⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1 Bulan Kemudian. . .
SEMBURAT cahaya matahari menemani keberangkatan para prajurit tentara angkatan laut terpilih yang akan berlaga di medan perang sesungguhnya. Pagi hari di Armada Angkatan Laut Surabaya telah ramai oleh para keluarga prajurit yang terpilih, tangis haru menemani pagi yang indah ini.
Ardhaniel menatap sendu ke arah sang istri. Indah tersenyum sembari merapikan seragam suaminya. Tangan Indah berhenti di dada bidang suaminya, merapikan kerah seragam dan tersenyum.
" Ada apa, mas? " Tanya Indah lembut
" Aku nggak tega ninggalin kamu " Jawab Ardhaniel sendu
" Semalam penuh kita bersama, bahkan tadi pagi kamu Masih peluk aku. Masih kurang? Kata mamas kan, mamas nggak lama " Jawab Indah tersenyum
" Mas usahakan tidak lama. Tapi, tetap saja. Mas nggak tenang, ninggalin kamu waktu hamil besar " Jawab Ardhaniel sembari mengusap perut buncit Indah
Indah tersenyum, " Tenang, mas. Ada keluarga kita, teman temanku. Aku yakin mereka pasti jaga aku " Jawab Indah menyakinkan Ardhaniel
" Pergilah tugas, nak. Indah sama ibu dan ibu mertua mu " Ucap Anindhita menenangkan putra bungsu nya itu
" Dua prajurit khusus kamu kerahkan untuk menjaga istrimu, pasti aman " Tambah Bayu Lakeswara
Ardhaniel mengangguk, " Aku pergi dulu ya sayang? Jaga diri baik - baik. Aku akan pulang sebelum dede lahir " Ucap Ardhaniel
" Iya, mas. Hati hati, kalau ada sinyal. kabari aku " Jawab Indah
" Pasti sayang " Jawab Ardhaniel
Ardhaniel membawa istri nya ke dalam dekapan nya, memberikan ciuman serta usapan lembut untuk istrinya. Kemudian, Ardhaniel merenggangkan pelukan. Berlutut di hadapan Indah
" Jagoan ayah.., ayah pergi tugas dulu sayang. Jagain bunda, nak. Jangan nakal, okey? tunggu ayah pulang " Ucap Ardhaniel kepada anaknya.
Indah tersenyum haru. Membiarkan suaminya mengecup perut nya, kemudian Ardhaniel kembali berdiri dan memberikan kecupan perpisahan di wajah Indah.
" Pergilah, nak. Pulang dengan selamat, Indah aman bersama kami " Jawab Damar Bhamakerti
Ardhaniel tersenyum, kemudian ia menggendong tas ransel nya yang besar itu. Ardhaniel menatap Indah sebelum pergi, melambaikan tangan dan berjalan mundur menuju kapal yang akan membawa nya.
Kaki Ardhaniel telah menginjak kapal. Lambaian tangan Ardhaniel belum turun, matanya berkaca - kaca. Kapal yang di tumpangi Ardhaniel dan kawan kawan telah berjalan, meninggal kan Armada Surabaya dan memulai misi penting mereka.