Audriana telah berada di dalam helikopter menuju ke sebuah restoran di hotel di daerah Jakarta Barat. Jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, membuat perjalanan hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit saja.
Mereka turun ke landasan heli di atas gedung sebuah hotel bintang lima, dimana Jaxton berencana membawa Audriana untui private lunch di sana.
Audriana terlihat bingung ketika alih-alih memasuki sebuah restoran, Jaxton malah membawanya ke sebuah ruangan yang menyerupai dapur bersih yang luas. Jendela-jendela kaca besar terdapat di dinding-dindingnya, membuat Audriana bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian pencakar langit.
"Selamat siang, Mr. Jaxton Quinn dan Miss Audriana. Perkenalkan nama saya Chef Berlian. Saya yang hari ini akan memasak untuk kalian."
Audriana memekik gembira ketika melihat seorang wanita cantik berseragam chef yang menyambut mereka. Chef Berlian adalah idola Audriana. Selain cantik dan jago masak, wanita yang memiliki program acara memasak di televisi itu juga terkenal selalu ramah kepada para penggemarnya.
"Chef Berlian, aku selalu menonton acaramu di televisi! Suka sekali dengan cara chef memasak, nggak ribet dan mudah diikuti," ucap Audriana penuh semangat. Ia benar-benar tidak menyangka jika idolanya berada langsung di hadapannya, serta memasak khusus hanya untuk dirinya!
Chef Berlian terkekeh pelan. "Terima kasih sudah menjadi penonton setia acara saya, Nona. Sayalah yang merasa terhormat karena Anda sudah sudi untuk menonton program itu."
Audriana dan Chef Berlian terlihat asik berbincang-bincang seru sembari tertawa-tawa setelahnya, membuat Jaxton yang merasa tersisihkan hanya bisa mendesah pelan.
Lelaki itu tahu bahwa Audriana mengidolakan Chef Berlian, itulah sebabnya dia sengaja mengatur private lunch ini. Jaxton hanya ingin menyenangkan kekasihnya.
Namun sepertinya yang terjadi malah menjadi buah simalakama--Audriana mengacuhkannya.
"Yeeeaay... makananannya sudah jadiii..." seru gadis yang menggulung rambutnya membentuk bun di atas kepala itu penuh semangat. Sedari tadi Audriana bukan hanya duduk berpangku tangan menunggui Chef Berlian memasak, namun ia juga turut andil dalam mengolah bahan makanan sekaligus belajar banyak hal.
Pipinya yang kuning langsat terlihat kemerah-merahan karena berada di dekat kompor yang menyala sekaligus karena antusias.
"Harus saya akui, Nona Audriana. Anda ternyata jago masak juga. Saya tak menyangka kalau Anda bisa membuat merengue secantik ini," puji Chef Berlian tulus.
Mereka bukan hanya memasak main course saja, namun juga sekaligus appetizer dan dessertnya sekalian.
Pipi Audriana pun semakin bersemu karena mendapat pujian dari idolanya. Seraya berterima kasih, gadis itu pun ikut membantu membawakan beberapa pencuci mulut serta makanan lainnya untuk dihidangkan.
"Sepertinya tugas saya di sini telah selesai. Silahkan dinikmati hidangannya, Mr. Quinn dan Miss Audriana. Saya pamit undur diri dulu," kata Chef Berlian dengan tersenyum ramah.
"Loh, kok Chef tidak ikut makan bersama?" Protes Audriana sambil mengernyit. "Aku sangat berharap jika bisa makan dan mengobrol lagi sama--"
"Ehem!!"
Suara deheman Jaxton yang memotong kalimat Audriana, membuat dua orang wanita itu menolehkan kepala mereka kepada lelaki yang sedari tadi hanya duduk diam
"Pekerjaan Anda sangat luar biasa, Chef. Terima kasih untuk kesediaan Anda memasak khusus untuk kami."
Perkataan tegas bernada pengusiran secara halus itu membuat Chef Berlian tersenyum dan menganggukkan kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomanceAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...