22. Iblis

474 7 0
                                    

Bagas tersenyum senang ketika mendengar suara pintu apartemen yang terbuka dari luar, disusul oleh suara ketukan heels yang feminin dan terdengar seksi.

"LISAA SAYAAANG??" Panggilnya dari arah ruang menonton televisi.

Sesosok tubuh seksi pun muncul di hadapan Bagas dengan wajah yang terlihat mendung. Lisa telah datang setelah Bagas mengancam akan mengirimkan video panas mereka berdua kepada Henry, suaminya.

"Kau keterlaluan sekali, Bagas!" Seru Lisa dengan wajah yang terlihat ingin menangis.

Ia benar-benar tidak menyangka kalau lelaki yang terlihat polos dan baik ini ternyata sangat licik. Semula Lisa hanya ingin bermain-main dengan lelaki tampan yang membuatnya tertarik ini sebagai selingan, saat ia merasa kesepian karena Henry harus bekerja di Kanada.

Wanita itu benar-benar tidak menyangka kalau ternyata kini dirinyalah yang menjadi budak nafsu lelaki itu!

Seringai mesum terlukis di bibir Bagas kala memandangi sekujur tubuh seksi yang membuat birahinya seketika meluap-luap.

"Stop di sana, Lisa. Tetaplah berdiri dan buka satu persatu bajumu." Bagas menyandarkan bahunya di sofa dengan satu tangan terentang lurus di sepanjang garis sandaran. Satu kakinya berada di atas satu kaki yang lain, wajahnya menatap lekat Lisa dengan penuh nafsu seakan ingin melahap seluruh tubuh sintal itu.

Lisa menelan ludahnya. Ia memang kesal dengan Bagas, namun tatapan penuh birahi itu sontak menggelitik hasratnya yang memangs sangat tinggi.

Lisa baru saja bercinta habis-habisan dengan suaminya Henry setelah mereka berdua berbaikan. Wanita itu melayani suaminya dengan sepenuh hati di atas ranjang, memuaskan hasrat lelaki yang sangat mencintainya dan ia cintai itu sebagai permintaan maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya yang menyelingkuhi Henry.

Namun baru saja Henry tertidur dan Lisa ingin beristirahat, tiba-tiba Bagas mengiriminya pesan untuk melayaninya di ranjang.

Jika saja tidak ada Henry, dengan senang hati Lisa akan memuaskan Bagas kapan pun, dimana pun. Tapi masalahnya sekarang suami Lisa yang bekerja di Kanada itu sedang berada di Indonesia selama tiga hari cuti.

Untung saja Lisa menyimpan obat tidur yang ampuh. Jadi tadi sebelum ia pergi dari rumah, Lisa memaksa Henry untuk meminum vitamin dan memberinya air putih yang telah diberi bubuk obat tidur.

Saat telah memastikan suaminya benar-benar terlelap, barulah Lisa berani keluar dari rumah untuk menemui Bagas.

"Bagus. Ya, seperti itu, Sayang. Tubuhmu seksi sekali," ujar Bagas dengan suara merayu  dan napas yang memburu karena gelora.

"Sekarang menarilah," titahnya lagi, setelah Lisa telah menanggalkan semua bajunya dan berdiri dengan tubuh polos di depan Bagas.

"Tunggu, aku akan menyalakan musik yang sesuai." Bagas mengeluarkan ponselnya lalu mengutak-atik beberapa saat. Tak berapa lama suara musik yang mengalun dari Two Feet yang berjudul Go Fuck Yourself.

"There. Give me one hot sexy moves, Sweety." Suara Bagas telah serak sarat akan gairah saat Lisa mulai menggerakkan tubuhnya dengan gerakan yang seksi.

Alunan lagu yang sensual membuat Lisa semakin bersemangat menggerakkan pinggulnya. Dengan sengaja ia pun berjalan dengan merangkak ke arah Bagas ketika musiknya telah selesai, lalu berhenti dengan wajahnya yang berada tepat di depan selangkangan lelaki itu.

"Open it." Bagas menunjuk risleting celananya dengan dagunya, meminta Lisa untuk membukanya.

Dengan senyum menggoda, Lisa menatap wajah Bagas namun kedua tangannya dengan cekatan membuka risleting celana lelaki itu.

"Umm... slurp... slurrp..." Lisa melenguh saat merasakan tekstur batang keperkasaan milik Bagas yang sangat ia sukai. Jilatan dan hisapan rakus membuatnya lupa daratan, bahkan ia tak sadar ketika Bagas mengalungkan rantai untuk anjing di lehernya.

"Aaaakkkhh!!!" Wanita itu menjerit keras ketika Bagas menyentakkan tali di lehernya hingga tubuh Lisa pun terbanting ke atas lantai di sampingnya.

