entertainment.
Audriana merasa jengah ketika perhatian semua orang satu gedung mendadak terpusat kepada lelaki di sampingnya, lalu kemudian beralih kepada dirinya. Mendadak ia merasakan tangan besar yang memeluk pundaknya dan membuat kepala Audriana seakan menabrak sebuah dinding keras yang ternyata dada bidang Jaxton.
"Perintahkan kepada semua orang untuk tidak menatap kekasihku, jika mereka memang masih ingin bekerja di perusahaan ini," geram Jaxton seraya melayangkan tatapan kepada pengawal di sampingnya, lalu melemparkan pandangan mengancam kepada semua orang yang menatap Audriana dengan sorot ingin tahu.
Spontan saja semua yang ada di sana langsung menundukkan kepalanya, terlihat ketakutan karena mendengar ancaman Jaxton yang memang sengaja diucapkan dengan keras dan tegas.
Audriana hanya bisa pasrah dan semakin menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan Jaxton. Ia merasa malu sekali. Kenapa lelaki ini berlebihan sekali, sih??
Ketika mereka masuk ke dalam lift VIP, Audriana membiarkan Jaxton yang masih mendekapnya erat karena masih banyak pengawal yang ikut masuk bersama mereka ke dalam kotak besi itu. Awas saja, ia akan segera membuat perhitungan dengan Jaxton sesampainya mereka di dalam ruangan!
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomanceAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...