BAB 42

2.4K 195 1
                                    

"Dan bagaimana dengan Azalea-ku yang cantik, siapa yang akan mengubahnya…”.

Penuturan Aro membuat Alice terdiam, matanya memindai ruangan hanya untuk bersitatap dengan mata ibunya.

Azalea terdiam saat mata nya saling mengunci dengan Alice di sudut ruangan, Azalea bisa melihat keraguan dimatanya. Keraguan yang sama yang dimiliki oleh Carlisle yang hanya terdiam seolah sesuatu tengah berkecamuk dalam pikiran nya.

Pegangan pada tangan nya sedikit melonggar. Bahkan itu tak mengurangi rasa dingin ditelapak tangan nya saat Carlisle melonggarkan pegangan nya.

Alice menolak untuk mengatakan kebenaran pada Aro mengenai Azalea, penglihatan tentang Azalea tak bisa ia lihat. Hanya hitam. Sebuah misteri yang selalu menghantuinya, atau memang keistimewaan yang dimiliki ibunya. Alih-alih mengatakan kebenaran Alice mengatakan kebohongan untuk melindungi ibunya.

“Carlisle…dia yang akan mengubahnya..”. Ungkap Alice.

Seisi ruangan hanya terdiam, itu bukanlah hal yang mengejutkan bagi coven volturi. Tapi apakah Carlisle mampu melakukan nya. Bahkan jika itu sebuah kebohongan yang Alice lontarkan. Ia tak bisa melakukan nya. Ia tak ingin mengambil kehidupan istrinya.

Sementara Azalea hanya bisa terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Alice, ia melihat sedikit kekesalan diwajah Aro mungkin hanya sekilas, tapi dengan cepat lenyap begitu saja.  Sebanyak Carlisle ingin selalu bersama istrinya, ia tak terlalu suka dengan gagasan mengubah Azalea seperti dirinya.

“Pergilah, buatlah persiapan..”.Titah Aro, Aro terlihat melambaikan tangan nya, seperti jenis pengusiran halus.

Bahkan jika ia telah mengetahui adegan bagaimana keluarga Cullen lolos dari volturi, itu masih membuat Azalea lega.

Azalea bisa melihat Marcus yang kini beranjak dari kursi nya. “Kita akhiri saja ini, terima kasih atas kunjungan kalian”.

Caius masih mengamati nya dengan terang-terangan. “Kusarankan kau tepati janjimu segera, kami takan berikan kesempatan kedua..”.

Azalea tak terlalu mendengar pembicaraan terakhir yang dilakukan oleh beberapa anggota coven volturi, ia hanya fokus bagaimana Carlisle menggenggam telapak tangan nya dan menuntunya keluar dari ruangan, Carlisle tak terlalu banyak bicara, itu memunculkan kebingungan di wajah Azalea. Bella dan Edward berjalan di depan nya. Alice berjalan mengikutinya.

Hanya keheningan yang mengiringi langkah mereka, sampai suara Jane menghentikan mereka. Azalea mulai menyadari bahwa ia belum mengucapkan salam perpisahan pada kakaknya Lana.

Ia menghentikan langkahnya, begitupun dengan Carlisle yang kini menatap istrinya dengan bingung, Edward menatap Azalea dengan sulit, bahkan jika ia tak bisa membaca pikiran Azalea ia masih bisa membaca pikiran Jane.

Mata keemasan Edward menatap lekat mata merah Jane yang kini berdiri dihadapan ibunya.

Membuat Azalea tersenyum agak canggung dengan situasi ini, ia tak bisa begitu saja pergi tanpa berpamitan pada kakaknya Lana, dalam hal ini Jane.

“Aro mengutusku untuk memberikan pesan pada mu..”. Seolah sebuah isyarat saat Lana memanggilnya, Azalea berdiri dengan canggung. Bagaimana caranya agar ia bisa berpamitan dengan Jane tanpa Carlisle curiga.

Ada sebuah pesan tersembunyi dari balik perkataan Jane tapi Edward tak tau apa itu, pikiran Jane tidak bisa terbaca semua olehnya, itu aneh.

Ia bisa melihat rahang Carlisle mengetat dengan tangan terkepal disisinya. “Aku rasa tidak ada yang perlu dibicarakan kembali…”. Mata emasnya terlihat menyorot tajam. Membuat nafas Lana tercekat ditenggorokan. Carlisle dan sikap protective nya.

Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang