BAB 12

4.7K 381 4
                                    

Kepala Azalea rasanya berdenyut nyeri, membuatnya sesekali meringis. Ia baru sadar bahwa ia telah dibawa ke rumah sakit dengan perban yang kini melilit di kepala nya,dirinya kini sudah sadar sepenuhnya.

Bella disisi lain yang menemani Azalea melihat temannya yang kini sudah sadar menghampiri nya dengan segera, menanyakan apakah ia membutuhkan sesuatu, terlihat
kekhawatiran dari raut wajah Bella.

“Apa kau baik-baik saja?”. Tanya Azalea, memperhatikan bella dari atas kepala sampai bawah memeriksa apakah ia memiliki luka sepertinya.

Syukurlah sepertinya tidak ada hal serius yang terjadi dengan Bella pikirnya. Berarti misinya berhasil.

“Aku baik-baik saja. Hei,. seharusnya aku yang menanyakan pertanyaan itu padamu, apa kau baik-baik saja, apa ada hal yang kau butuhkan atau sesuatu, tolong jangan sungkan”. Bella menatap Azalea dengan cemas, Azalea terlihat biasa saja setelah mengalami benturan keras yang membuatnya terluka, membuat Bella mengira ada sesuatu yang salah dengan teman nya ini.

“Aku baik-baik saja Bells, tenanglah. Terima kasih telah mengkhawatirkan ku”. Jelas Azalea dengan tulus.

Ia memegangi tangan Bella mencoba untuk menenangkan teman nya ini.
Ia baru teringat sesuatu, dimana tas nya. ia menaruh bubu anak kucing itu di dalam tasnya. Bella yang melihat Azalea terdiam kemudian mengusap bahunya perlahan.

“Lea, tunggu sebentar…”. Ucap Bella, ia berjalan kearah kursi disebrang nya.

Azalea yang melihat Bella memangku anak kucing nya dibuat kaget, ketauan deh gue bawa kucing ke
sekolah. Batinnya.

Bella melihat Azalea yang terkejut saat ia membawa anak kucing nya, sepertinya memang temannya ini membawa anak kucing dengan sembunyi-sembunyi.

“Rahasiamu aman dengan ku”. Ungkap Bella mengisaratkan tangan nya seolah sedang mengunci
mulutnya sendiri, Azalea tersenyum lembut menatap Bella.

“Terima kasih..”. Ucapnya pelan.

“Namanya bubu, dia anak kucing terlucu yang selalu menemaniku…”. Lanjut Azalea mengusap lembut kepala kecil anak kucing nya, sedangkan bubu yang melihat nona nya sudah sadar merasa lega.

Akhirnya nona nya ini sadar, ia berjanji untuk kedepannya akan melindungi nona nya ini.Bella dengan lembut mengelus anak kucing yang kini berada di pangkuan Azalea, pantas saja Azalea selalu membawa anak kucingnya ke sekolah, anak kucing nya benar-benar
menggemaskan. Pikir Bella.

“Jadi sudah berapa lama kau membawa anak kucing mu ke sekolah?”. Tanya Bella penasaran.

“Sejak pertama kita sekolah”sahut Azalea, Bella hanya mengangguk saja dan mengelus kembali anak kucing milik Azalea tersebut.

Saat Azalea dan Bella kembali berbincang, mereka dikejutkan dengan pintu yang kini terbuka
menampilkan sosok Charlie yang menatap mereka dengan khawatir.

"Bella! Azalea! Kalian baik-baik saja?”. Tanya Charlie, yang kini menghampiri putrinya dan juga Azalea. Raut wajah kekhawatiran Charlie terlihat begitu jelas.

“Kau dan aku akan bicara,” . Tunjuk Charlie kearah pemuda yang duduk di brangkar sampingnya yang hanya tertutupi oleh gorden rumah sakit.

Azalea bahkan tak menyadari bahwa Tyler yang hampir menabrak nya dan Bella, ada diruangan yang sama dengan nya. ia baru teringat ini adalah adegan rumah sakit dimana…Dr. Cullen! No! Carlisle pasti akan memeriksa nya juga. Ia jadi bingung jika berhadapan dengan Carlisle, apakah ia akan khawatir dengannya?.

Mengapa juga Carlisle harus khawatir dengan dirinya. Ia juga bukan siapa-siapa nya. Dengan hanya memikirkan nya saja membuat Azalea sebal sendiri.

“Kalian baik-baik saja?”. Tanya Charlie kembali, menatap Bella dan juga Azalea.

“Aku baik-baik saja ayah, tenang. Tapi Azalea mendapatkan beberapa luka di kepalannya”. Ucap Bella prihatin, ia kembali menatap Azalea. Azalea yang kini di tatap oleh Bella dan juga Charlie dengan tatapan khawatir hanya bisa tersenyum dengan kikuk.

“Aku sudah merasa baik,”. Ucap Azalea, ia kini tersenyum kikuk, dan kembali mengelus bubu anak kucing nya.

“Maafkan aku, Azalea, Bella. Aku sudah coba hentikan”. Sahut Tyler, sepertinya pemuda itu juga mendapatkan sedikit luka ringan dikepalanya.

“Kau dapat memberikan SIM mu ciuman selamat tinggal”. Jawab Charlie santai, kini ia melihat pemuda itu. Sepertinya ia masih belum menerima nya. jika di lihat-lihat lagi setiap adegan di twilight memang benar-benar terjadi di dunia ini, akan tetapi kini ada dirinya juga yang ikut
serta. Apakah itu baik-baik saja?. Pikirnya.

Azalea yang melihat Charlie dan Bella merasa bersyukur, mereka mengkhawatirkan nya. padahal ia hanya orang asing. Tapi sepertinya tidak dengan Charlie dan Bella yang menganggap Azalea adalah bagian dari keluarganya juga.

Berbicara mengenai bubu, apakah misinya ini sudah berhasil?. Ia ingin sekali berbicara dengan bubu untuk menanyakan tentang misinya, tapi sepertinya tidak sekarang, karena akan terasa aneh jika Azalea berbicara dengan anak kucingnya. Bisa gawat jika Charlie dan bella menganggap nya gila karena berbicara dengan anak kucing.

Saat Azalea masih asyik dengan pikiran nya, ia dikejutkan kembali dengan pintu ruangan yang
terbuka, menampilkan sosok yang ingin ia hindari untuk saat ini. Carlisle Cullen. Kenapa ia
ingin menghindarinya?. Entahlah, Azalea juga tak mengerti.

“Kudengar anak kepala polisi masuk rumah sakit.”. Terlihat Carlisle yang kini menghampiri ke arahnya, Carlisle melirik Bella, kemudian beralih menatap Azalea dengan intense, apakah ia tak salah lihat.

Carlisle Cullen pujaan hatinya terlihat khawatir saat bersitatap dengannya, kenapa Carlisle memberikan tatapan terluka saat melihatnya.

Jika saja sistuasi nya tak seperti ini, mungkin ia akan senang bahwa Carlisle mengkhawatirkan nya. Azalea merasa resah dengan pandangan terluka itu, apa ia baik baik saja?. Pikir Azalea. Apa Carlisle benar-benar baik saja.

Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang