Kemarahan dan kesedihan yang Carlisle rasakan begitu menyiksa. Ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak kehilangan kendali dan lebih mengutamakan istrinya, ia masih setia berada di sisinya. Terkadang rasa bersalah menyeruak begitu saja pada dirinya.
Di sini, disampingnya, istrinya masih tak sadarkan diri. Matanya menelusuri sosok Azalea yang tersembunyi dibalik selimut, dia memikirkan kembali saat-saat yang mereka lalui. Tatapannya beralih ke wajahnya, memperhatikan bagaimana kelopak matanya tertutup.
Azalea mulai membuka matanya perlahan saat netra nya bertubrukan dengan mata keemasan yang begitu ia rindukan, apakah ia sedang berhalusinasi, atau memang Carlisle kini berada di hadapan nya.
“Carl-isle..”. Ia bergumam dengan pelan, di ikuti suara isakan dan kepanikan dalam dirinya.
“Carlisle…”. Azalea kembali bergumam pelan. Ia mulai mengalami mimpi buruk.
Azalea bangun dengan cepat, memastikan yang ada dihadapan nya ini memang Carlisle, pujaan hatinya. Ia bernafas dengan agak cepat, pandangan nya terasa buram karena air mata yang ia tahan. Ia mengalami serangan panik nya kembali
Carlisle menangkup wajahnya perlahan. “Aku disini sayang, tarik nafas pelan-pelan, kamu harus tenang..aku ingin kamu memperlambat nafasmu ..”. Carlisle mengintruksikan nya dengan lembut, suaranya terdengar memohon. Ia begitu mengkhawatirkan kondisi istrinya.
Azalea menyentuh tangan Carlisle yang berada di pipinya, mereka saling berbagi pandangan dengan jelas. Sosok yang begitu Azalea rindukan kini tengah menatapnya dengan penuh kasih. Azalea sedikit meremas tangan Carlisle dengan erat. Walau sedikit menekan nya, saat secara fisik ia mulai bernafas lebih lambat. Azalea tetap menjaga kontak mata dengan nya, perlahan jantung nya mulai berdebar normal
Carlisle mengelus kepalanya, mencoba mengatakan bahwa ia sekarang di sisinya, keheningan masih menyelimuti mereka berdua, tapi itu jenis keheningan yang nyaman, sentuhan saling membutuhkan satu sama lain, dan kenyamanan yang terasa aman.
“Maaf…”. Akhirnya Azalea berbisik, ia mulai membuka suaranya yang nyaris tak terdengar. Carlisle menatap nya dengan bingung, matanya menangkap mata istrinya yang terlihat berkilauan saat tangan nya membelai pipinya dengan lembut. Carlisle perlahan mengusap air matanya.
“Kenapa kau meminta maaf sayang..”. Tanya nya jujur. Azalea merasa ia harus meminta maaf. Ia tak menepati janjinya untuk menghubungi Carlisle saat segala sesuatu menimpanya. Dan ia benar benar mengacaukannya.
Azalea berucap dengan suara bergetar. “Kau boleh marah padaku karena aku tidak menepati janjiku…aku tak menghubungimu dan membuatmu kembali khawatir..aku merasa buruk dan begitu merindukan mu..”. Azalea mengungkapkan segala kegelisahannya. Dan Carlisle hanya menariknya ke dalam dekapan nya. memeluknya dan membisikan kata-kata manis untuk istrinya.
“Bagaimana bisa aku marah saat aku juga sama merindukan mu, seharusnya aku lebih cepat datang menjemputmu, tak masalah karena sekarang aku berada di sini, aku tak akan melepaskan mu dengan mudah sekarang.”. Bisik nya dengan lembut, Carlisle tersenyum main-main bersandar untuk menatap matanya. Bibirnya tertarik membentuk senyuman yang menenangkan.
Azalea merasa akan kembali meleleh hanya dengan menatap Carlisle pujaan hatinya, kegelisahan nya hilang entah kemana tergantikan dengan kenyamanan yang akan selalu membuatnya tinggal.
“Tetaplah di sisiku, karena saat kau menjauh itu sangat menyiksaku sayang..”. Carlisle berucap,tapi lebih terdengar seperti permohonan.
Azalea mengangguk perlahan, ia menarik Carlisle kedalam pelukan nya, menyelusuri helaian rambut pirang yang begitu ia rindukan. Carlisle menikmati kenyamanan ini, ia membalas pelukan yang tak kalah eratnya, seolah jika sedetik saja ia melepaskan nya, Azalea akan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)
FanfictionAzalea tak pernah menyangka kecintaan nya pada Carlisle Cullen karakter dari Twilight Saga akan mengantarkan nya pada hal baru yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dibandingkan Edward Cullen sang tokoh utama, Azalea begitu terpikat pada karakter...