⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GEMPURAN angin malam terasa sangat dingin, langit gelap gulita, rembulan nan gemintang tak menunjukkan kecantikan nya malam ini. Gemuruh nan petir terdengar mengerikan di luar sana, malam ini hujan yang sangat deras telah muncul. Membasahi kota Surabaya dengan tiba-tiba.
Di malam yang dingin nan mencengkram ini, sesosok Arvion Basupati Lakeswara berhasil di tarik pulang kembali ke Surabaya oleh orang suruhan Ollan. Orang suruhan Ollan dengan mudah menemukan keberadaan Arvion, sebab Ardhaniel menyelidikinya tadi.
Di ruang tamu rumah keluarga Lakeswara nampak menyeramkan nan tegang. Bayu Lakeswara tengah mengontrol emosi, Arsean berada di pelukan Gracia, dan mengontrol emosinya juga. Dengan wajah takut, Arvion berdiri dengan tangan yang di borgol di depan pintu utama rumah keluarga Lakeswara.
Tak hanya keluarga Lakeswara, keluarga Bhamakerti pun ikut menyaksikan nya. Indah Bhamakerti tak mau sama sekali melihat kehadiran Arvion, padahal Arvion berharap Indah akan menyelematkan nya.
" Akhirnya kau datang juga " Ujar Ardhaniel yang menuruni anak tangga satu persatu.
Sontak seluruh atensi keluarga melihat ke arah Ardhaniel yang masih memakai seragam dinas upacara nya berwarna putih bersih, lengkap dengan pedang pora yang ia bawa. Ardhaniel berjalan dan berdiri tepat di hadapan Arvion.
Nyali Arvion menciut. Tak tahu kenapa, semenjak kejadian satu minggu lalu. Arvion memilih untuk kabur dan memutuskan hubungan dengan Ardhaniel, namun sialnya orang suruhan Ollan menemukan keberadaan nya.
Arvion melihat ke arah Ardhaniel yang perlahan mengeluarkan pedang pora nya dari wadahnya. Nampak sebuah pedang panjang, nan tajam telah Ardhaniel keluar.
Kemudian, Ardhaniel menyodorkan pedang tersebut di hadapan Arvion, " Ambil pedang ini, dan bunuh aku menggunakan pedang ini. Rasanya sangat tidak terhormat bagiku, jika aku meninggal karena selang pernafasan ku di lepas " Ujar Ardhaniel.
" Bunuh aku menggunakan pedang ini, ini tajam. Bunuh aku di depan keluarga besar, aku lahir di depan mereka. Dan aku mati di depan mereka, serta nodai seragam ku ini dengan darahku sendiri " Lanjut Ardhaniel.
Seluruh keluarga membulat kan matanya mendengarkan tutur kata yang baru di sampaikan oleh Ardhaniel. Arsean ingin marah sebesar-besarnya, namun ia berhasil di tenangkan oleh Gracia, kekasih nya.
Arvion membulat kan matanya, mata Arvion berkaca - kaca. Tangan nan kakinya gemetar.
" Bunuhlah aku, dan kau akan menikahi Indah. " Tegas Ardhaniel.
" Itu kan kemauan mu? " Lanjut Ardhaniel.
" Seluruh keluarga memang menutupi kasus ini dari aku, tapi aku pintar, cerdas nan jenius. Hal yang mudah bagiku untuk membongkar kebusukan mu ini " Sambung Ardhaniel sembari tersenyum licik.