26. Taktik

437 8 0
                                    

"Aaa... lepaass!"

Audriana menjerit dan meronta-ronta ketika Jaxton menangkap tubuhnya dan memeluknya dari belakang dengan erat.

"Baby, kumohon jangan marah-marah lagi! Aku bersumpah tidak pernah bermaksud menjadikanmu sebagai sebuah prestasi seperti yang kau maksud. Tapi bagiku kau memang sebuah prestasi yang ingin kumiliki selamanya!"

Deru napas Audriana masih memburu dengan ribut karena emosi yang memuncak, namun ucapan Jaxton barusan serta pelukan back hug-nya itu sedikit membuatnya lebih tenang, walaupun batinnya masih tetap meradang.

Jaxton menghirup kulit leher kuning langsat itu dan mendesah pelan. "Tak bisakah kau membedakannya, Audriana? Aku sangat berubah setelah mengenalmu. Memang benar kalau aku begitu brengsek di masa lalu, tapi semua masa lalu itu tidak bisa kuubah," bisik Jaxton dengan bibir yang menempel di daun telinga Audriana.

Napas lelaki itu menerpa anak-anak rambutnya yang berantakan setelah mengamuk tadi, namun bagi Jaxton itu terlihat seksi sekali.

"Dan mulai saat ini, aku ingin membuka lembaran baru kehidupan dengan menjadi kekasihmu, Baby. Hanya denganmu. Seumur hidup aku tak pernah sekali pun terbersit untuk menjalani sebuah komitmen dengan wanita mana pun. Namun denganmu, aku ingin melakukannya."

Audriana berdecih tak percaya. "Lalu? Jadi menurutmu aku harus bangga? Bersyukur karena Mr. Jaxton Quinn yang luar biasa telah memilihku menjadi penghangat ranjangnya?!! Hhh... lepas, Jaxton!!"

"Kamu jauh lebih berarti dari itu bagiku!" Jaxton membalikkan tubuh Audriana hingga kini mereka pun saling berhadapan. "Fuck! Apa aku harus bilang kalau aku telah jatuh cinta kepadamu?! Atau haruskah aku mengatakan bahwa aku tidak akan sanggup terbangun di pagi hari tanpa melihat wajah lelapmu di sampingku?! There!! Aku sudah mengatakannya semua, Audriana. Kau puas sekarang?!"

Kalimat panjang Jaxton itu menyerbu dengan tiba-tiba ke dalam otak Audriana, seketika membuatnya terdiam membeku. Gadis itu mengerjap-kerjapkan mata lebarnya yang jernih, antara bingung dan tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Aaaahhh... fuck! Sudah kubilang berhentilah bersikap menggemaskan, sialan! Aku tidak akan sanggup menahan diri untuk tidak memakanmu saat ini juga!"

Jaxton menarik tubuh Audriana dan langsung memagut bibir merah merekah itu dengan rakusnya, seakan benda kenyal lembut itu adalah makanan terlezat yang pernah ada.

Merasa terganggu dengan ketimpangan tinggi mereka yang cukup jauh, Jaxton pun segera mengangkat tubuh Audriana tanpa melepaskan ciuman ganasnya. Gadis itu sontak mengulurkan kedua tangannya di leher Jaxton sebagai tumpuan keseimbangan, dan kedua kaki jenjangnya melingkari pinggang lelaki itu.

Dengan langkah pasti, Jaxton mulai berjalan menuju ke ranjang, dan merebahkan tubuh mungil dengan lekukan indahnya itu di atas kasur.

"Tu-tunggu. Aku belum selesai bicara, Jaxton! Ahhk!!" Audriana berusaha mengelak dari kecupan-kecupan beringas Jaxton karena merasa masih belum puas melampiaskan rasa kesalnya, namun lelaki itu malah memindahkan kecupannya dari bibir Audriana ke dada gadis itu dan menggigit lembut puncaknya dari balik blus putih.

Sreekk!!

Audriana kembali menjerit tertahan ketika Jaxton telah merobek blusnya dengan menggunakan giginya.

Netra hijau cemerlang lelaki itu berkilat penuh gelora, ketika menatap keindahan dada bulat sempurna yang masih tertutup bra putih berenda.

"Perfect," gumannya pelan dengan seringai yang menghias bibirnya, sebelum ia menyelipkan satu tangannya ke balik punggung Audriana untuk melepaskan kaitan benda itu.

"Jaxton, stoop!! Kau benar-benar menyebalkan!" Audriana menutup dadanya dengan kedua tangan serta menjerit kesal ketika lelaki itu membuang bra itu asal.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang