BAB 28

3K 216 3
                                    

Dulu saat Azalea menonton film twilight di dunia nya terkadang ia bertanya-tanya bagaimana rasanya memeluknya, memeluk sosok Carlisle Cullen yang hanya sebatas tokoh fiksi favoritnya. Bagaimana ia menjangkau dan menjalankan ujung jarinya untuk menelusuri sepanjang kemiringan otot dan lekuk tubuhnya, membawa kedalam pelukan nya yang erat. Itu adalah pemikiran nya yang tak masuk akal dan sekarang itu menjadi kenyataan.

Azalea merasa malu tapi sekarang ia bisa menjalankan jari-jarinya melalui helai rambut pirangnya, Carlisle Cullen terlalu sempurna dan terlalu rapi untuknya. Bagaimana rasanya memegang sisi rahangnya, merasakan kekuatan saat menekuk di telapak tangan. Dan kemudian menatapnya.

Azalea bisa merasakan dahi Carlisle menyentuh dahinya, menyandarkan kepala satu sama lain, gerakan yang sederhana dan sangat intim, untuk mengunci mata dan berbagi sejuta kata melalui satu pandangan diam, ia menyaksikan mata keemasasan nya yang indah menatapnya dengan penuh kasih. Mencondongkan tubuh ke depan dan merasakan kehangatan untuk perlahan menekan bibir satu sama lain.

Carlisle memandang istrinya dengan geli, Azalea terlihat linglung dan mengantuk.

“Bangunlah putri tidur, aku yakin kau tak ingin terlambat”. Bisikan dan sapuan lembut kecupan yang Azalea terima dari Carlisle membuatnya tersipu dengan malu.

“Kau menyebalkan..”. Azalea menjawab dengan lesu tapi terselip senyuman kecil dibibirnya. Membuat Carlisle tertawa menatapnya dengan geli.

“Dan kamu cantik…”. Sahut Carlisle yang sukses membuatnya selalu merona, pipinya terasa terbakar karena malu. Bagaimana bisa ia bertahan dengan Carlisle yang selalu membuat hatinya meleleh.

Semenjak Azalea tinggal di kediaman Cullen ia mempunyai kamarnya sendiri, Carlisle tak ingin melewati batas dan membuat Azalea tak nyaman.

Hubungan nya dengan Carlisle berjalan dengan lembut, dan tidak terburu-buru. Setiap pagi Carlisle selalu datang ke kamarnya dan membangunkan nya seolah itulah rutinitas yang biasa ia lakukan.

“Bangunlah sayang, perut kecilmu perlu di isi sarapan. Aku membuatkan sarapan kesukaan mu”. Ucap Carlisle, kebahagian dari suaranya mengirimkan senyuman lembut diwajah Azalea, bagaimana bisa Carlisle bisa begitu menggemaskan.

“Apa kau ingin sarapan di sini? aku akan segera mengambilkan sarapan untukmu. Jika kau tak ingin beranjak dari Kasur..”.

Belum sempat Azalea menjawab, Carlisle telah pergi dari hadapan nya dan kembali dengan nampan sarapan ditangan nya. Begitu cepatnya.

“Apa kau ingin aku suapi sayang? ”. Tanya Carlisle yang kini siap memegang sendok ditangan nya. Mata emasnya memandang Azalea penuh harap.

“Tak perlu, aku bisa sendiri…Kau tau, kau selalu memanjakan ku.”. Jawab Azalea dengan binar dimatanya, menatap Carlisle dengan haru.

“Kamu pantas dimanjakan..”. Balas Carlisle tenang, sorot matanya yang teduh saat memandangnya dengan penuh kasih.

Carlisle yang memandangnya dengan begitu banyak cinta, sehingga ia pikir hatinya akan meledak. Dan Azalea tak bisa menolaknya.


***
Pagi ini ia akan berangkat bersama dengan Edward, sedangkan Emmet, Rosalie, Alice dan juga Jasper telah pergi, Azalea bukanlah orang pagi, jadi Edward setia menunggu ibunya bangun dan berangkat bersama menuju sekolah.

Carlisle menawarkan untuk mengantarnya, tapi Azalea menolak gagasan itu dan menjawab ia bisa pergi bersama Edward. Ia tak ingin Carlisle terlambat pergi bekerja hanya karena ia selalu bangun terlambat dari anggota Cullen yang lain. Satu-satunya manusia di kediaman Cullen adalah dirinya. Anggota Cullen yang lainnya tentu tak pernah tidur. Ingat. Vampire tak pernah tidur?.

Tak lupa ia selalu membawa Bubu sang anak kucing dalam tas nya, perilaku nya selalu diperhatikan Carlisle, dan sukses membuatnya tertawa lucu. Ia berdalih jika ia tak bisa berjauhan dengan anak kucing nya.

Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang