15.

3.6K 421 6
                                    

Sugeng rawuh...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SUARA alarm berbahaya kapal berbunyi dengan nyaring, memekikkan telinga. Sang nahkoda melihat itu panik, berlari. Keluar dari ruang pengemudi kapal dan menghampiri para awak kapal yang tak lain, tak bukan adalah pasukan tentara angkatan laut yang baru saja menyelesaikan tugas negara nya. Wajah panik dan khawatir sang nahkoda terus tercetak.

" Letnan! Gawat! " Seru sang nahkoda dengan nafas tersenggal - senggal.

Ardhaniel mengeritkan keningnya, berdiri dari tempat duduk, " ada apa? " Tanya Ardhaniel kepada nahkoda.

" Alarm berbahaya kita berbunyi! di depan ada mara bahaya, Letnan! " Panik sang nahkoda.

Ardhaniel, Arzean dan Revaldo langsung berjalan memasuki ruang pengemudi. Melihat alarm berwarna merah yang menyala dan berbunyi sangat nyaring, kemudian Ardhaniel menoleh ke arah depan.

" Benar, di depan ada badai. Bersedia semua! " Seru Ardhaniel.

" Siap, laksanakan! " Jawab Revaldo dan Arzean.

Kemudian, Revaldo dan Arzean memberikan informasi ini kepada prajurit lain. Tanpa basa basi prajurit lain mempersiapkan diri untuk melewati badai yang cukup besar tersebut. Di ruang pengemudi kapal, Ardhaniel memegang kendali kapal.

Dengan kondisi tubuh yang kurang membaik, Ardhaniel berusaha tetap fokus dan menjadi sesosok pemimpin yang baik. Mengingat ia adalah sesosok pemimpin dari pasukan ini, Usai melihat jarak kapal dan badai tersebut semakin dekat, Ardhaniel mengencangkan genggaman nya dan bersiap menerjang.

Tak lama, kapal ter ombang - ambing dengan sangat kuat. Angin badai yang ricuh, ombak laut yang mengamuk, menerjang habis habisan kapal yang di tumpangi oleh Ardhaniel. Dengan sigap, sang nahkoda menghubungi pihak bantuan dari Armada Angkatan laut.

Ardhaniel terus bersih keras menahan keseimbangan kapal dari terjangan ombak dan angin.

" Ardhan! " Seru Revaldo.

Revaldo berjalan dengan ter ombang ambing, menghampiri Ardhaniel dan membantu menahan keseimbangan kapal, hal yang di lakukan oleh Arzean. Ketiga perwira muda tersebut, berkerja sama melewati badai yang sedang mengamuk.























⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Suara reporter berasal dari televisi, berhasil mengalihkan perhatian dua keluarga bangsawan yang tengah berkumpul. Seluruh atensi tertuju kepada televisi, rupa dan ekspresi yang awalnya santai menjadi tegang usai berita tersebut menanyangkan tentang badai di tengah laut dan terdapat kapal yang terjebak di dalamnya.

" Kapal nya Ardhaniel... " Lirih Arvion.

Ucapan Arvion berhasil mengundang tangisan sang nyonya lakeswara, dengan sigap Bayu Lakeswara memeluk sang istri tercinta. Indah mematung, mata nya berkaca kaca.

𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang