BAB 47

2.5K 213 7
                                    

Carlisle perlu mengetahuinya, ia perlu tahu apa yang sedang istrinya pikirkan, tapi tidak dengan cara memaksanya. Carlisle tahu Azalea tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Tapi Carlisle tak berpikir akan seburuk itu. Dan ia terpaksa mengorek informasi itu dari Edward. Siapa sangka Bella benar-benar menceritakan seluruh kejadian itu pada Edward. Dimana Riley menguntit Azalea dan dimana Laurent mencoba menyakiti mereka berdua, dan dimana Sam mencoba menyelamatkan Azalea.

Carlisle mengetahui apa yang telah dilalui Azalea, dan itu benar-benar menghancurkannya. Ia pasti berjanji akan mencabik-cabik Riley dan itu hanya tentang menunggu waktu yang tepat. Ia akan membalasnya. Dan untuk Sam, entah serigala itu merupakan ancaman baginya. Ia tak akan membiarkan Sam mencoba mendekati istrinya. Azalea miliknya. Hanya miliknya.

***
Azalea tau bahwa ia tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari Carlisle, sebuah hubungan akan rusak  jika tidak ada rasa kepercayaan, dan ia tak ingin itu terjadi pada dirinya dan juga Carlisle, ia ingin lebih terbuka tentang pikirannya pada Carlisle, bagaimana Azalea begitu beruntung mendapatkan sosok seperti Carlisle, ia tau Carlisle tak akan memaksanya untuk bercerita apa yang Azalea alami. Tapi azalea meyakinkan dirinya bahwa Carlisle akan selalu ada disampingnya untuk melindunginya.

Azalea menghela nafas, mencengkram kursi yang ia duduki dengan erat sampai buku-buku jarinya memutih, Azalea mencintai pria pirang itu dengan sepenuh hati. Dan azalea akan memberikan apapun untuk menunjukan hal itu pada Carlisle.

Azalea berjalan menyelinap ke dapur hanya untuk melihat pujaan hatinya sedang memasak untuknya, menyiapkan sarapan untuknya. Ia merasa terharu.

“Carlisle..” panggilnya, Carlisle mengangkat kepalanya saat ia mulai memfokuskan pandangan kepada istrinya yang tengah berdiri menghadapnya. Raut kekhawatiran tergambar jelas di wajah Carlisle. ini terlalu pagi untuk Azalea bangun. Istrinya membutuhkannya.

“Oh sayang, apa kau mengalami mimpi buruk lagi? ”.

Azalea menggeleng sambil tersenyum lemah, matanya terlihat lelah.

“Aku hanya tidak ingin tidur kembali, hanya saja –aku tidak tau apa yang salah dengan diriku”. Sahut azalea pelan, saat ia mencoba menahan tangisnya, tapi gagal.

Lututnya terasa lemas, saat azalea meluncur pada dinginnya lantai, duduk bersimpuh dengan rasa frustasi yang ia rasakan. Pada saat itu dunia Carlisle hancur dihadapannya.

Ia menarik Azalea ke dalam pelukannya, melingkari pinggang nya dengan erat.

“Tidak ada yang salah denganmu”. Carlisle duduk disebelahnya, memeluk istrinya dengan erat saat Azalea menumpahkan rasa frustasi nya.

“Apa yang kau butuhkan, agar aku bisa membuatmu merasa lebih baik..tolong katakan padaku sayang, aku akan melakukan apapun untukmu”. Suara Carlisle  terdengar putus asa, istrinya terlihat sedih dan itu membuatnya patah hati, ia ingin melakukan sesuatu agar membuat perasaan istrinya lebih baik. Tidak ada hal yang penting selain kebahagian Azalea.

“Kamu…”. Jawab Azalea. “Aku hanya ingin menceritakan semuanya padamu..”. Lanjutnya dengan terisak, untuk sesaat Azalea merasa malu. Tapi ini bukan saatnya untuk merasa malu.

Dan meluncurlah cerita Azalea, tentang mimpi buruknya, tentang Riley yang selalu mengawasi dan menguntitnya dan tentu mengenai Sam Uley yang mencoba menyelamatkannya. Azalea menceritakan semuanya termasuk mimpi buruk dan ketakutannya dan yang azalea takutkan adalah respon Carlisle, ia takut Carlisle marah padanya karena telah menyembunyikan sesuatu dibelakangnya.

Carlisle masih terdiam dan menatapnya dengan intens, keheningan ini begitu mencekiknya.

“Carlisle..”. Panggil Azalea. tapi Carlisle masih terdiam pikirannya mulai membara. Tak ada tanggapan.

Carlisle menutup matanya dan menghela nafas panjang, cengkraman nya pada Azalea begitu erat. Dia mencondongkan tubuhnya dan mencium pelipis istrinya dengan lembut.

“Aku berjanji akan membalasnya untukmu, aku akan merobek mulutnya karena dia telah berani berbicara padamu dan mendekatimu”. Carlisle berbisik di telinganya, itu adalah sebuah janji yang akan ia tepati. Carlisle tak akan pernah melepaskan Riley, ia akan menghancurkannya dengan tangannya.

“Maaf karena aku telah menyembunyikan suatu hal darimu”. Lanjut Azalea, saat ia meraih jari-jarinya dan menjalinnya.

“Aku sudah lebih mengetahuinya sayang, dan aku berterima kasih karena kamu mau menceritakannya padaku..”.

“Apakah Edward- dia…”. Jeda Azalea, ia terlihat bingung.

“Edward menceritakan semuanya padaku dan aku hanya tak ingin memaksamu untuk menceritakannya padaku. Aku tak ingin membuatmu sedih”. Carlisle memberitahunya. Sekali lagi Carlisle memberikan remasan lembut pada tangannya. Perasaan hangat menjalari hati Azalea.

“Apa kau mencintaiku..?”. Sebuah pertanyaan konyol meluncur begitu saja dari mulut Azalea, untuk sesaat Azalea merutuki ucapan yang keluar dari mulutnya, di saat situasi seperti ini ia masih mempertanyakan perasaan Carlisle yang sungguh-sungguh mencintainya. Azalea hanya takut setelah semua yang terjadi padanya. Carlisle mungkin akan meninggalkan nya atau yang lebih buruk lagi Carlisle menyadari bahwa Azalea tak cukup baik untuknya. Ketakutan itu menghantuinya.

Tapi ketakutan Azalea sirna saat kini Carlisle menagkup wajahnya dan mengusap pipinya dengan penuh kasih.

“Aku akan mencintaimu selamanya, tidak peduli berapa kali seumur hidup, tidak peduli siapa aku, aku akan selalu menemukanmu dan aku akan selalu mencintaimu”. Suara Carlisle sedikit membuatnya terlonjak, suaranya lembut seperti mentega. Ketakutan nya sirna.

Matanya membelalak kaget saat Carlisle mencengkram rahangnya dengan lembut dan mengarahkan wajahnya kearahnya, jarak mereka sangat dekat, bahkan sebelum sempat Azalea berbicara. Tekanan manis dari bibirnya menekan bibir atasnya, untuk sesaat Azalea tak bergerak satu inci pun. Nafasnya tertahan di udara.

“Jangan pernah meragukan perasaanku..”. Bisik Carlisle, jemarinya yang dingin mengusap pipinya.

Azalea menggelengkan kepalanya “Aku tak akan pernah meragukanmu lagi”.

***
Rasanya selalu seperti sinar matahari yang hangat, saat Carlisle mendapati istrinya tengah tertawa karena lelucon yang Emmet lontarkan, istrinya kembali ceria, dan itu membuatnya senang.

“Jadi apa rencananya..? aku ingin sekali membantu. ”. Tanya Azalea penasaran.

Ia mengelus bubu anak kucing yang kini berada di pangkuannya. Tak ada yang menjawabnya, mereka tau Azalea pasti akan ikut terlibat, mereka takut itu tak akan berjalan dengan baik. Emmet berpura-pura memalingkan wajahnya, Rosalie sedikit menyikutnya. Alice dan Jasper terlihat ragu. Dan Esme berpura-pura pergi ke dapur seolah tak ingin menjawab pertanyaan nya.

“Rencana apa..?”. Tanya Carlisle penasaran, saat ia duduk mendekati istrinya.

“Tentu saja mengejar Victoria, kau pasti sudah mengetahuinya..”. Jelas Azalea. ini juga menyangkut penglihatan Alice. Alice pasti mengetahui bahwa Victoria sepertinya tengah berada di Forks.

“Aku ingin membantu..”. Ucap Azalea singkat

Carlisle menghela nafasnya perlahan. “Tidak sayang, itu bukan ide yang bagus..”.

“Benar bu, kau tak perlu memikirkan Victoria, kami yang akan mengurusnya.” Sahut Emmet penuh semangat.

“Tapi…aku-- ”. Azalea menjeda, saat ia merasakan Carlisle mengelus punggung nya dengan lembut.

“Apa kalian yakin tak membutuhkan bantuan ku..”. Tanya Azalea memastikan, jika dipikir kembali, ia pasti tak akan banyak membantu. Entah bagaimana ingatan nya terasa dihapus, ia melupakan sebagian alur dari twilight. Dan itu benar-benar buruk. Ia tidak tau langkah apa yang akan dia ambil.

“Kami hanya membutuhkanmu untuk tetap aman bu..”. Jawab Alice lembut, untuk sesaat Alice merasa takut, ia hanya merasa ibunya akan meninggalkan keluarga Cullen. Seolah kapan saja Azalea akan menghilang dari hadapan mereka. Itu mungkin hanya ketakutan mereka. Azalea takkan meninggalkan keluarganya sendiri, Azalea takan mungkin meninggalkan Carlisle, Azalea takkan mungkin meninggalkan keluarga Cullen bukan?.

Bab ini aku bagi jadi 2 bagian.. Karena terlalu panjang.

Carlisle Cullen x OC (Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang