49. Nyaris

387 9 1
                                    

Kania membalikkan tubuh Geovan yang menegang kaku hingga mereka pun kini saling berhadapan, lalu tersenyum dengan sangat manis saat mereka saling beradu beradu tatap.

"Mmm... Pak Geovan?" Panggil Kania manja.

Geovan menelan ludah, setengah mati menahan dirinya untuk tidak menyerang Kania yang sekarang menjadi sangat seksi.

"Y-yaaa??" Jawab Geovan yang kini telah mengalihkan pandangannya dari siluet sensual yang membuatnya gerah.

"Saya mau mengakui sesuatu," tutur Kania dengan wajah polos namun terlihat menggemaskan.

"Sebenarnya, saya sudah menyukai Pak Geovan waktu pertama kali kita bertemu. Itu loh, waktu kita berada di ruangan Mr. Quinn. Menurut saya, Pak Geovan itu bukan cuma amat sangat tampan, tapi juga cool dan sangat fokus saat sedang bekerja."

Kania berhenti sebentar untuk terkikik genit. Efek obat perangsang yang ia telan secara tidak sengaja di dalam cheese cake itu bukan saja membuat gairahnya naik, tapi juga kepercayaan dirinya yang meningkat tajam. Kania mode normal tidak akan pernah mengakui perasaannya secara gamblang seperti ini.

Tak ada respon dari Geovan yang hanya diam membisu tanpa mau menatap dirinya, namun Kania yang terkena efek obat penambah gairah dosis tinggi itu sama sekali tidak merasa jengah atau malu.

"Dan juga asal Bapak tahu, saya ini masih perawan lho. Tapi sekarang saya ingin melepas keperawanan saya bersama Pak Geovan. Bapak mau kan, tidur dengan saya??"

Oke, kali ini rasanya Geovan benar-benar akan pingsan!

Dengan mata monolid-nya yang membelalak sempurna dan mulut yang melongo terbuka, lelaki itu menatap horor pada Kania yang menggerakkan satu tangannya ke bagian punggung untuk membuka kaitan bra berenda hitam yang menampung dua benda bulat cantik itu.

"Ka-Kaniaa... stop." Kembali, Geovan mengalihkan wajahnya saat Kania melepaskan bra hitam itu dan melemparnya ke atas lantai. "Aku lelaki normal!! Jangan pernah memancingku, atau kamu akan benar-benar menyesal di kemudian hari!"

Bahkan suara Geovan pun telah berubah menjadi sebuah geraman penuh nafsu. Tapi tidak, ia tidak akan mudah menyerah begitu saja mengikuti hawa nafsunya. Kania sedang tidak menyadari semua perkataan dan perbuatannya karena pengaruh obat perangsang, jadi Geovan sadar diri kalau ia tidak boleh terhanyut oleh semua ini.

Namun lagi-lagi lelaki itu terkesiap, kala Kania meraih tangannya lalu mengecup lembut bagian telapaknya. Gelenyar hasrat pun seketika mulai menyerbu otaknya sebagai pusat pengendali seluruh tubuh.

Hormon testosteron seakan telah membanjirinya, melonjakkan libidonya hingga ke batas yang tertinggi dan tak sanggup lagi ia lawan.

"Damned! Kamu akan benar-benar menyesali ini, Kania!" Umpatnya gusar, sebelum akhirnya ia pun menerjang tubuh mungil berlekuk indah itu untuk memagut bibir Kania dengan segenap hasrat yang sejak tadi ia pendam sekuat tenaga.

Geovan melahap bibir Kania dengan rakus seperti orang kelaparan. Bibir tipis namun legit sewarna jingga itu ia sesap dengan kuat, tak lupa memberikan gigitan-gigitan kecil yang menimbulkan sensasi menyenangkan bagi Kania.

"Uhh... Pak Geovan..." Desahan manja itu keluar dari bibir Kania yang telah membengkak akibat ulah lelaki yang kini sedang mencumbui ceruk leher Kania.

Desahan seksi gadis itu semakin membuat Geovan terbakar. Tak ia pedulikan lagi bagaimana dampak dari perbuatannya ini di kemudian hari. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana menyalurkan hasratnya yang meledak-ledak karena godaan Kania.

Geovan mengangkat tubuh Kania dalam gendongan ala bridal, lalu membawa tubuh menggiurkan itu ke dalam kamarnya seraya terus mencumbu bibir gadis itu.

Kania bersorak gembira dalam hati ketika lelaki yang ia sukai ternyata begitu bernafsu kepada dirinya. Pak Geovan yang dingin selalu berucap dengan nada ketus, kini terlihat tergila-gila pada tubuhnya.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang