31. Menemani

403 10 0
                                    

Ranjang yang semula rapi itu kini terlihat berantakan tak berbentuk, karena panasnya aktivitas yang berlangsung di atasnya. Bantal-bantalnya telah berjatuhan ke lantai, seprai yang tercabut dan kusut, serta selimut terlempar entah kemana.

Dua insan manusia yang saling bergerak seirama dengan gerakan yang erotis itu saling memberikan gairah, berpacu dalam gelora yang tak pernah surut.

"Ahh... hh... haahh... " Audriana mendesah nikmat merasakan benda tumpul besar dan panjang yang memenuhi celah surganya, berulangkali menghujamnya dengan keras dan cepat tanpa jeda.

Jaxton menyetubuhi Audriana seperti kesetanan, menjemput kenikmatan pada setiap gerakan yang membuatnya semakin lama semakin merasa gila karena Audriana.

"Fuck!" Umpatnya di sela-sela sodokan kuatnya. Jika saja Audriana adalah makanan, pastilah ia adalah makanan yang terlezat di dunia. Makanan yang selalu ingin Jaxton lahap dengan rakus.

"You're mine," racau Jaxton di sela-sela hujaman kerasnya. "Mine!"

Audriana menjerit ketika merasakan sebuah hantaman gelombang dari perut yang menyebar ke seluruh badan. Ia gemetar dan terisak, bukan karena tangis namun karena terjangan kenikmatan yang terlalu besar yang seakan tak sanggup diterima tubuhnya.

Untuk sesaat Jaxton menghentikan gerakannya, membiarkan Audriana menikmati orgasmenya. Namun bibir lelaki itu tidak tinggal diam, dia menjelahi leher beraroma apel dan mengulum keras kulit lembutnya, menambah jejak kepemilikan mutlak di sana.

Audriana belum terlalu pulih dari orgasme yang meluluh-lantakkan tubuhnya, ketika Jaxton kembali bergerak dengan gerakan yang jauh lebih ganas. Jeda beberapa saat membuatnya semakin bernafsu dan tidak akan membiarkan keintiman ini terlewat begitu saja.

"Jaxton... uuh..." Audriana menggerak-gerakkan pinggulnya dengan lembut namun sangat seduktif, membuat Jaxton mengatupkan rahangnya erat-erat menahan nafsu yang membakarnya.

Jaxton mengangkat kedua kaki jenjang Audriana hingga terentang lurus ke atas di masing-masing sisi kepala Jaxton, lalu kembali menghantam celah gadis itu dengan gerakan yang semakin beringas.

"Aaah.... aaahh... " Audriana mendongakkan kepala dan memejam matanyanya ketika merasakan posisi baru yang memberikan sensasi baru namun juga tak kalah nikmatnya. Dirinya telah tenggelam dalam sungai kenikmatan luar biasa yang telah diberikan Jaxton setiap kali mereka bercinta.

Bibir merah merekah itu sedikit terbuka, memperlihatkan barisan rapi gigi seputih pualam dan berkilau bagai mutiara.

Jaxton pun tak bisa untuk tidak terpukau pada kecantikan gadis miliknya ini. Kulitnya yang mulus dan kuning langsat terlihat bercahaya oleh peluh, setiap lekuk yang membentuk tubuhnya begitu indah, tak berlebihan namun pas. Dan sangat cantik.

Jaxton pun mengakui dalam hati, bahwa Audriana adalah wanita tercantik yang pernah ia temui. Yang bahkan ketika pertama kali ia melihatnya sedang menjemput Bagas di kantor, sesungguhnya hati Jaxton pun telah tercuri detik itu juga.

Erangan panjang dan berat itu diiringi oleh semburan deras dari cairan bukti gairahnya ke dalam lembah Audriana. Tubuh maskulin itu pun akhirnya melepaskan batangnya yang basah mengkilap dan masih mengacung dari Audriana.

Deru napas gadis itu terdengar masih memburu ketika Jaxton menurunkan kakinya dari atas bahu lelaki itu, dan meletakkannya dengan hati-hati di atas kasur yang telah berantakan oleh ulah mereka.

Audriana yang masih memejamkan mata, mendadak merasakan tubuhnya ditarik dan didekap dengan erat. Aroma lautan bercampur feromon yang menguar dari tubuh Jaxton membuatnya nafasnya yang semula masih pecah berhamburan kini jauh lebih tenang.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang