BKBN 23

652 49 1
                                    

~ " Kemarikan! Bawa sini pak Seokmin! Itu punya ku !!!" ~



[ Jeonghan bersorak senang, mudah sekali menghindari wanita penyihir ini. Tapi, kenapa dia jadi bersin-bersin terus. Hidung nya terasa gatal seperti banyak debu di dalam nya.

" Ish, kantor Seungcheol yang perlu di bersihkan, kenapa hidung nya yang di penuhi debu?"  ].

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Jeonghan berjalan ke ruangan Seungcheol dengan pikiran nya yang berkecamuk. Ini gak mungkin gara-gara debu di sini kan?. Dia juga merasa sudah tidak sakit, bahkan Jisoo yang memeriksa keadaan nya tadi sebelum berangkat pun mengatakan kalau dia sudah baik-baik saja. Apa ini karma, karena niat nya hanya ingin mengelabui wanita penyihir itu. Hiii! Jeonghan menggeleng ribut, ia pun bergegas masuk, sebelum Jihyo mengomeli nya lagi.

Tanpa di sadari nya Seungcheol memperhatikan nya dalam diam, terlihat senyum tipis di wajah nya melihat tingkah Jeonghan. 'Dia tidak berubah'.

Tapi detik kemudian wajah nya kembali ke setelan awal. Datar dan dingin.

Setelah menghempaskan nafasnya dia pun memasuki ruangan nya, ia lihat Jeonghan sedang merapikan meja nya yang berantakan, karena semalam dia lembur lagi dan pulang larut malam hingga tidak sempat membereskan nya.

Tapi, mata nya menangkap hal yang ganjal, ia lihat Jeonghan terus mengusak hidung nya hingga memerah, ia pun sering bersin.

Seungcheol berjalan perlahan menghampiri nya dan mengambil remot pendingin ruangan.

" Matikan ini di pagi hari, saya tidak suka ruangan yang dingin" ucap nya datar setelah mematikan AC nya, sedangkan Jeonghan dia hanya memicingkan matanya malas. Ia mengabaikan nya, kali ini ia membersihkan rak penuh buku tebal.

" HAACHIIIM"

" Ish, memang nya tidak ada babu lain apa yang menggantikan ku saat tidak masuk! Debu nya pasti sangat tebal sampai membuat ku ber__HAAACIIM!!"

Gerutuan Jeonghan terpotong oleh bersin nya lagi, kali ini di sertai dengan rasa pusing di kepala nya.

" Kalau masih sakit, kenapa memaksakan kerja, kau menyebar virus di kantorku" Kata Seungcheol dingin, dia kini sudah duduk di kursi kebesaran nya.

Jeonghan mendelikan matanya, dia sama saja dengan wanita penyihir itu, sama-sama kurang ajar. ' Mereka fikir aku ini kuman apa!'. Dengus nya kesal.

" Enak saja! Aku sudah sembuh tau!" Sembur nya.

" Lalu itu apa! Sejak tadi bersin terus, pulang saja sana! Saya tidak ingin karyawan yang lain terkena virus mu"

" Aku bersin karena banyak debu di kantor mu! Ish, dasar bos pelit, menyuruh satu karyawan untuk menggantikan ku saja merasa rugi" sindir Jeonghan.

Seungcheol menghela nafas, sebenarnya dia sangat mengkhawatirkan pria cantik ini. Tapi apalah daya dia tidak peka.

" Kau sudah sarapan?"

Wajah Jeonghan seketika berubah, dia menatap Seungcheol dengan berbinar. Entah lah, mendengar kata sarapan, seperti mantra untuk mengembalikan mood jelek nya.

" Mm, sebenar nya tadi__"

" Mau sarapan di luar atau di sini?" Seungcheol memotong ucapan nya dengan wajah datar, tidak sesuai dengan pertanyaan nya. Ck, dasar stundere tingkat dewa, atau gengsi takut ketahuan kalau dia peduli pada pria cantik itu. Bisa hilang image nya sebagai bos killer.

Bos Killer Bikin NgilerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang