"Audrianaa!"
"Kania?!!"
Dua wanita itu saling menjerit histeris dan berpelukan erat sambil berjingkrak-jingkrak gembira seperti dua orang anak kecil.
Jaxton yang tadinya sedang berdiskusi dengan Geovan pun tak pelak mengalihkan wajah demi menatap calon istrinya yang bersikap aneh kepada seorang wanita asing.
"Siapa dia?" Tanya Jaxton pada Geovan.
"Namanya Kania Alexandra, dia adalah Sekretaris Anda mulai saat ini, Mr. Quinn. Dan sepertinya, Nona Audriana juga mengenalnya," sahut Geovan yang juga ikut bingung melihat dua orang wanita heboh itu.
"Audriana," panggil Jaxton. "Kemarilah sebentar, Baby."
Ketika melihat Audriana yang berlari kecil ke arah Jaxton Quinn, Kania pun sontak terperanjat. Gawat. Ternyata teman baiknya itu adalah kekasih bosnya! Dan apa pula yamg barusan ia lakukan tadi?? Loncat-loncat dan teriak-teriak seperti anak kecil!!
Aduh, padahal hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai Sekretaris CEO!
Kania hanya menunduk sambil terus merutuki kebodohannya, hingga tak menyadari kalau seseorang tengah berjalan mendekatinya.
"Nona Kania, saya Geovan Aditya ajudan pribadi Mr. Jaxton Quinn," Geovan menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan gadis mungil berambut ikal itu. "Mohon kerja samanya mulai sekarang."
Kania melebarkan matanya ketika seorang lelaki tampan dengan wajah mirip perpaduan Indonesia-Korea menyapa dan menyodorkan tangannya untuk dijabat. Gadis itu terkesima pada manik coklat monolid yang dinaungi sepasang alis tebal, hidung yang mancung, sebuah lesung di pipi kiri dan bibir penuh merah muda pucat yang menawan.
"Ha-halo... Pak Geovan..." Kania berusaha menetralkan debaran keras di dadanya sembari menjulurkan tangan untuk menerima jabatan tangan dari Geovan.
Tangan mungilnya yang dingin bertemu dan tenggelam dalam tangan besar yang hangat Geovan membuat Kania semakin berdebar.
"Mari ikut saya, Kania. Saya akan tunjukkan dimana meja kamu. Oh ya, jika Mr. Quinn sedang memanggil Nona Audriana, jangan pernah mengganggu Beliau untuk alasan apa pun. Jika ada sesuatu yang bersifat urgent, sampaikan saja dulu kepada saya."
Kania mengangguk pelan, berusaha untuk bersikap profesional. Semoga saja bosnya tidak marah melihatnya tadi yang memeluk dan berteriak-teriak heboh bersama Audriana.
Kania melirik Geovan yang sekarang sedang berbincang dengan salah satu pengawal yang berjaga di depan ruangan CEO. Aah, Pak Geovan itu tampan sekali! Hm... kalau nanti ada kesempatan, dia akan bertanya kepada Audriana apakah ajudan bosnya itu sudah punya kekasih atau belum. Bertanya saja tidak ada salahnya kan?
Kania memikirkan hal itu sembari terkikik geli, sambil mulai memeriksa jadwal dan pekerjaan CEO hari ini.
***
"Jadi dia itu temanmu ya?"
Audriana mengangguk antusias. Saat ini ia sedang duduk di atas pangkuan Jaxton, dengan kedua tangan mengalung di leher lelaki itu. "Kebetulan yang sangat menyenangkan, ya? Siapa yang akan menyangka kalau ternyata Sekretaris barumu adalah Kania?"
Jaxton mengecup pipi Audriana gemas. Ia sangat menyukai wajah merona calon istrinya itu ketika sedang bercerita dengan penuh semangat seperti ini. Entah kenapa, rasanya semakin hari Audriana terlihat semakin cantik meskipun gadis itu buka tipe wanita yang suka berdandan.
Auranya yang ceria muncul secara alami membuat siapa pun tertarik untuk mendekat. Audriana seperti bunga yang mekar dengan sempurna, tak membutuhkan pengakuan dari siapa pun untuk mengatakan bahwa dirinya begitu indah apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ATAS RANJANG MR. CEO (21+)
RomantiekAlih-alih mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris eksekutif CEO, gadis cantik berusia 24 tahun itu malah dijadikan sebagai sandera Jaxton Quinn, CEO Quinn Entertainment--sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri hiburan. Bagas yang merupak...