~ " Jika kemarin kau menerima tawaran dariku, kau tidak akan berakhir jadi babu di sini, Cheonsa"~
[ Jeonghan meremat paper bag yang berisi minuman Seungcheol, dan itu tak luput dari pandangan Mingyu, senyum miring terlihat di wajah manis nya.
" Cheonsa, kau jadi babu di sini!" ejek nya.
Bolehkah dia melempar si buaya parit ini dari lantai tujuh. ].
.
.
.
Jeonghan berjalan dengan wajah di tekuk. Mood nya semakin jelek setelah bertemu dengan Mingyu tadi.
Apa-apaan si buaya parit itu. Bukan hanya rival nya di arena balap, sekarang dia malah menjadi teman satu kantor. Dan sial nya lagi, kali ini posisi Mingyu lebih tinggi darinya. Apalah daya, dia hanya babu nya si brengsek Seungcheol.
Sejak tadi mulutnya tak berhenti menumpahkan sumpah serapah nya. Wajahnya yang datar, dengan sorot mata penuh dendam, membuat Seokmin harus menelan ludah nya berkali-kali. Dia bahkan tidak berani menegur nya. Ternyata ada juga makhluk yang lebih menyeramkan dari bos nya saat marah. Dalam hati, Seokmin berdoa agar gedung ini tidak hancur lebur jika bos dan asisten nya ini bertengkar.
" Kalian lama sekali, pak Seungcheol sudah marah-marah mulu dari tadi tau!" omel Jihyo kesal saat kedua orang itu sudah berada di dekat meja nya.
" Kenapa gak suruh dia lompat aja ke lantai satu, dia pikir kantin gak jauh apa!" ketus Jeonghan, masih dengan wajah datar nya.
Berani sekali karyawan baru ini membentak nya. Jihyo melirik ke arah Seokmin yang mengedip-ngedip kan matanya, menyuruhnya untuk diam dan tidak bertanya lebih banyak lagi, sebelum mood anak ini semakin buruk.
Tanpa berpaling lagi, Jeonghan melanjutkan langkah nya dan masuk ke ruangan Seungcheol tanpa mengetuk nya terlebih dahulu, hingga si penghuni kantor terlonjak kaget dan mematikan ponsel nya dengan gugup.
" Yaak! Mana sopan santun mu Yoon Jeonghan, ketuk pintu nya terle _"
" Suruh nona Jihyo mengurus presentasi mu! Aku gak mau berurusan dengan si buaya parit itu. Dan ini kopi mu tuan".
Dengan kesal, Jeonghan menyimpan kopi itu di meja Seungcheol, wajah cemberut nya semakin menekuk. Seungcheol menghela nafas, ia tidak mengerti, kenapa mood asisten baru nya ini selalu buruk.
" Kau sudah bertemu dengan Kim mingyu?"
" Jangan sebut nama si buaya parit itu!" bentak Jeonghan dengan bibir mengerucut lucu. Seungcheol mengerjap takjub.
' Sabar Seungcheol, sabar, jangan terkam dia sekarang'
" Buaya parit. Hmm, nama yang cocok untuk nya" gumamnya setelah berhasil menetralkan nafasnya. Kini dia tahu dari mana mood jelek ini datang.
Kim mingyu, tentu saja dia tidak akan tinggal diam saat menemukan makhluk menggemaskan seperti ini. Dan dia yakin sebentar lagi si buaya parit itu akan menelpon nya, atau mendatangi nya secara langsung untuk melayangkan omelan panjang karena sudah menyembunyikan pria cantik ini darinya.
" Makan lah terlebih dahulu" Seungcheol mengangkat dagu nya, ke arah meja di dekat sofa tempat biasa Jeonghan selalu tidur. Jeonghan mengikuti arahan bos nya. Seketika matanya berbinar saat melihat paketan ayam pedas kesukaan nya, meskipun dia sudah kenyang tapi karena emosi membuat dia kembali lapar.
" Buat ku pak!" pekik nya senang. Seungcheol menahan ekspresinya agar tetap terlihat dingin.
" Hm, makan lah sebelum saya berubah piki_"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bos Killer Bikin Ngiler
RomanceKetika seorang Yoon jeonghan sang dewa pemalas, harus keluar dari zona nyaman nya sebagai pengangguran sejati, dan bekerja dengan seorang Bos yang berdisiplin garis keras. karena tuntutan dari sang ibu tercinta yang ia sebut 'Penyihir licik'. Kalau...