"Audriana!"
Gadis yang sedang mengunyah kue caramel itu pun sontak menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya. Netra beningnya pun seketika melebar sempurna melihat sosok yang paling ingin ia hindari di muka bumi ini. Bahkan kalau bisa untuk selamanya.
Audriana pun hanya memasang senyum tipis, melihat lelaki yang dulu pernah mengisi hatinya itu terlihat duduk di sampingnya dengan wajah gembira.
"Ternyata kamu ada di sini. Dari tadi aku mencarimu kemana-mana. Lalu tiba-tiba saja aku teringat pada taman di dekat kantor yang suka kamu kunjungi saat menungguku pulang," tukas Bagas ceria.
Audriana diam saja tak menyahut. Sejujurnya dia hanya ingin sendiri menikmati kue karamel kesukaannya, sambil menghirup udara segar di taman. Mumpung Jaxton juga sedang menghadiri meeting penting dan tumben-tumbenan Geovan mengijinkannya keluar dari ruangan CEO meskipun tetap saja diawasi empat orang pengawal.
Mungkin ajudan Jaxton itu kasihan dengannya.
Tapi kenapa di saat me time seperti ini harus dirusak oleh kehadiran Bagas??! Ish...
Melihat Audriana yang diam saja, Bagas pun tak hilang akal. Lelaki itu telah menyiapkan semua amunisi untuk mendapatkan maaf dari Audriana, serta perlahan membuat gadis itu menyukainya lagi seperti dulu.
"Ini buat kamu," ujar Bagas seraya memberikan sebotol teh sakura kepada Audriana, yang juga teh faforit gadis itu.
Audriana menerima teh itu dan berterima kasih dengan canggung, sangat berbeda dengan Bagas yang semakin girang karena Audriana menerima pemberian sederhanana namun ia tahu ada banyak kenangan di balik itu.
"Kamu inget nggak, waktu kita jalan-jalan ke Lembang terus malah nyasar ke daerah antah berantah?" Bagas mulai membuka pembicaraan sewaktu Audriana mulai meneguk tehnya.
"Waktu itu kamu kehausan banget, dan aku salah beliin minuman pesanan kamu di minimarket. Kamu minta teh jasmine, yang aku beli malah teh sakura," tutur Bagas sembari terkekeh pelan.
"Bukannya kesal atau ngambek seperti gadis-gadis pada umumnya, kamu malah cuma ketawain kecerobohan aku."
Audriana meringis dalam hati. Kenapa Bagas harus mengungkit masa lalu sih? Ya, memang sejak itu Audriana menyukai teh sakura yang ternyata lebih enak dari jasmine. Dan ya, itu adalah momen dimana dirinya dan Bagas melakukan first kiss.
Audriana pura-pura melihat jam di ponselnya. "Uhm Mas, maaf kayaknya aku harus--"
"Aku masih sangat mencintaimu, Dri." Bagas tiba-tiba menyela dan menatap manik bening Audriana dalam-dalam.
Satu tangannya terulur untuk membelai anak rambut yang jatuh di pipi gadis itu. Namun tangan Bagas terhenti di udara, ketika sebuah tangan lain menangkap dan menepis tangannya.
"Pergi dari sini sebelum Mr. Quinn mencincang tubuhmu," desis Geovan yang ternyata telah berdiri di dekat mereka sekaligus yang mencegah tangan Bagas menyentuh wajah kekasih bosnya.
Salah satu pengawal segera menghubungi Geovan ketika melihat Bagas yang mendekati Audriana. Tanpa menunggu lama, ajudan Jaxton itu pun pamit meninggalkan meeting dan buru-buru berlari ke taman di samping Gedung Quinn Entertainment. Geovan-lah yang memberikan ijin kepada Nona Audriana untuk pergi ke taman, dan dia jugalah yang akan bertanggung jawab jika sampai Mr. Quinn tahu apa yang terjadi di sini!
Bagas pun berdiri dengan enggan dari kursi taman. Sial sekali! Padahal ia masih ingin bersama Audriana lebih lama lagi.
"Baiklah, aku akan pergi. Sampai jumpa lagi, Audriana." Bagas memberikan senyumnya kepada gadis itu sebelum ia benar-benar melangkah menjauh. Meskipun kecewa, ia harus bersabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomanceAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...