"Aku belum menyuruhmu untuk menikmati milikku, Lisa. Aku baru menyuruhmu membuka risletingnya!" Bentak Bagas kesal. "Berani sekali kau melangkahi perintahku, hah!!"

Lisa meringis kesakitan di punggung dan lehernya yang sedikit tercekik, namun gairahnya semakin berkobar dengan permainan kasar Bagas.

Lisa kembari menjerit dan mencakar-cakar lehernya sendiri ketika Bagas menyeret tubuhnya dengan menarik tali yang melingkari lehernya. Mengabaikan jeritan kesakitan dari Lisa, Bagas terus berjalan dengan santai ke arah kamar.

Sesampainya di dalam kamar, tubuh Lisa dibanting ke atas ranjang.

Plaak!!! Plaakk!! Plaakkk!!

Tiga kali tamparan mendarat di wajah putih Lisa, membuat bekas cap jari terlihat jelas di sana.

"Itu hukuman untuk karena menolak kau melayaniku, Lisa. Aku tidak suka. Jangan ulangi kalau kau tidak mau video mesum kita sampai di tangan Henry!"

Lisa menelan ludah, namun akhirnya ia pun mengangguk pelan. Wanita itu masih sangat shock dengan tamparan Bagas yang sangat keras hingga membuat hidungnya mengeluarkan darah. Ia memang menyukai kekerasan dalam bercinta, namun kali ini entah kenapa ia tidak suka.

Ia justru merindukan Henry suaminya yang selalu memperlakukannya dengan lembut.

"Menungging, bitch!" titah lelaki itu lagi, dengan kasar membalikkan tubuh Lisa membelakanginya.

Tanpa pemanasan yang cukup sebelumnya, Bagas langsung menusuk lubang surgawi wanita itu dengan batangnya yang telah mengeras sejak melihat Lisa memasuki apartemen.

Bagas menghujam dengan kasar, sambil menarik tali yang mengekang leher Lisa bagaikan sedang mengendarai kuda.

"Ssshh.. aaarrggghh... " Bagas terus mendesis dan mendesah sembari pinggulnya terus bergerak menggenjot Lisa semakin cepat.

"Aaaa..." Lisa hanya bisa merintih lirih, menahan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya yang masih sangat kering dan pedih di hatinya. Ia kini menyesal telah menduakan Henry yang sangat mencintainya dan lembut. Serta mengutuk hari dimana ia bertemu Bagas dan kini terperangkap dalam jeratan lelaki iblis jahanam ini.

Plaaakk!!

Bagas menampar bokong bulat yang bergerak-gerak bagai jeli seiring genjotannya yang semakin tak terkendali. Lalu tiba-tiba ia menjambak keras rambut Lisa dan menghadapkan wajah wanita itu ke arahnya.

"Buka mulutmu!" Perintahnya keras.

Ketika Lisa membuka mulutnya, Bagas pun meludahkan salivanya ke dalam mulut Lisa. "Telan!" titahnya lagi, dan tersenyum puas ketika Lisa melakukan semua perintahnya.

"Jalang yang penurut," gumannya sembari terkekeh pelan. "Aaah, sayang sekali. Padahal aku ingin menghukummu lebih berat. Tapi karena kau sangat pintar, aku akan mengurangi hukumannya."

Bagas mencabut benda pusakanya yang licin dan basah dari tubuh Lisa, lalu menarik tali yang terhubung dengan leher wanita itu hingga membuatnya terjerembab ke atas ranjang.

"Masukkan seluruhnya ke dalam mulutmu, dan jangan keluarkan sebelum aku ijinkan."

Lagi dan lagi, Lisa mematuhi semua perintah itu. Mulutnya langsung penuh ketika seluruh batang keperkasaan Bagas berada di dalamnya, memenuhi hingga ke tenggorokannya. Tiba-tiba saja Lisa tidak bisa bernapas karena batang keras itu menekan saluran pernapasannya.

Seketika ia pun tersedak. Tanpa sadar melepaskan junior Bagas dan terbatuk-batuk.

"Ck, ck, ck... baru saja aku memujimu, kini kau malah langsung membangkang lagi," tukas Bagas sambil mengeleng-gelengkan kepala dramatis. Padahal ia sengaja melakukan itu agar Lisa mendapatkan hukuman lagi. Pria licik itu selalu mencari cara untuk melampiaskan hasrat seksnya yang mulai menyimpang. Iblis yang bercokol di dalam dirinya kini sedang bersuka-ria bersamanya.

"Sebagai hukuman, aku akan mengikat dan mencambukmu dengan sabuk sepanjang malam ini, Sayang. Bersiaplah. Malam ini akan menjadi malam yang sangat panjang."

DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang