BAB 45

2.5K 205 14
                                    

Hal terakhir yang Azalea lihat adalah, Riley menangkapnya. Azalea terbangun dan melihat tubuhnya terikat pada kursi di ruangan yang sepi. Hanya di sinari cahaya bulan yang masuk ke selah-selah jendela besar disebrang ruangan.

Dengan rasa lelah yang di deritanya, ia bisa merasakan seluruh badannya penuh dengan memar. Ia tiba-tiba mendengar suara dentuman samar dari luar ruangan tempat nya diculik. Riley benar-benar nekat membawanya.

Azalea menelan gumpalan ditenggorokan nya dengan gugup. Seseorang mendekat dan mendekat sampai ia bisa melihat siluet di dinding ruangan yang terasa begitu mencekam.

Pikiran Azalea berpicu pada siluet itu, kuncinya berbunyi klik dan pintu terbuka memperlihatkan sosok tubuh. Sosok yang tinggi dan bengis. Sosok itu berjalan mendekat hingga ia berlutut di hadapan Azalea.

Azalea mencoba menjauhkan wajahnya dari seseorang yang berlutut dihadapannya, hingga cahaya bulan benar-benar menampakkan wajahnya. Riley mimpi buruk Azalea tengah menyeringai kejam kearahnya.

“Apa kau sudah berubah pikiran sayang? Untuk tetap bersamaku? ” Riley bertanya padanya. Tapi Azalea tetap diam.

Riley mengulangi dengan suara yang lebih keras dan lebih agresif.” APA KAU TAU! MENGAPA AKU MEMBAWAMU BERSAMAKU!”.

Sekali lagi Azalea hanya diam, ia sudah tidak memiliki energy apapun, tubuhnya sakit dan penuh memar. Tapi Azalea masih bisa melihat kemarahan yang terpendam di wajah Riley, tangannya mengepal dan menggendor. Tinjunya terhubung dengan wajahnya. Azalea memejamkan mata, mencoba menahan rasa sakitnya. Ia tidak bisa menghindar.

Percakapan yang sama terjadi selama berjam-jam, Riley kembali mengajukan pertanyaan dan Azalea tetap diam dan Riley masih melampiaskan kemarahannya pada dirinya.

Namun setelah beberapa saat yang keluar dari mulut Azalea hanya jeritan yang bergema di ruangan yang hanya ada dirinya dan Riley.

Azalea memohon dan memohon untuk pergi dengan suara kesakitannya. Sehingga ia merasa pita suaranya akan putus. Ia membutuhkan Carlisle.

“Kau begitu keras kepala cintaku, jika saja kau bisa menurut padaku dan tinggal di sisiku. Aku tak akan menyakiti wajah cantik ini”. Ucap Riley, kilatan obsesinya terlihat jelas di raut wajahnya.

“Kau masih tidak mau menjawab, maka tidak ada kebebasan untukmu. Aku akan memberimu waktu satu jam, dan sebaiknya cintaku. Kau memberikan jawaban untuk memilih tinggal di sisiku”. Lanjutnya serius, Riley meninggalkan Azalea di dalam ruangan, dan mengunci kembali pintunya.

Azalea sendirian lagi, darah merembes dari luka yang menganga di wajahnya. Air mata ketakutan dan kesakitan mengenang di matanya lalu mengalir ke pipinya. Azalea tak tahan lagi.

***
Entah bagaimana, tapi kini Azalea berhasil kabur dari Riley, Kakinya berlari tanpa alas kaki, hampir tidak mengeluarkan suara apapun saat membentur rumput dengan kecepatan hampir kilat, meliuk liuk di sekitar pepohonan di sekitarnya. Azalea tak tau ia berada dimana. Ia yakin ini bukan di forks. Azalea tak berani menoleh kebelakang pada apapun yang mungkin mengejarnya. Riley pasti sudah mengetahui bahwa ia telah kabur darinya.

Menyeka butiran keringat dari alisnya, Azalea terus berlari melewati hutan yang tiada akhir ini. Azalea mencoba yang terbaik mengabaikan rasa lelahnya sampai ia bisa mencapai tempat yang aman.

Tapi keselamatan tidak pernah datang. Azalea mencapai tempat terbuka dan hampir tidak bisa menahan diri untuk tidak lari dari sisi tebing menuju jurang yang tidak bisa Azalea lihat dasarnya. Sambil meneguk dan melangkah mundur, Azalea berbalik untuk menghadapi ketakutan terbesarnya.

Sebuah kekejian yang terpancar dari raut wajah Riley saat melangkah ke arahnya dengan kecepatan yang sangat lambat. Dengan mata terbelalak, Azalea menyadari bahwa ia tak akan bisa kabur dari Riley. Riley menemukannya.

"Cintaku, kau benar-benar mencoba kabur dariku.. Aku berusaha untuk bersikap lunak padamu. Tapi ini balasanmu padaku.. " Ke tajaman dalam suaranya membuat Azalea menggigil.

"Baik, sekarang atau tidak sama sekali". Desis Riley, kesabarannya benar-benar habis. Riley kemudian mencengkram sisi wajahnya dengan keras.

"Ucapkan selamat tinggal pada keluarga Cullen".

Azalea hampir tidak bisa mendapatkan kembali kesadarannya untuk menghindari serangan itu, tetapi tanah telah menghilang dari bawah Azalea saat Riley mendorongnya ke dalam jurang, Azalea terjatuh.

"Gadis bodoh, sayang sekali aku harus membunuhmu".

Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang