42. Berkuda

684 14 1
                                    

"Yakinkan aku dengan ciuman paling mesra dan panas darimu. Lalu setelahnya biar aku yang akan memutuskan untuk memaafkanmu atau tidak."

Jaxton sengaja mendekatkan bibirnya dengan bibir Audriana, meskipun pada akhirnya dirinyalah yang harus menahan sekuat tenaga agar tidak lebih dulu menerkam gadis itu.

"Aku akan kasih semua yang kamu mau..." tanpa disangka Audriana malah berucap kalimat dengan nada yang seduktif, seraya menyentuhkan jemarinya untuk mengelus pipi dan bibir Jaxton.

"Apa pun..." bisik gadis itu di telinga Jaxton, dengan senyumnya yang terukir menawan dan serta-merta membuat otak Jaxton kacau balau. Tatapan dari netra hijau zamrudnya terus terarah penuh damba pada bibir Audriana yang merah merekah mengundang hasrat.

Napasnya mulai memburu karena kalimat merayu dan bisikan itu membuat pasokan oksigen menuju ke jantungnya seakan terhambat oleh sesuatu terasa meletup-letup di dalam dirinya. Sesuatu yang dinamakan gairah.

Ah, sejak kapan gadis polosnya ini menjadi nakal??

Tapi ia suka. Polos atau nakal, ia suka semuanya selama itu adalah Audriana.

"Apa pun, Baby? Kamu akan memenuhi apa pun yang aku mau?" Ulang Jaxton sambil menggigit lembut telinga Audriana untuk menahan gejolak nafsunya

Audriana mendesah dan terkikik geli ketika Jaxton memainkan lidah di dalam lekuk labirin telinganya.

"Ya, apapun... asalkan kamu minta maaf sama orang yang tadi kamu pukul, Jaxton."

"Huh? Apa??" Seakan ada yang menyalakan lampu di dalam otaknya, Jaxton pun baru tersadar bahwa dirinya telah dijebak oleh kekasihnya sendiri. Sambil terkekeh pelan, lelaki itu menyentuh dagu Audriana dengan jari telunjuk dan mendongakkan wajah secantik boneka itu tinggi menghadapnya.

"Baby, kamu sengaja menjebakku, hm?"

"Mau apa tidak??!"

Jaxton terlihat berpikir sebentar. Lalu beberapa detik kemudian ia melepaskan Audriana dari kungkungannya.

"Baiklah. Aku akan meminta maaf pada lelaki itu, meskipun dia yang salah karena berani-beraninya menatap dan menyentuhmu."

Senyum di bibir Audriana pun sontak terkembang, yang lagi-lagi membuat Jaxton terkesima.

"Jangan lupa pada janjimu untuk melakukan apa pun yang aku mau, Baby. APA PUN," tukas Jaxton mengingatkan.

"Ya~ ya~ aku ingat kok." Audriana memutar kedua bola mata malas. Sebenarnya ia sudah bisa menebak apa yang akan diminta oleh Jaxton kepada dirinya. Sudah pasti melibatkan gairah dan perbuatan mesum liar.

Tak lama kemudian lelaki yang tadi dipukul oleh Jaxton telah kembali dengan membawa seekor kuda gagah berwarna hitam sekelam malam. Tubuhnya kokoh dan kuat, persis seperti kuda-kuda yang digunakan para jagoan di film-film. Surainya berwarna selegam bulu di kulitnya.

"Namanya Thunder," ucap Jaxton bangga, sembari mengelus kuda itu penuh kasih sayang. "Kamu mau naik ke atas Thunder bersamaku?"

"Mauu mauu!! Eh, tapi..." Audriana memberikan kode kepada Jaxton untuk melaksanakan permintaannya tadi.

Jaxton menoleh ke arah lelaki yang tadi ia pukul, yang sekarang terus menundukkan kepalanya agar tidak dikira menatap kekasih bosnya.

Jaxton mendehem pelan. "Hei, kamu! Nama kamu siapa, hah?!"

Audriana meringis melihat Jaxton yang masih saja kasar meskipun kini hanya sebatas kata-kata dan tidak ada bogem mentah yang melayang lagi. Syukurlah.

"Na-nama saya Dion, Mr. Quinn," sahut lelaki yang tetap menunduk itu.

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang